8

2.5K 314 31
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kuhempaskan punggungku pada sandaran kursi dan kutinggalkan pekerjaan yang menumpuk di hadapanku. Laptop yang tadinya menyala kini telah mati sama seperti keinginanku untuk berkerja hari ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku tidak bisa berhenti memikirkan Tamara sejak pertemuanku bersama ayahnya yang bajingan tempo hari.

Mengapa Linus sampai hati menjadikan anak gadisnya sebagai tebusan?

Aku yakin Tamara dan ayahnya punya masalah, karena seingatku Tamara juga pernah mengatakan bahwa ia tidak memikiki siapa-siapa ketika aku bertanya di mana keluarganya tinggal.

Oh kepalaku terasa pusing memikirkan semua ini, yang jelas pasti ada sesuatu yang masih belum aku ketahui mengenai hubungan ayah-anak di antara Tamara Kelsey dan Linus Clayton. Seseorang yang membuang nama belakangnya hanyalah orang yang punya masalah dengan keluarganya.

"John"

Jackson yang masuk tanpa mengetuk pintu membuat aku mendengus sebal.

"Apa gunanya Keith duduk di depan sana?" sindirku.

Ia melangkah masuk lalu menutup pintu. Dengan langkah yang lebar Jackson datang menghampiriku dan berdiri memandangiku penuh kecemasan, "Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Dahiku berkerut dalam tapi kemudian aku mengangguk, "Ya" kataku. Apa yang sialan terjadi kepada Jackson? Dia terlihat panik saat ini.

"Kau baik-baik saja?" tanyaku balik. Jackson menggeleng, "Aku dengar dari pengacaramu kau bertemu dengan Linus kemarin lusa"

"Itu benar" sahutku.

"Kenapa kau sialan tidak memberitahuku?!" semburnya.

"Aku pikir itu tidak perlu" kataku. Rahang Jackson mengeras dan ia mulai menatapku tajam. Aku bangkit dari kursiku lalu datang kepadanya dengan tangan yang tersimpan di dalam saku celana, "Jangan salah paham aku hanya tidak mau membuatmu kerepotan, Malin sedang hamil kau harus fokus mengurusnya oke?"

"Sialan, John" umpat Jackson, "Jika sesuatu terjadi kepadamu kemarin lusa, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri"

Oh.

"Jackson,"

"Jangan bertindak bodoh John, lain kali beritahu aku jika kau ingin bertemu dengan bajingan tua itu!"

Aku menatapnya dalam kebungkamanku selama beberapa detik lalu akhirnya aku mengangguk menuruti keinginan kakakku, "Baik" kataku.

Jackson mendengus sekali lagi sebelum dia menghempaskan bokongnya pada kursi yang terletak tepat di seberangku. Aku pun kembali duduk.

"Apa saja yang kalian bicarakan?"

"Tidak banyak, seperti yang kita tahu dia ingin aku mencabut tuntutanku pada putranya dan dia menawarkan Tanara sebagai tebusan" kataku, menjelaskan.

Chased by John (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang