05

52.1K 2.8K 30
                                    

Gimana kabarnya hari ini? Puasanya lancar??
Happy reading😻

⭐⭐⭐

Akhirnya praktik cadaver day  1 berjalan dengan lancar meskipun ada beberapa yang membuat kami tertawa. Bagaimana tidak, salah satu teman kami bernama Putri masuk ke Lab membawa Al-Qur'an, ketika ditanya kenapa dibawa dengan polosnya Putri jawab "mohon maaf dok, saya takut. Nanti di kos saya sendiri" jawabnya. Membuat kita semua ingin tertawa, tapi benar juga.

Sekarang kita tidak takut, tapi nanti dirumah bagaimana?. Cadaver merupakan guru besar kami, tanpa mereka kami tidak bisa belajar lebih detail tentang anatomi pada manusia. Terima kasih guru besar kami.

Aku sudah menyiapkan beberapa buku yang ku bawa, untuk dimasukkan kembali kedalam tas. Namun suara berat milik seorang yang mengajari kami sejak pagi, membuat antensiku berpindah mencarai darimana asal suara tersebut.

"Ketua kelompok belum boleh pulang, tolong keruangan saya " perintah dokter Sakha yang membuatku langsung terdiam. Aku menepuk jidatku, kenapa aku tidak menolak saja kemarin dijadikan ketua kelompok ini. Nasib rebahan ku dirumah, akhirnya ditunda. 

"Kenapa bukan gue aja sih dok, nyesel kenapa gue gak ngajuin diri kemarin buat jadi ketua. Kalau tahu dokternya modelan dokter Sakha, hmm neng ikhlas " ujar Ica centil, membuatku hanya membalas melihatnya penuh keheranan.

"Balik aja duluan, nanti aku nyusul" balasku, ketika mereka hendak ingin menungguku. Tidak enak hati juga, bila mereka menungguku diluar.

Dokter Sakha sudah berjalan ke ruangannya sejak tadi, aku malah masih ngaret dikarenakan tiga gadis yang menghadang perjalananku.

Aku masih bingung menampilkan wajah polos kenapa aku di cegat, karena kadar wajahku sedikit lebih tebal aku tidak menghiraukan kating yang sedang duduk tadi namun ketika melihatku berjalan di belakang dokter Sakha malah berdiri dan menghalangi ku di taman kampus ini. Dengan langkah pasti, aku tetap melanjutkan perjalananku, tanpa ada niatan untuk membalik badan menghadap mereka.

"Lah, sok banget." Teriak salah satu diantara perempuan cantik yang berkumpul tadi. Aku hanya menunduk, aku tidak salah apa-apa. Jadi, ya kenapa harus takut?. Lagi pula, aku tidak menghiraukan mereka karena dokter Sakha memintaku untuk seger keruangannya

Sudah sampai setengah perjalanan aku baru tersadar, aku kehilangan jejak dokter Sakha di gedung sebesar ini.

Ini dokter Sakha niat atau tidak sih, nyuruh aku keruangannya tapi dia sendiri tidak ngasih tahu ruangannya dimana. Hello dokter Sakha, kampus ini luas bukan sepetak, gak mudah buat mencari keberadaanmu.

"Papanya Angel meresahkan " gumamku dalam hati. Karena kenyataan papanya angel alias dokter Sakha mulai memperlihatkan tanda tanda meresahkan. Meresahkan anak gadis sepertiku, yang ditinggal sendiri disini. Jika ada om-om yang culik gimana? Ya, kalau ganteng dan kaya gapapa juga sih.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya dengan kakak-kakak disekitar halaman tempatku ini. Siapa tau dimulai dari aku bertanya, akan berakhir dengan aku miliknya. Aelahhh, kek berani aja.

Kebetulan kakak sasaran ku ini  tidak jauhlah gantengnya dengan dokter Sakha, jangan lupakan masa depan yang cerah sedang ia usahakan.

" Baik kak, terima kasih" ucapku ketika kakak tersebut sudah memberiku petunjuk yang benar mengenai keberadaan dokter Sakha. Dengan langkah berat, aku harus meninggalkan  perkumpulan kakak-kakak ganteng nan baik hati tersebut, berbanding terbalik dengan yang aku temui tadi. 

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang