Surat Untuk Petinggi Negara

58 6 0
                                        

Ada yang dipedulikan tapi bukan aku
Ada yang di dengarkan tapi bukan aku
Ada yang diwakilkan suaranya tapi lagi bukan aku

Aku hanya karyawan dan buruh pabrik
Yang pergi pagi pulang sebelum maghrib
Aku hanya mengais makan
Bukan mengeruk emas dan tambang berlian

Aku tak punya uang lebih
Menyuap mulut tikus-tikus berdasi
Aku bukan investor asing
Bermandikan emas bersayapkan kertas uang

Aku pernah mendengar sebutan
"Dewan Perwakilan Rakyat"
Saat itu kuperjelas, bukan "Hewan Perwakilan Rakyat"
Dan benar saja aku tidak jelas mendengarkan
Kuperjelas, Tikus bukan golongan manusia

Aku pernah melihat seorang dewan di sumpah atas nama kitab suci
Saat itu kuperjelas, itu bukan kamus lengkap bahasa inggris
Dan benar saja aku tidak melihat dengan jelas,
Kuperjelas kitab suci tidak mengajarkan keserakahan
Hati nurani tak terpakai lagi
Mata tertutup hasrat dan mungkin saja birahi
Negeri pertiwiku kaya raya, tapi diperkosa dan dibuahi investasi
Investasi itu bukan punya kami tapi antek asing luar negeri

Omnibus law itu tidak manusiawi
Saat seorang ibu izin lahiran tidak di beri kompensasi
Apa itu bisa dikatakan punya hati nurani.?
Apa itu yang di maksud mempekerjakan dengan manusiawi.?

Ditangan wakil yang khianat
Aku menjadi banyak tanya
Ini Negara Kesatuan Republik Indonesia
atau Negara Kesatuan Republik  Investor.??
Ataukah panggung stand up comedi..?

Mari bersatu dan kepalkan tangan
Serentak teriak " Tolak Omnibus Law "

Palembang, 7 Oktober 2020
- Aligha Pramoedya

Saya akan mengupdate puisi saya setiap hari
Beri komentar terbaik kalian
Jangan lupa vote dan follow🙏🏻
Selamat membaca dan Selamat beribadah puisi
" Panjang umur puisi "
" Salam Literasi "

ᴜɴᴛᴀɪᴀɴ ᴘᴜɪsɪ ʟᴜᴋᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang