Kenapa Lagi?

25 0 0
                                    

//sorry for the late update// 

aku terus menunggu sahabatku memberi ku kabar tentang nya aku hanya berharap Audie akan membalas sahabatku dengan jujur. Tetapi , kejadian sama pun terjadi sahabat ku pun tak mengabari ku tentang Audi sedikitpun. pada akhirnya aku mengirimkan pesan 

"Udah di tanya belom pertanyaan gw buat dia?" tanyaku

"udahh" jawabnya singkat 

"TRUS DI JAWAB APA?" jawabku antusias menandakan seberapa semangat nya aku untuk mengetahui alasan di belakang semua kejadian yang membatku seperti mimpi buruk.

"DI BACA AJA ENGGAK GIMANA MAU DI BALES" jawabnya menyudutkan 

"lah?lo gak di bales? dia gak biasanya loh jawab orang selama itu. coba aja kirim pesen lagi 'audie' gitu?ya ya ya?" jawabku bingung , memastikan , sekaligus menambahkan permintaan ku lagi.

"iyaaa iya gw udah kirim pesen lagi nih, Kenapa sih lo gak mau ngomong jujur aja ke dia tentang perasaan lo? tentang apa yang lo rasain kalo lo khawatir dan lo gak suka sama sikap dia yang kayak gini kalo emang dia bener bener sayang sama lo pasti dia bakal ngerti dan bakal nge respond kok. Dia pasti gak mau liat lo khawathir Sa. Coba aja lagi." nasihatnya panjang untuk membuat hubungan ku membaik dan keadaan hidupku kembali berwarna mungkin sekalian membuat aku tak merepotkannya lagi? 

Aku berfikir sejenak. Aku coba menerka-nerka apa yang akan terjadi dengan aku dan Audie jika aku memberi tahunya perasaan ku yang sebenarnya. Memang , pikiran itu pernah terlintas. Aku pernah ingin memberi tahu perasaan ku yang sebenarnya kepada Audie. Tapi, hati ku berkata apakah itu tidak berlebihan? Aku hanyalah sahabatnya bukan lebih. Mungkin tidak ada sahabat yang mempunyai rasa terlalu khawatir seperti apa yang aku rasakan. Lebih lagi aku tau jika dia baik baik saja dan sehat-sehat saja karena buktinya setiap hari aku melihatnya bermain bersama teman-temannya seperti biasa. Seharusnya aku biasa-biasa saja dengan keadaan nya yang tidak terlihat menjauh tapi lebih tidak mau 'terlalu dekat' atau lebih tepatnya mungkin lagi tidak au memegang hape atau membalas pesan dari temen temannya karena buktinya, sahabatku pun tak dapat balasan pesan apa apa dari Audie. 

"Gak akan mungkin lah nanti pasti jadinya aneh banget kalo gw jujur. Nanti dia ngira gw suka lagi sama dia. Lagian kan gw cuma sahabatan sama dia harusnya gw juga gak khawatir khawatir amat kan yang penting dia sehat-sehat aja ya. ya , mungkin gw nya juga sih yang terlaly lebay" aku memutuskan hanya berkata secukupnya 

"Ya lo sih gak lebay Sa. Gw ngerti kok lo cuma takut kehilangan aja sih. Mungkin lo kayak gini karena lo bingung gatau mau ngapain lagi. Ya, udah kalo emang gak mau ngomong jujur juga gapapa lagian lo udah tau dia sehat sehat aja, dianya juga biasa aja gak ada yang keliatan aneh jadi yaudahlah biarin aja" katanya singkat sekaligus membuat ku tak tau arah karena apakah benar seharusnya aku bersikap biasa biasa saja? 

Aku tak berkutik. Aku masih terpaku dengan semua keadaan. Aku tak tau apa yang harus ku lakukan di satu sisi aku harus terlihat seperti biasa karena aku hanya seorang sahabatnya yang tak berpengaruh tetapi di satu sisi hati ku pernah bisa berbohong. Aku sangat peduli. Aku sangat..... tak mau kehilangnnya meskipun aku tau ia akan bersikap biasa saja tanpa aku. Ia bisa menganggap semuanya tak pernah jadi karena ia tau aku lah yang sayang padanya dan ia tau aku mau melakukan apa saja untuknya. Mungkin karena itu aku di anggap rendah? 

Aku terus terdiam. Terus merenung dengan nasib apa yang aku akan dapat pada esok hari karena aku hanya merasakan hidupku berubah menjadi dua warna antara putih? atau hitam? Aku juga terus merenung dengan penderitaan apa lagi yang aku akan alami esok hari. Kekhawatiran apa lagi yang akan membajiri hati ku secara tak terduga. 

Love Between FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang