Hanya Satu Saja

210 20 2
                                    

"Aku gabisa"
"Kenapa?"
"Ya nggak bisa aja"
"Seharusnya kamu bilang dari awal kalau nggak bisa."

"Kan sekarang juga bilang"
"Tapi kan beda, Rey"
"Apanya yang beda?"
Aku diam, "Gapapa. Sudah dulu, maaf menganggumu."

Aku segera mengakhiri telepon itu.

Menyakitkan, sangat bahkan. Jika memang sejak awal ia tidak ingin pergi, harusnya ia bilang, ia beri alasan yang setidaknya bisa aku terima. Bukannya tidak mngabari dan tiba-tiba membatalkan padahal aku sudah menunggunya berjam-jam.

Aku menangis, meratapi kebodohanku yang bisa-bisanya percaya padanya dan berharap lebih. Padahal, aku tahu betul bahwa Rey adalah manusia paling mengecewakan yang pernah aku kenal.

"Lelah, Ra?" tiba-tiba akalku berbicara. Pertanyaannya telak.
"Iya, aku lelah."
"Berhenti ya?"

"Emang sudah waktunya aku berhenti ya?"
"Bukankah harusnya dilepas? Ketika perasaan justru membunuh rasa senang dan penuh dengan kesakitan."

Aku diam, membenarkan apa yang akalku coba bicarakan dengan hatiku yang aku yakin akan kembali bertolak belakang. Rey, dengan segala hal menyakitkan yang ia punya. Dari dulu rasa kecewa seperti ini terus ia beri, berkali-kali, dan terus terulang lagi, tapi tidak pernah rasanya aku ingin berhenti untuk terus berjuang, meskipun aku tahu hanya sendirian.

Aku bodoh ya? Ya, kata orang jatuh cinta tidak tahu batas antara bodoh dan tidak. Katanya, semuanya terlihat sama saja. Ah, aku baru saja memaklumi kebodohanku, lagi. Kalian jangan kesal padaku dulu, siapa tahu nanti Rey mau denganku.

"Bagaimana? Lepaskan ya? Kan sudah terlalu menyakitkan."
"Iya, memang menyakitkan. Tapi manusia sepertinya, hanya satu saja di dunia."

•••••

Walau menyakitkan, sebagian orang senang menyimpan luka. Karena baginya, menemukan orang yang memang ia inginkan punya harga mahal untuk itu, patah hati.

Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen kalian untuk manusia paling menyakitkan seperti Rey. Siapa tau, dia bisa luluh kalau kalian membantu Ra sedikit saja.

Have a nice day❤


Untuk Rey. | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang