Mungkin aku terlalu memikir kan nya semalam sampai aku kurang tidur pada pagi hari ini. Jujur , malas rasanya untuk pergi kesekolah dengan perasaan yang sungguh bertanya tanya.
Perasaan ku selalu berkata bahwa ada sesuatu yang cepat atau lambat akan terjadi. Sesuatu yang selama ini aku tidak inginkan terjadi. Entah perasaan ku yang berlebihan? Atau hanya sekedar bayangan yang hilang arah?
Aku mencoba menenangkan pikiran dan perasaan ku. emotional ku cukup tak stabil untuk hari ini. Aku berusaha bertindak se-normal mungkin sehingga tidak seorang pun bisa mengetahui perasaan ku yang sebernarnya. Tidak terkecuali aku ber tekad tidak memberi satu patah kata pun pada Rebecca tentang ke bimbangan ku.
Semua semangat ku hilang. Dalam satu malam dan satu kecurigaan ku padanya dapat membuat satu hari ku menjadi hal yang paling buruk.
Sesampainya di sekolah aku memutuskan untuk hanya diam. Berbicara jika hanya di tanya. Pikiranku melayang kemana mana. Semua pikiran negative berputaran di dalam otakku.
"Lo kenapa? Sakit lo?" Rebecca menanyakan keadaan ku.
"Enggak kok. Lagi malas ngomong aja" Jawab ku. meskipun tak ada satu orang pun yang akan percaya dengan perkataan itu karena aku lah di ratu berisik di kelas tapi , karena kehabisan alasan aku mengajukan alasan tersebut.
"Boong lo. Sama sahabat lo sendiri aja boong mulu" Jawab nya sok ketus
"Ngapain gw boong. Eh, abis ini pelajaran apa ya?" jawab ku pendek sekaligus mengalihkan pembicaraan yang aku yakin akan semakin memanas jika tidak di sudahi.
"Ngalihin pembicaraan mulu lo!" jawabnya
Aku memilih untuk diam dan ber pura-pura membaca buku yang ada di depan ku. Pikiran ku terus berlari kesana kesini.
"Kenapa dia gitu ya?"
"Apa dia udah gak mau sahabatan sama gw?"
"Apa ada omongan gw yang salah?"Tak sedetik pun otak ku bisa berdiam dan berfikir positive. Aku sangat menunggu-nunggu waktu jam sekolah ku selesai.
Aku melihat ke arah jam. Jam sudah menunjukan pukul 16:00. Aku harus menunggu 5 menit untuk mendengar kata "Kelas Selesai" . Menunggu 5 menit bagaikan menunggu 5 jam lamanya. Aku melihat jarum yang terus berputar.
Sampai akhirnya.....
"KELAS SELESAI" kata guru BahasaIndonesia ku.
Aku langsung bersiap untuk pulang dan langsung berjalan cepat untuk sampai ke mobil ku. Sampai sampai aku terlupa bahwa Rebecca ingin meminja CD film ku yang baru ku beli. Aku memutuskan untuk memberinya besok dan meninggal kan pesan maaf karena aku terburu buru.
*sampai dirumah*
"Diiii?" pesan singkat yang ku kirim ke sahabat lelaki ku yang kemarin malam sedikit aneh.Aku menunggu balasannya.
"Audie? Kamu kemana?" aku memutuskan untuk mengirimkan pesan lagi setelah 30 menit ia tidak membalas pesanku.
Aku terus memandangi layar HP ku menunggu pesannya. Tak kulihat ada tanda-tanda yang membalas pesanku.
pukul 21:00
Tak ada balasan sedikit pun darinya? Hatiku makin tak karuan. Menebak-Nebak apa yang ia lakukan sampai ia tak ada waktu membalas pesan ku? sedikit pun? Aku mencoba untuk tenang.
Tenang dalam ke bimbangan dan ketidak yakinan memang sulit dan aku mencoba untuk melakukannya. Aku terus mencoba berfikir positive..
Semoga esok hari dia bisa memberikan aku penjelasan yang benar-benar ku bisa terima karena ia telah membuat ku khawatir setengah mati..
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Friendship
Rastgelekita gak akan pernah tau kapan cinta itu tumbuh karena kita tidak bisa melarang cinta itu untuk menghilang. cinta itu perasaaan yang tidak bisa kita tebak bahkan di dalam perbedaan status yang ada.