Keesokan Harinya
Pukul 06.30
Adel berangkat ke sekolah dengan semangat yang membara. Sesampainya di kelas, ia membuka pintu dan menyapa dengan ceria.
"Assalamualaikum," sapa Adel dengan senyum.
"Waalaikumsalam," jawab semua temannya serempak.
Adel melihat sekeliling, mencari seseorang. "Eh, Noval tadi kesini nggak?" tanyanya.
"Aaa ciyeee, nyariin," goda Kella sambil tersenyum lebar.
"Yang baru jadian nongol," sambung Andi dengan tawa.
"Jadian pala kau," balas Adel sambil menepuk lengan Andi ringan.
Andi hanya tertawa. "Hehe."
Bel masuk berbunyi
Kring kringSemua siswa segera duduk di kursinya masing-masing. Tak lama kemudian, dua orang guru masuk ke kelas dengan wajah serius.
"Oke anak-anak, kami kesini untuk memilih satu anak perempuan dan satu anak laki-laki untuk mengikuti lomba fashion show minggu depan," ucap salah satu guru dengan tegas.
"Hah, lomba fashion?" Adel mengerutkan kening, bingung.
"Iya, Del. Itu kayak model, tapi nanti pas penilaian kamu sendiri yang jalan, nggak berpasangan," jelas Kella sambil tersenyum.
"Oalah," Adel mengangguk, paham.
"Oke, saya akan memanggil namanya," lanjut guru tersebut dengan suara lantang.
"Aduh, siapa ini yang kepilih," gumam Adel, khawatir.
"Palingan juga Lia si tukang rayu," kata Andi sambil tertawa.
"Haha, gak mungkinlah," sahut Kella, setengah tidak percaya.
"Ya siapa lagi kalau bukan dia," ujar Andi sambil melirik ke arah Lia.
"Udah, dengerin aja," Adel mencoba menenangkan.
"Meriska Yulian Adella dan Miftakur Sahil," ucap guru dengan tegas.
"Lah, Sahil?" Andi terkejut.
"Kok masih ada di absensi?" Kella kebingungan.
"Andaikan gitu," Adel berkata lirih, berharap.
"Sahil pindah sekolah, Bu," jelas Kella kepada guru.
"Oh, pindah berarti absensi belum diperbarui. Oke, diganti Andi Apriliano," ucap guru sambil mencatat.
"Udah aku duga," Andi menghela napas, ekspresi wajahnya datar.
"Oke, kalian yang terpilih silakan berkumpul ke aula," ucap guru dengan penuh semangat.
"Baik, Bu," sahut Adel dan Andi serentak.
"Oke, Kel, kita mau ke aula dulu," pamit Adel pada Kella.
"Siap," jawab Kella dengan anggukan.
Adel dan Andi pun menuju aula. Tiba-tiba di pintu aula, Adel tidak sengaja menabrak seseorang.
"Eh, eh, maaf, maaf," Adel buru-buru meminta maaf tanpa melihat siapa yang ditabraknya.
"Iya, nggak papa," jawab suara yang familiar.
Adel mengangkat wajahnya dan terkejut. "Loh, Noval?" ucapnya kaget.
"Ya, aku Noval," ucap Noval sambil tersenyum ke arah Adel.
"Hah, kamu kepilih juga?" Adel bertanya dengan mata membelalak.

KAMU SEDANG MEMBACA
SI HUMORIS
HumorSI HUMORIS bukan hanya tentang tawa dan canda, tetapi juga tentang persahabatan yang erat dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan saat sedih, saling menghibur saat terpuruk, dan selalu ada untuk satu sama lain dalam suka dan duka. Kisah merek...