Dear Readers, Happy Reading 💕
Keesokan paginya aku masih terbayang mimpi seram semalam. Belum pernah aku mengalami hal seperti ini sebelumnya. Kularutkan diriku dalam kesibukan seperti biasa agar tak terlalu memikirkannya. Kemudian siang hari mba Yuna datang menyambangiku."Jisoo... Jadi pergi ke pengajian?"
"astaga" Pekikku karena lupa akan janjiku.
"Loh kok masih belum siap?" Tanya mba Yuna heran melihatku masih menjemur.
"Ya ampun mba aku lupa kabari. Aku nggak bisa ikut. Nggak dikasih izin sama Jen."
"Loh Ji, mau ngaji aja kok nggak diijinin. Gimana Jen-mu itu?"
"Bukan gitu mba, aku ngga diijinin nitip si abang ke mertuaku. Soalnya abang suka ga kuat lama-lama. Pasti bosan dan langsung minta pulang."
"Bawa aja toh. Yang lain juga bawa anak. Gak akan bosan, nanti di sana juga dia ada kawan. Hayuk Ji lekas siap-siap. Di rumah terus lama-lama sumpek kamu. "
"Ya mba. Tunggu sebentar ya. Hari ini cuciannya bu Solar lagi borongan nih. Biasanya jam 10 sudah rampung."
"Iya Ji. Lagi ada tamu dia. Saudaranya lagi berkunjung. Panenlah kau Ji. Sini tak bantu jemur kamu siap-siap sana"
"Makasih mba, mba paling baik deh. Aku siap-siap dulu ya."
Aku pun bergegas bersiap-siap. karena sudah lama tak keluar sampai bingung baju apa yang mau kupakai. Akhirnya kupakai baju gamis lebaran tahun lalu.
Kemudian aku menyiapkan si ade dan keperluannya, terakhir yang paling ribet adalah menyiapkan bang Lim. Aku harus membujuknya terlebih dahulu agar mau ikut. Aku sampai berpeluh-peluh.
Tak kusangka persiapan mengajak anak pergi sangat berat seperti persiapan ke medan perang. Mba Yuna sudah memanggil-manggil dari luar. Segera ku gendong si adek dan menuntun abang yang masih sibuk merengek membawa semua mainannya.
Akhirnya perjuanganku pun terbayar. Ibu-ibu pengajian menyambut ku dengan ramah. Mereka senang aku bergabung. Abang Lim terlihat asyik bermain di teras rumah bersama cucunya bu RT.
Aku bersyukur mendapat teman seperti mba Yuna. Kalau bukan karena mba Yuna aku tak akan merasakan lagi senangnya bersosialisasi. Sudah lama sekali sampai aku lupa asyiknya bersenda gurau.
Ketika ibu-ibu bergantian membaca doa-doa, aku permisi sebentar ke sudut ruangan untuk menyusui si ade yang kehausan.
Ku lihat jam, tak terasa sudah 2 jam aku senang-senang di luar rumah. Ku lihat di luar langit sudah kelihatan mendung, angin dingin pun sudah mulai terasa. Lantunan doa membuatku mengantuk. Aku pun jatuh tertidur dipengajian sambil menyusui si ade.
Pikiranku yang cemas akan cucian bu Solar di jemuran membuat tidurku tak sempurna. Dalam setengah tidur aku pun mendengar percakapan mba Yuna dan bu Nayeon.
"Mba Yun, aku pamit duluan ya. Mau angkat jemuran. Eh itu si Jisoo ngga dibangunkan?"
"Sssttt biarin aja. Kasihan, habis borongan cucian dia."
"Ya udah nanti aku sekalian lewat depan rumahnya. Aku tengok cuciannya dia."
Meskipun sudah tertidur aku bisa mendengar jelas percakapan mereka. Akupun jadi kepikiran dengan keadaan jemuran di rumahku. Tetapi karena terlalu letih aku pun pasrah.
Tak lama mba Yuna membangunkanku karena pengajian sudah selesai. Ibu-ibu banyak yang izin pulang karena khawatir hujan. Aku dan mba Yuna pun bergegas pulang supaya tidak kehujanan di jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Horor Pendek || Jensoo
FanfictionTerdiri dari kumpulan-kumpulan cerita horor dengan berbagai judul. Hanya untuk orang-orang pemberani yang bisa baca cerita ini. Meskipun horor tetap ada romantisnya kok~ dibumbui biar gak tegang-tegang amat.