05

416 51 15
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Malam ketika anak-anak sudah tertidur, Jen tiba-tiba mengampiriku. Dia memijat kakiku dan membawakanku teh hangat.

"Sudah agak enakan belum?" Tanyanya lembut penuh perhatian.

"Sudah. Makasih ya Jen. Maaf aku sudah merepotkanmu belakangan ini"

"aku yang harusnya berterimakasih. Selama kamu sakit aku jadi merasakan kamu banyak berkorban untukku. Terimakasih untuk selama ini ya." Gumam Jen membuatku tak dapat berkata-kata lagi.

"kamu sekarang berubah. Aku jadi penasaran apa yang dikatakan Ayah padamu" Tanyaku.

Jen hanya tersenyum malu. Kemudian ia merebahkan kepalaku dilengannya. Kami berbaring bersama. Jen mengelus kepalaku dengan lembut.

Dada ku berdegup kencang. Ini pertama kalinya aku melakukan hal mesra dalam keadaan sadar dengan suamiku. Untuk menutupi kecanggunganku akupun berusaha mengobrol dengannya.

"Jen, menurutmu apa perlu kita menemui orang pintar? Kata mba Yun orang-orang menyangka sakitku ada hubungannya dengan hantu yang selalu menggangguku"

"Tidak usah dipikirkan gosip tetangga. Tidak ada gunanya Jisoo"

"Aku juga penasaran Jen. Kalau memang benar mengapa dia menggangguku Jen?"

"Mungkin dia cemburu sama kamu. Kamu bilang dia suka sama aku,mungkin dia cemburu." Seloroh Jen.

"ada hantu yang suka sama kamu tapi kok kamunya tenang-tenang saja."

"aku nggak keberatan kalau hantunya cantik."

"kamu ini malah bercanda. Aku serius Jen"

"aku juga serius." kata Jen sambil memindahkan posisi tubuhnya.

Kini tubuh Jen sudah berada di atasku. Sambil mengecup keningku dia berkata.

"aku kangen"

Jantungku berdegup kencang. Aku memastikan diriku tidak sedang bermimpi. Aku dalam keadaan sadar dan Jen sedang mencumbuku.

Dia terus menghujaniku dengan kecupan. Hangat sekali. Tangannya mulai menggerayangiku, satu persatu kancing daster yang sedang kupakai ia lepaskan.

Kemudian aku merasakan untuk pertama kalinya. Tubuhnya merasuk ke dalam diriku yang tak kuasa menahan kenikmatan. Lalu akupun jatuh terkulai lemas. Aku tertidur dalam dekapan Jen.

Dan aku pun bermimpi indah malam itu. Aku mengunjungi tempat yang dipenuhi bunga-bunga yang cantik. Aku ingat tempat itu adalah taman bunga yang selalu ingin ku kunjungi bersama ayah dan ibu ketika liburan di waktu kecil.

Akupun teringat akan mereka. Aku segera menyambangi mereka. Aku melesat pergi ke kampung halamanku dan ku ketuk pintu rumahku. Seperti biasa mereka akan menyambutku dengan terkejut.

"Jisoo?? Kau datang nak. Bukan kah ayah sudah memberitahu suamimu"

"Iya Ayah, Jisoo datang lagi." Kataku memeluk mereka.

"Apa suamimu tidak memberitahumu Jisoo?" Tanya ayah cemas.

"Maskud ayah apa. Memberitahuku soal apa?" Jawabku lugu.

Ayah menghela nafas panjang kemudian menyuruhku duduk.

"Jisoo, kamu tidak sedang bermimpi nak. Ah.. Seharusnya ayah langsung mengatakanya pada mu waktu itu" Kata ayah membuatku terkejut.

"Mengatakan apa ayah?" Tanyaku semakin kebingungan. Aku memang sedang bermimpi. Mengapa ayah berkata begitu.

"Ayah harusnya memberitahumu nak. Kamu sedang dalam bahaya. Seharusnya kamu tidak ke sini dan meninggalkan ragamu." Ayah menjelaskan.

Kumpulan Cerita Horor Pendek || JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang