Bantu Aku Untuk Bertahan

1.1K 36 2
                                    

Hatiku terasa teriris pisau tajam dan perih terasa disetiap goresannya, menetap disana tidak hilang meski aku berusaha membuangnya. Sakit ini, mungkin hanya aku yang merasakannya. Aku merasa seperti seorang pencuri saat mengetahui semua ini, penyebab kesakitanku, saat aku membuka salah satu akun media sosialnya, membaca beberapa chatnya dengan teman perempuannya menghantam rasa sakit di hatiku, dua alasan yang membuatku menyesali rasa iseng dan pernasaranku yang berlebihan. Mungkin sikapku memang berlebihan, tapi hatiku ini tidak bisa dikendalikan. Yang aku lihat adalah, kedekatan, keakraban dan aku terbuang.

Tidak sanggup lebih lama, kututup akun itu secepat aku bisa. Mataku memanas, tapi sekuat tenaga kutahan airmata itu agar tidak tumpah, aku tidak ingin terlihat seperti orang bodoh. Aku bertekad tidak akan pernah lagi melakukannya. Tidak, meski aku penasaran setengah mati. Mungkin lebih baik dari pada setengah mati menahan perih di dadaku.

"Kamu kenapa ?." Tanyanya, mengenggam tanganku. Aku tau dia heran melihat aku yang tiba-tiba berubah jadi pendiam.

"Tidak apa-apa." Jawabku, berusaha keras agar suaraku tetap normal, meski begitu getaran dalam suara masih jelas terdengar.

"Kamu kenapa ?." Dia masih bertanya. Tentu saja dia tau aku tidak baik-baik saja. "Matamu merah, kamu menangis ?." Tanyanya lagi menatapku lekat.

"Tidak, perih kena debu." Jawabku mencari alasan, berusaha memaksakan sebuah senyuman meski bibirku terasa sekeras batu, seakan aku lupa cara untuk tersenyum hingga hanya menghasilkan kedutan bibir yang aku sendiri tidak yakin untuk melihatnya. Alibi yang sangat lemah, tapi dia percaya. Entah benar percaya atau sengaja tidak ingin memaksaku.

Aku memalingkan wajah darinya, menarik nafas panjang berusaha melepaskan beban berat yang terasa menghimpit dadaku, hanya untuk menyadari itu tidak berguna. Pernahkah kalian merasa begitu ketakutan akan kehilangan seseorang yang begitu kalian sayangi, rasanya hingga tidak bisa bernafas. ada ungkapan bahwa 'sakit hati menyebabkan kesakitan fisik', itu adalah benar, karena itulah yang sedang aku rasakan. Sakit, seakan sesuatu menghantamnya dengan keras. Aku bahkan merasa tidak sanggup berdiri dengan kakiku sendiri apalagi harus tersenyum seakan semua baik saja, padahal tentu saja aku tidak baik. Saat ini aku hanya butuh bantalku, selimutku dan menangis semalaman. Berharap besok akan lebih baik, berharap ini hanya pikiran bodohku, walau aku tau, aku sadar ini benar terjadi.

Dan besoknya tidak ada yang menjadi lebih baik. Sakit itu masih disana, beban berat itu masih menghimpit dadaku, membuatku kesulitan untuk menghirup udara dengan bebas, menyakitiku dengan kesadaran akulah yang harus menanggung sakit ini. aku bodoh, aku tau. Kenapa aku harus menanggungnya sendiri, lagi pula itu hanya obrolan ringan. Andai saja bisa seperti itu, andai saja semudah itu, andai saja itu bukan dia, bukan orang yang sangat aku sayangi. Tapi, itu hanyalah harapan kosong. Aku tidak berharap orang akan mengerti, ini perasaanku, sakitku, milikku, dan hanya akulah yang merasakannya.

Aku duduk diam di ujung sofa, sementara aku tau dia memperhatikanku dari sudut lain. Masih begitu sulit rasanya bibirku untuk berucap dan begitu sulit untuk menyembunyikan kesakitanku.

"Ada yang ingin kamu sampaikan ?." Akhirnya dia membuka suara setelah sekian lama hanya hening diantara kami.

"Aku,.." Berusaha menguatkan diri, tapi kata-kataku terhenti. "Tidak." Akhirnya memutuskan bahwa aku tidak sanggup.

"Ayolah sayang, katakan saja. Aku melakukan kesalahan lagi ?, kamu marah padaku ?. katakanlah, beri tau aku. Jangan seperti ini, please." Dia meraih tanganku, menarikku mendekat padanya. Suaranya terdengar memohon begitupun tatapan matanya. Tapi seharusnya aku lah yang memohon. Tolong, lepaskan beban ini, hilangkan rasa perihku, jangan beri aku rasa sakit lagi, aku mohon.

"Tidak." Kataku menggeleng. "Kamu tidak salah, aku.. aku tidak tau." Jawabku terbata.

"Ada apa ?, ceritakan saja."

Just Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang