2

2.9K 331 39
                                    

Aku tidak menyangka kakakku sudah siap untuk menikah meskipun ia belum lama menjalin hubungan dengan kekasihnya, Malin Anderson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tidak menyangka kakakku sudah siap untuk menikah meskipun ia belum lama menjalin hubungan dengan kekasihnya, Malin Anderson. Aku tahu Malin memang gadis yang baik dan aku turut bahagia untuk mereka, aku hanya tidak percaya bajingan seperti Jackson Gage akhirnya berhenti hidup selibat.

"Aku senang melihatmu hidup dengan benar sekarang" kataku.

Jackson menyesap anggurnya lalu tersenyum menatapku, "Terima kasih" ucapnya, "Aku juga ingin melihatmu bahagia, John"

Aku menghela nafas pelan, "Aku baik-baik saja, Jackson"

"Aku pikir tidak," sahut Jackson, "Ayolah John, ini belum terlambat untuk meminta maaf kepada Tamara" bujuknya.

Aku menggeleng, "Tidak, aku tidak ingin mengganggunya lagi" kataku.

Jackson menyandarkan punggungnya pada sofa, "Kau memang bajingan yang paling keras kepala"

Aku mengabaikan Jackson lalu mengangkat gelasku tepat ketika Malin, tunangannya, datang menghampiri kami.

"Bisakah kita pulang sekarang, Jack?" gadis itu sama sekali tidak mau menatapku seolah-olah aku tidak ada di sini.

"Tentu, sayang" Jackson menjilat bibir bawahnya lalu menepuk pundakku, "Kami harus pulang, jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa kau harus hadir sebelum acaranya dimulai"

"Baik" kataku.

"Ayo, Malin"

Sepasang kekasih itu pergi meninggalkan rumahku dan aku yang duduk termenung di ruang tengah bersama sebotol anggur yang mengingatkanku kepada Tamara. Anggur ini, anggur yang sama yang pernah aku basuh di tubuhnya ketika kami bercinta.

Aku sialan sangat merindukan gadis itu. Jackson benar, aku tidak baik-baik saja.

***

Hari pernikahan Jackson dan Malin pun tiba. Setelah mereka resmi menjadi suami istri pagi tadi, malamnya Jackson dan Malin langsung menggelar sebuah pesta yang mewah di salah satu gedung hotel megah di Las Vegas.

Sesuai dengan permintaan kakakku, aku sudah berada di gedung lebih awal dan ikut membantunya bersiap-siap di dalam ruangannya. Dia mengenakan setelan berwarna biru gelap dan mengancing kemejanya sampai kancing teratas demi menutupi tubuhnya yang dipenuhi oleh tato.

"Bagaimana?" Jackson berbalik dan menanyakan pendapatku tentang penampilannya.

"Tidak seperti Jackson" kataku.

Rod yang berdiri di sisiku menyahut sambil terkekeh geli, "Kau bercanda Mr Gage, Jackson terlihat luar biasa"

Uh, mendengar bocah tengik ini memangil Jackson dengan nama depannya tapi memanggilku Mr Gage membuat aku merasa sangat tua.

"Ambil bunganya John, pasangkan bunga itu di sakumu" titah Jackson. Aku melakukan apa yang kakakku perintahkan demi kebahagiaannya.

Setelah Jackson selesai kami keluar dan menuju ke ruangannya Malin. Aku melihat Tamara di sana, dia sangat cantik dengan gaun putih yang membalut tubuhnya, sesekali kain itu melambai seperti rambutnya yang tergerai indah tertiup kipas angin yang menggantung di langit-langit ruangan. Jemarinya sibuk menata bunga di dalam keranjang rotan. Ia terlihat tenang berada di tempatnya tanpa memedulikan para wanita yang mulai berhamburan menghampiri kami.

Chased by John (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang