Yeji sedikit merasa aneh dengan suasana ini. Yeji terbiasa dengan keheningan hanya saja keheningan saat ini terasa berbeda. Sahabat-sahabat kakaknya yang biasanya tidak bisa diam jika sedang bersama malah terlihat sangat tenang
"Eomma, apakah Kyungsoo oppa sedang bertengkar dengan mereka?" Jieun mendongak dan mengikuti arah pandang Yeji yang melihat puteranya dan juga sahabat-sahabatnya hanya diam saja. Mereka terlihat fokus dengan kegiatan masing-masing
"Setahu eomma mereka tidak bertengkar sama sekali. Biasanya kalau mereka bertengkar bukannya saling mendiamkan namun mereka akan saling menghindar hingga permasalahan mereka diselesaikan"
"Aneh saja melihat mereka sejak tadi hanya diam. Tidak seperti biasanya"
"Tidak ada yang aneh. Kau tidak terbiasa melihat mereka diam karena biasanya kau melihat mereka ribut atau hanya sekedar berbincang"
Jieun mengambil makanan yang tadi dibawanya dari rumah dan memberikannya kepada Yeji. Jieun sangat mengetahui bagaimana puterinya itu jadi dia membuatkan bubur sendiri di rumah dan tentu saja tidak hambar
"Seoyun sudah pulang?" Yeji mengangguk kecil menjawab pertanyaan dari ibunya itu. Seoyun telah pulang setengah jam yang lalu sebelum ibunya datang. Katanya karena sudah ada Kyungsoo disana jadi Seoyun memutuskan untuk segera pulang. Terlebih Seoyun sudah hampir seharian menemaninya. Yeji juga membiarkan Seoyun pulang karena Yeji cukup tahu diri untuk tidak merepotkan Seoyun walau Seoyun sendiri tidak merasa keberatan
Yeji memakan bubur buatan ibunya dengan tenang. Dalam keheningan itu, Yeji teringat akan sesuatu. Yeji menatap Kyungsoo sebelum berbisik kepada ibunya
"Eomma. Setelah pulang dari rumah sakit, aku ingin eomma menemaniku menemui Hyanggi eonni" Yeji berucap setelah menghabiskan makanannya
Jieun seketika menatap Yeji melihat bagaimana ekspresi puterinya saat itu. Yeji tak memperlihatkan ekspresi apapun namun Jieun bisa melihat ada sebuah pancaran dalam tatapannya itu. Tatapan yang telah lama hilang dari puterinya dan saat ini telah kembali. Hal itulah yang membuat Jieun mengangguk menyetujui permintaan Yeji
"Tapi eomma, jangan mengatakannya kepada Kyungsoo oppa"
"Kenapa kau tidak ingin mengatakannya kepada Kyungsoo?"
"Kyungsoo oppa tentu saja tidak akan membiarkanku. Dia akan mengatakan seribu alasan untuk melarangku"
Jieun mengangguk membenarkan perkataanYeji. Jika Kyungsoo mengetahui bahwa Yeji akan pergi menemui Hyanggi, bisa dipastikan puteranya itu tidak akan membiarkannya begitu saja. Jieun cukup mengerti dengan kekhawatiran puteranya itu
"Apa kau benar-benar yakin ingin menemuinya?" Jieun ingin memastikan kembali jika Yeji benar-benar baik-baik saja. Ingatkan dirinya bagaimana keadaan Yeji ketika mengingat tentang kakak perempuannya itu
"Aku sangat yakin eomma. Tidak akan terjadi hal yang buruk padaku. Ada yang mengatakan jika masa lalu itu tidak perlu diingat maupun dilupakan. Hanya perlu hidup berdampingan dan biarkan mengalir begitu saja. Aku hanya akan tersiksa jika harus mengingat atau melupakan kejadian itu. Jadi aku memutuskan untuk mencoba hidup berdampingan. Lagipula itu hanya sebuah masa lalu"
Jieun terharu mendengar perkataan Yeji. Hal itu tentu saja disambut baik oleh Jieun. Yeji, puteri kecilnya akan segera kembali. Jieun tentu sangat bersyukur karena Yeji ingin berusaha dan Jieun sebagai ibu akan selalu memberikan semangat untuk puterinya
"Eomma sangat senang mendengar hal itu. Sejujurnya, eomma telah lama menantikan hal ini. Melihat putera dan puteri eomma kembali seperti dulu. Namun eomma juga tidak ingin terlalu memaksa karena hal itu malah membuat kalian terluka. Jadi eomma memilih diam membiarkan kalian menentukan pilihan kalian sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother [Do Kyungsoo]《END》
Fiksi PenggemarDo Kyungsoo, seorang kakak bagi Do Yeji. Yeji tidak tahu bagaimana sebenarnya sikap kakaknya itu. Terkesan menyebalkan dan juga misterius. Namun juga terkadang terlihat layaknya seorang malaikat. Hingga pada akhirnya Yeji tahu alasan di balik semua...