Dear Readers, Happy Reading 💕
"Jen, semalam aku ketiduran lagi ya?" Tanya ku pada Jen penasaran.
Mimpi aneh semalam mengganggu pikiran ku sejak bangun pagi ini.
"Biasalah. Kamu kalau sudah nempel kasur pasti langsung molor." Katanya dingin
"Berarti kamu tidak jadi....."
"Aku langsung tidur semalam, buat apa capek-capek nunggu." Katanya langsung menjawab ketus
"Maaf ya sudah mengecewakanmu" Kataku berusaha meredakan marahnya.
"Lain kali jangan begitu lagi ya"
Sungguh aneh. Biasanya meskipun aku tertidur keesokan harinya Jen sudah mengecupku dengan mesra setelah melaksanakan kewajibanya yang tak mungkin ditunda.
Pagi ini aku terbangun dengan pakaian lengkap. Namun tak bisa disangkal mimpiku semalam benar-benar nyata. Kudapati leherku merah ketika aku mandi pagi ini.
Dan organ intimku terasa perih seperti ketika aku selesai berhubungan intim di luar kesadaran. Ya hanya rasa perih yang tersisa untukku di setiap malam Jen mencumbuku dalam keadaan tak sadar.
"Iya Jen. Kalau kamu kangen lagi nggak usah nunggu malam. Kapanpun kamu minta aku pasti layani." Kataku membuat Jen tercengang.
"aku berangkat dulu ya." Katanya pamit.
Tentu saja Jen tak pernah menjamahku selain di waktu malam. Katanya aku selalu sibuk di siang hari dan anak-anak belum tidur. Aku ingin sekali percaya pada Jen tetapi dikala ada kesempatan pun Jen tetap menolak.
Dan mimpi semalam seolah memberi pertanda, sosok perempuan bergaun merah ada kaitannya dengan hubunganku dan Jen selama ini.
Semakin aku memikirkannya semakin terasa ngeri. Sosok ini kah yang selalu berhubungan dengan Jen?
"Bang ayo berangkat sekolah." Teriakku memanggil si abang yang masih terlihat menghindariku.
Mungkin dia masih ngambek.Seharian itu aku membujuknya. Untungnya si ade sudah tak rewel lagi. Sekarang giliran aku mencurahkan perhatianku pada abang.
Siang itu aku membelikan es krim untuknya, tetapi dia masih tak ingin ku ajak bicara ataupun ku elus.
Saat si abang sedang bermain di luar ku dengar dia sedang diejek oleh teman-temannya. Aku syok mendengar anak-anak kecil yang polos bisa mengatakan hal yang jahat.
"Ihh Limario anak hantu"
"Limario bundanya serem loh. Takut"
Limario pun segera berlari ke dalam rumah sambil menagis. Tak kusangka akhirnya gosip itu benar-benar membuat aku dan anakku menjadi korban.
Bu Solar tiba-tiba saja tak mengantarkan cuciannya hari ini. Sekarang Limario mengalami pembully-an.
Dadaku pun panas karena emosi. Aku bergegas membawa semua anakku menuju rumah bu Nayeon. Mba Yuna yang tak sengaja melihatku dijalan penasaran.
"Loh Jisoo mau kemana? "
"Aku mau ke rumah bu Nayeon mba. Kasian anakku jadi korban gosipnya!"
"Tunggu Jisoo, aku ikut." Kata mba Yuna panik segera menutup pintu rumahnya dan mengenakan sendalnya.
"Assalakamualaikum." Teriakku di depan rumah bu Nayeon.
"Walaikum sa.... " Jawab bu Nayeon terkejut melihat kedatanganku.
"Sabar Jisoo. Jangan nuruti emosi" Mba Yuna berusaha menenangkanku agar aku tidak kebablasan.
"Bu Nayeon. Kemarin ibu yang nyebarin gosip tentang aku kan? Aku tak keberatan digosipin sekampung bu tapi tolong pikirkan anakku bu. Sekarang Limario diolok-olok temannya." Kataku langsung ke pokok permasalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Horor Pendek || Jensoo
FanficTerdiri dari kumpulan-kumpulan cerita horor dengan berbagai judul. Hanya untuk orang-orang pemberani yang bisa baca cerita ini. Meskipun horor tetap ada romantisnya kok~ dibumbui biar gak tegang-tegang amat.