"Hidup adalah pilihan, Ra"
"Memang, dan mencintaimu adalah pilihan yang kuambil."Diantara puluhan bahkan raturan ribu pilihan yang ku ambil selama hidup, mencintai sosok kutub sepertinya adalah pilihan menyakitkan yang akhirnya aku putuskan.
Seperti batu yang seiring waktu akan menjadi pasir, keyakinanku terhadap semesta miliknya juga begitu. Rey, akan membalas perasaanku. Entah bagaimana keyakinan itu ada tapi itu sebenarnya bukan keyakinan semata, itu hanya alasan yang ku buat untuk terus memperjuangkannya. Itu alasan yang selalu ku lafalkan ketika ingin menyudahi semuanya.
Karena aku menginginkannya, itu saja.
"Menurutmu, apa aku hanya membuang-buang waktu?"
"Untuk apa? menungguku?"
"Iya. Sepertinya begitu."
"Kamu cuma menikmati pilihan yang kamu ambil, dan menurutku itu tidak membuang waktu. Kamu sendiri yang memilihnya, kan?"Benar.
"Kamu akan membalas perasaanku kan?"
Hening, Rey diam namun aku tahu pertanyaan itu mengusiknya."Aku tidak bisa menjanjikan apapun, Ra."
"Kata ilmuwan, es di kutub tetap bisa mencair, Rey"
"Kamu mau banjir?"
"Tidak, aku mau kamu. Aku mau kamu lihat aku. Aku mau kamu paham perasaanku."
"Sekarang pun aku lihat kamu, Ra. Aku tahu perasaanmu."
"Iya, kamu tahu. Tapi tidak peduli."Ia terdiam.
"Balik yuk. Aku tahu kamu lelah."
Sore itu berakhir begitu saja. Tidak ada kesimpulan, tidak ada keputusan. Hanya ada tambahan pertanyaan yang entah sampai kapan akan menjadi pertanyaan. Aku tidak tahu, Rey mungkin tahu, tapi tidak mau memberitahu.
Baiklah aku lelah. Rey benar, sekarang waktunya pulang dan mengistirahatkan semuanya. Besok, kalau ada waktu, kalau ada kesempatan, mungkin pertanyaan yang terus berputar di pikiran akan menemui jawaban. Tidak ada yang tahu.
"Besok kita ngobrol lagi, ya?"
•••••
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen kalian untuk manusia paling menyakitkan seperti Rey. Siapa tau, dia bisa luluh kalau kalian membantu Ra sedikit saja.
Have a nice day❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rey. | Na Jaemin
Novela JuvenilUntuk senja yang tidak pernah bisa ku bawa pulang. "Senjanya indah, ya?" "Iya. Terlalu indah sampai aku ingin memilikinya" "Mustahil. Dia milik semua orang. Kamu nggak akan bisa milikin dia" "Iya. Sepertimu kan?" Terlalu menyedihkan ketika harus men...