"lemes banget, tulus mau konser tapi gua kaya gini" ucap aline.
"duit lu kan banyak lin, kenapa ga langsung beli tiketnya aja?" tanya lala.
"harus war sama yang lain dan gua yakin pasti kalah berujung ga dapet tiket nya" jawab aline.
"coba dulu, lu belom nyoba aja udah pesimis ga kebagian" balas gumi.
"tapi nanti kalo gua ga dapet tiketnya bakal makin galau" ucap aline.
"yaudah gausah dah" balas anin.
"lu semua mau gua gimana sih?" tanya aline merasa frustasi, pasalnya jawaban dari ketiga temannya itu berbeda yang membuat kepalanya semakin pusing.
"ikut" jawab lala dan gumi serempak.
"gausah kalo kata gua" balas anin.
"nin lu gimana sih? harus support aline dong" ucap gumi.
"nanti dia nangis terus dateng kerumah gua dengan mata bengkak nya itu" balas anin.
aline tersenyum dan memeluk lengan anin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"bian, tulus mau konser bentar lagi" ucap aline memberi kode.
bian menoleh dan memasang ekspresi terkejutnya. "sejak kapan kamu suka tulus?"
wajah aline datar tanpa ekspresi. "ga jadi, lupain"
"aku beneran gatau sayang" ucap bian.
"tau ah, males sama kamu" balas aline mengalihkan pandangannya dari bian.
"kita pergi ke konsernya bareng, mau?" rayu bian.
aline menganggukan kepalanya semangat. "iya mau!"
"beli tiketnya dimana?" tanya bian.
"coba cek deh di instagramnya" jawab aline.
setelah bermenit-menit mencari akhirnya mereka menemukan situs tempat penjualan tiket itu. aline tersenyum senang, tetapi tak lama senyuman itu menghilang.
"yah, udah abis" ucap bian.
"yaudah lupain aja, itu juga bukan salah kamu" balas aline berusaha ikhlas.
bian menatap wajah aline, ucapan dengan ekspresi perempuan itu berbeda. mulutnya mengatakan tidak apa-apa, tetapi ekspresi nya tidak bisa berbohong.
"kamu lagi pengen makan apa? atau jalan kemana gitu?" ucap bian berusaha membuat aline senang.
