Nine

352 62 26
                                    

***
"Mae, bolehkah hari ini gun tidak berangkat ke sekolah?"

Gun menatap mae um yang berdiri di hadapannya.

"Kenapa? Apa kamu sakit, sayang? Apa yang sakit hm?" Tanya mae um dan mensejajarkan tubuhnya dengan gun yang duduk di sisi ranjang king sizenya.

"Gun... Em... Gun nggak enak badan, mae. Boleh kan gun ijin nggak ke sekolah hari ini? Cuma hari ini kok, mae."

"Yaudah kalo gun emang lagi nggak enak badan. Nanti mae ijin ke wali kelasmu ya, sayang." Ucap mae um dan mengelus kepala gun dengan sayang.

"Terima kasih ya, mae." Gun langsung memeluk tubuh mae um dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher mae um.

Mae um mengelus kepala bagian belakang gun dan mengecup pucuk kepala gun dengan sayang. Gun melepaskan pelukannya dan mengecup tangan mae um.

"Isitirahat ya. Nanti mae suruh bibi bawain kamu sarapan sama obat. Oke." Ucap mae um dan mengecup pucuk kepala gun sekali lagi.

Gun menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Yaudah. Mae berangkat kerja dulu ya. Jaga diri di rumah baik baik ya, sayang. Love you anak mae." Pamit mae um dan beranjak dari jongkoknya.

Mae um melangkahkan kakinya keluar dari kamar gun. Gun menghela nafasnya kasar dan mengusap wajahnya dengan kasar. Lagi lagi kejadian kemarin di UKS terngiang ngiang lagi di otak gun. Gun menyentuh dadanya yang terasa sesak. Baru pertama kali ia dilecehkan oleh kepala sekolahnya sendiri setelah bertahun tahun ia menimba ilmu di Nakhom Pathom.

Gun menekuk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya itu. Lagi lagi gun menangis mengingat kejadian kemarin yang ia alami.

***

"Semuanya siap? Jangan ada yang curang okeeee."

Suara sorakan semua siswa Sariwittaya High School meramaikan suasana sekolahan yang sedang mengadakan lomba. Tapi tidak dengan off, arm, tay, dan new yang hanya duduk di dalam kelasnya. Sesekali mata off melihat kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Tumben tumbenan gun nggak berangkat hari ini?" Tanya tay yang duduk di bangku milik gun.

"Iya ya. Apa mungkin dia sakit? Tapi sakit apa? Kenapa nggak ngabarin kita." New meneruskan pertanyaan tay dengan kepala yang ia sandarkan ke dinding sebelahnya.

Arm terdiam sejenak dan langsung melihat kearah off.

"Ei off."

"Hm?"

"Gun kemarin nangis kenapa? Gara gara masalah apa?" Tanya arm dan membuat off menyandarkan tubuhnya di meja milik gun dan juga new.

Off menghela nafasnya kasar dan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Kemarin gun cerita, dia habis dilecehin sama bajingan sialan itu di UKS."

"Bajingan sialan? Siapa yang kamu maksud bajingan sialan, off?" Tanya tay dengan tatapan mata yang melihat kearah off.

"Papungkorn. Bajingan sialan itu ngelecehin gun di UKS kemarin."

Jawaban off itu sontak membuat arm, tay, dan juga new saling berpandangan.

"Khru pak? Kepala sekolah ini? Ngelecehin gun?"

Off menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan arm.

"Tapi tenang, aku udah ngasih pelajaran ke bajingan itu kemarin. Makannya hari ini si bajingan sialan itu nggak keliatan di sekolahan." Ucap off dan lagi lagi membuat arm, tay, dan new menatap off bingung.

Sariwittaya High School ~Room 34 (Offgun) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang