AlayaFobia 09 - Melangkah Tanpamu

34 12 3
                                    

Drama lo memuakkan

-Alan

=AlayaFobia=

Alaya memandang kosong hamparan langit siang yang membiru dipenuhi beberapa awan yang terlihat menggemaskan. Ia masih mengingat semua perkataan menyakitkan yang Alan ungkapkan padanya di taman belakang tadi.

Alan menarik tangannya menuju taman belakang sekolah. Wajahnya merah padam menahan amarah membuat Alaya meringis karena cengkraman tangannya yang begitu keras.

"Lepas, Lan."

Bukannya melepas Alan mencengkram tangannya sangat erat sebelum menghempaskannya jauh. Kilatan emosi terlihat jelas dari bola matanya yang memerah.

Ia tahu jika pria itu akan memakinya lagi dan lagi karena telah membuat gadis yang dia sukai baru saja ia buat pingsan hingga masuk UKS. Iya, Alaya kembali melemparkan bola basketnya secara sengaja ke arah Ambar sehingga membuat gadis itu pingsan akibat benturan keras kepalanya dengan kerasnya bola basket.

Pertandingan tadi dimenangkan oleh Alfin, belum sempat pria itu mengucapkan apa permintaannya tangan Alaya di seret paksa oleh Alan hingga berkahir di sini, di taman belakang sekolah berdua bersama Alan.

"Kenapa lo pegang tangan gue? Bukannya lo sendiri yang bilang kalau lo alergi sama gue." Ia tersenyum sinis menghiraukan tatapan Alan yang siap membunuhnya lalu membakarnya hingga menjadi abu.

"Lo sengaja ’kan?" Bentaknya.

"Apa?" Alaya bertanya dengan wajah polos seolah tak mengerti dengan ucapan Alan.

"Gue tahu, lo sengaja melempar bola basket itu ke arah gue dan Ambar. Drama lo memuakan!" Ia mengungkapkan kekesalannya pada Alaya dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga gadis itu.

Alaya tersenyum miring. Mundur beberapa langlah saat tatapan Alan kian menajam.

"Perduli apa lo?" Tantangnya menaikan dagu angkuh.

"Bangsat! Lo tahu kalau gue masih sayang sama Ambar, tapi kenapa lo selalu berperilaku buruk padanya. Hah! Lo cemburu atau dendam karena gue gak nerima perasaan lo?" Amarah sepertinya sudah menguasai pria itu hingga Alan yanng terkenal cuek dan dingin bahkan tak pernah berperilaku kasar kini mengumpati gadis seperti Alaya hanya demi Ambar. Gadis yang membuat Alaya tersenyum sinis.

Ia disandingkan dengan gadis munafik seperti Ambar. Oh, ayolah mereka berdua memiliki sikap yang sangat bertolak belakang. Tak masalah jika ia melihat Alan bersama gadis lain asalkan jangan Ambar mantan sahabat yang menghianatinya.

"Kalau masih sayang kenapa putus?" Alan terdiam mendengar perkataan Alaya.

Ungkapan gadis itu memang ada benarnya tetapi ada alasam lain kenapa ia dulu memutuskan Ambar padahal hatinya masih berbunga-bunga bahkann efeknya hingga saat ini. Saat berada di samping gadis itu jantungnya selalu berdebar kencang.

"Itu urusan gue lo gak perlu kut campur."

Ia terkekeh sinis, menatap Alan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Itu juga urusan gue. Kalau lo tanya kenapa? Jawaban gue cuman satu, karena perasaan yang lo miliki untuk dia juga sama dengan perasaan yang gue miliki untuk lo. Kita ini sama, berharap pada orang yang di masa depan nanti akan pergi meninggalkan kita. Bedanya, lo jatuh ke lubang yang sama dan gue?" Alaya tertawa hambar, "gue sedang diam menanti sebuah keajaiban yang menyakitkan di masa depan."

ALAYAFOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang