Chapter #1

794 50 4
                                    

Seorang gadis terlihat bosan memperhatikan beberapa orang yang mengoper bola kesana kemari. Yeji melirik jam di pergelangan tangannya. Hampir satu jam berada disana namun sepertinya orang yang sedang ditunggunya belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai. Yeji mulai merasa jenuh menunggu. Yeji beranjak dari tempatnya dan menghampiri seorang laki-laki yang mengenakan baju basket bertuliskan angka 12

"Oppa, kalau kau masih ingin berada disini setidaknya katakan padaku. Aku tidak perlu menunggu selama ini"

Laki-laki itu hanya menoleh sekilas dan melanjutkan aktifitasnya. Laki-laki itu mendrible bolanya kemudian melemparkannya ke ring dan tepat sasaran. Perkataan Yeji dihiraukannya begitu saja

"KYUNGSOO OPPA" Teriakan Yeji yang begitu menggelegar di dalam lapangan basket itu sampai-sampai semua sahabat-sahabat Kyungsoo harus menutup telinga mereka. Kyungsoo hanya bisa menghela nafas panjang melihat itu

Kyungsoo mengambil tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian memberikannya kepada Yeji. Yeji hanya bisa melongo tidak mengerti jalan pikiran kakaknya ini

"Kau pulang naik taksi saja. Aku masih ada urusan"

"Kenapa tidak mengatakannya? Aku jadi menunggu terlalu lama. Lagipula oppa tidak perlu memberikanku uang, aku juga memiliki uang sendiri"

Yeji mengembalikan uang itu ke tangan Kyungsoo dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi. Yeji menghentikan sebuah taksi dan segera masuk naik. yeji terus saja menggerutu merasa kesal dengan Kyungsoo. Padahal dirinya sudah menunggu lama dan ternyata Kyungsoo memintanya pulang sendiri. Yeji tidak tahu yang terjadi dengan Kyungsoo. Kyungsoo itu seperti bunglon yang bisa berubah dengan cepat. Bukan berubah seperti di film-film tapi sikapnya yang bisa berubah bahkan hanya dalam hitungan detik

"Aigo, puteri eomma sudah pulang rupanya" Kim Jieun, ibunya yang saat itu sedang membaca majalah menghentikan aktifitasnya. Walau sudah berumur namun ibunya itu masih terlihat segar

"Eomma" Yeji memeluk ibunya sambil merengek. Jieun mengelus rambut Yeji dengan lembut seperti layaknya seorang anak kecil. Walau sekarang umur Yeji sudah menginjak 20 tahun, namun Yeji tidak merasa risih sama sekali diperlakukan seperti itu oleh ibunya. Yeji malah merasa nyaman saat ibunya memperlakukannya seperti itu

"Ada apa, hm? Apa ini tentang Kyungsoo lagi?"

"Aku menunggu Kyungsoo oppa selama satu jam namun oppa malah memintaku pulang sendiri dan yang paling menyebalkan dia memberikanku uang tanpa mengatakan apapun. Terlebih Kyungsoo oppa tidak merasa bersalah sama sekali. Benar-benar menyebalkan"

Jieun hanya tersenyum. Sudah biasa Yeji merasa kesal atau marah dengan kakaknya sendiri. Bahkan Yeji juga pernah menangis hanya karena Kyungsoo tidak bicara padanya selama beberapa hari. Anggap saja Yeji terlalu terbawa perasaan tapi bukankah itu lumrah terjadi di antara hubungan kakak beradik? Jieun memaklumi sikap Kyungsoo yang seperti itu. Putera sulungnya itu juga telah melalui banyak hal yang membuatnya seperti itu. Jika Jieun bisa memutar waktu, Jieun ingin kembali ke masa-masa putera serta puterinya masih menjadi anak-anak kecil yang polos. Namun itu semua hanyalah angan bagi Jieun

"Eomma" Jieun tersentak dari lamunannya mendengar Yeji memanggilnya

"Eomma mengerti. Kalian berdua sudah tumbuh dewasa. Seperti Yeji yang punya alasan setiap ingin melakukan sesuatu,  Kyungsoo juga pasti punya alasan untuk itu"

"Eomma benar. Tapi tetap saja menyebalkan. Kenapa eomma tidak memberikan aku kendaraan pribadi saja eomma? Aku akan sangat senang menerimanya"

"Tidak bisa sayang. Eomma dan appamu sudah sepakat untuk saat ini tidak membiarkanmu mengendarai kendaraan"

My Brother  [Do Kyungsoo]《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang