Entah sampai kapan aku harus tetap menunggu. Menunggu orang yang ku tau tak akan pernah nyata dalam hidupku. Orang yang terkadang membuat ku mengikuti hanya jejak bayangan hitam yang akan hilang jika pada saat nya. Tak ada kesempatan terlihat. Tak ada celah kemungkinan yang ku rasakan. Tapi, aku tetap menunggu. Aku tetap mau merasakan rasanya kecewa tapi berusaha di bandingkan... aku harus kecewa karena memang aku tidak berusaha.
Aku terus memutuskan tekadku untuk memulai semua pesan pada setiap harinya meskipun ya , balik lagi aku tak tau kapan ia akan membalas dan menyadari bahwa aku akan selalu ada kapanpun ia butuhkan aku. Aku terus berharap meskipun aku tau aku akan jatuh. Tapi ironis bukan kalau aku harus jatuh tanpa tau hasil akhirnya. Aku setengah perjalanan menuju akhir jadi, lebih baik aku teruskan dan tuntaskan semuanya. Jika aku harus terjatuh aku akan biarkan diriku terjatuh dan di lain kesempatan aku tak akan pernah jatuh di lubang yang sama. Anggap saja ini pelajaran yang membuat hidupku akan lebih baik.
Aku memulai pesan ku lagi.
"Audie" hanya pesan singkat. aku takut jika aku mengeluarkan semua isi hatiku disaat seperti ini ia akan semakin menjauh. Mungkin ia sedang ada masala dengan keluarganya? entah aku tetap akan menunggu dan mencoba berfikir positive terhadapnya.
Aku langsung bergegas ke sekolah dan entah hari ini keadaan ku mungkin lebih buruk. tiba tiba sebuah pertanyaan melingkupi pikiran ku "Apa sekarang saatnya Rebecca untuk semua?" Tanda tanya besar yang entah kapan bisa dipecahkan. Aku takut perasaan terlarangku ini bisa merusak semua keadaan yang tadinya bahagia menjadi kesedihan yang berlarut.
Sesampainya aku di sekolah aku juga memutuskan untuk seperti biasa. tak ada lagi yang namanya mengunci mulut rapat-rapat karena pada hari ini aku akan membiarkan mulutku berbicara seperti biasa. Mungkin ini keputusan yang akan lebih baik.
"HAI CACA!" Teriakku membuka pagi yang sangat sunyi ini di dalam kelas. ya , lagi lagi aku lah yang membuat satu kelas berisik.
"Udah gak galau-galau lagi nih?" Tanya Rebecca.
sebelum mebalas pertanyaannya aku berfikir apakah mungkin aku mencritakan semuanya?mungkin tidak semua? sebagian dari perasaaan ku mungkin? tanpa pikir panjang aku mengambil keputusan untuk menceritakan sebagian perasaan yang kurasakan pada saat ini pada Rebecca.mungkin ini waktu yang tepat untuk memberi tahu nya.
"ca, gw mau cerita nih. yaiya sih kemarin gw emang galau gak jelas bukannya galau sih cuma kayak khawatir gitu." cerita ku.
"khawatir?sama siapa?" tanya nya terkejut
"sama Audie hehe." tawaku kecil. "dia gak bales pesan gw seharian bukan seharian lagi kali. sampe sekarang bahkan. Ya gimana orang gak emosi. kan biasanya dia kalo ada apa-apa bilang sama gw. ini?ngilang tiba-tiba bt gak sih." lanjut ku.
"ada masalah kali sama keluarga atau gimana gitu ya pikir positive aja" nasihat Rebcca.
"lo mau nolongin gw gak?" tanya ku sambil memasang uka memelas.
"muka lo gausah gitu deh. Iya, kenapa?" jawabnya
"lo coba nanyain dia kenapa gak bales gw seharian bahkan sampe sekarang. lo coba aja kirim pesen ke dia nanti pas pulang sekolah" ku ucapkan permintaanku.
"gini nih kalo galau nyusahin orang. HAHAHAHA" canda nya.
"oke?" jawabku memastikan
"iyaaaa." jawabnya
aku menjalankan sekolah lebih baik setelah bisa menceritakan semua nya kepada Rebecca.Aku mempunyai harapan besar padanya semoga ia berhasil menanyakan pertanyaan nya tersebut dan aku akan segera tau apa yang harus kulakukan untuk kembali bersamanya dan mengapa ia menjauh dari ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Friendship
Randomkita gak akan pernah tau kapan cinta itu tumbuh karena kita tidak bisa melarang cinta itu untuk menghilang. cinta itu perasaaan yang tidak bisa kita tebak bahkan di dalam perbedaan status yang ada.