Perlu bukti apa lagi? Lo gak lihat, gara-gara bersentuhan langsung sama lo kemarin. Badan gue gatal-gatal dan panas dingin.
- Alan
=AlayaFobia=
Ketika sebuah rasa mulai tumbuh tanpa permisi. Ketika itu juga sebuah ancaman datang tanpa permisi. Lalu, ambisi dan obsesi melebur menjadi satu dalam benak seseorang yang membuat tubuh dan hati berjalan tak sejalan.
Alaya bersama beberapa anak kelas sedang mojok di sudut kelas dengan laptop yang sengaja ia letakan di bawah meja. Laptop yang menyala menunjukan jika mereka sedang menonton film yang ber-genre horror menurut Alaya.
Di saat Alaya merasa ketakutan temannya yang ikut menonton justru tertawa dan berdecak kesal. Bagaimana tidak? Apanya yang seram dari film yang mereka tonton saat ini?
"Hayo! Nonton apa kalian?" seru Eko menumpukan kedua tangannya di atas meja dengan tatapan tengil yang membuat beberapa murid geram.
"Nonton mantap-mantap, puas?" sinis Raya, gadis itu sepertinya memiliki dendam kesumat pada Eko.
"Ehh, anjir! Gue gak mau, ah, temenan sama cewek mesum kayak kalian." Eko bergidik ngeri dengan tatapan jahil, "tapi, kalau mau hubungin kontak gue, ya?"
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Mampus!
Dari bulpoin, buku, penghapus, tipe x, bahkan sepatu, dan hampir saja Raya melemparkan kursi ke arah Eko. Pria itu lebih dulu berlari menjauh ketika melihat Raya mengangkat kursi dengan mata melotot tajam.
"Si kampret udah pergi lanjut nonton lagi, yuk! Makin serem nih, anjir!" Raya menatap Alaya yang terlihat ketakutan. Bahkan keringat dingin mengalir di pelipisnya.
"Ogah!" Gadis itu melangkah menjauh sembari bergumam, "nonton kartun Casper, apa seramnya? Dasar bego."
Alaya menatap punggung Raya dengan dahi berkerut bingung kemudian menatap layar laptopnya menampilkan hantu yang sedang berterbangan menembus tembok, hei... itu, kan seram!
Alan baru saja melangkahkan kaki memasuki kelas bersama Agus dan juga Eko yang terlihat sedang bersembunyi di balik punggung Agus dengan mata yang menatap sekitar was-was.
"Lo ngapain, sih?" tanya Agus kesal, berusaha menyingkirkan Eko dari punggungnya.
"Gue takut ditimpuk kursi sama, Raya."
"Ah, cemen lo. Masa sama cewek gak berani, sih?"
Eko mendengus sebal. "Kalau gue ngelawan cewek, nanti gue dikata banci."
Alan yang mendengar keributan yang disebabkan oleh dua temannya itu hanya menggeleng pelan. Netranya tanpa sengaja menatap gadis yang mencuri pandang memalui telapak tangan ke arah layar laptopnya.
Entah ada angin apa pria itu melangkahkan tungkainya mendekati Alaya. Ia penasaran apa yang dilakukannya saat inu, terlebih beberapa murid yang jkut menonton justru terlihat santai meski sesekali umpatan dan candaan terlontar dari bibir manis mereka.
"Nonton apa?" tanya Alan tanpa basa-basi.
Alaya menatap Alan sekilas, telunjuknya ia letakan dibibirnya meminta Alan agar tak berisik. "Hantu," jawabnya pelan.
Alan mengerutkan keningnya bingung, mengintip sedikit kemudian mendnegus sebal. Jujur ia merasa dibodohi oleh gadis alay ini. "Bego," umpatnya kemudian melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAYAFOBIA
Genç Kurgu••END•• Dia, Alaya. Gadis dengan sejuta sikap alay yang melekat dalam dirinya. Sikapnya itu membuat dirinya terkenal dalam waktu singkat. Dia, Alan. Cowok yang sangat alergi dengan sikap alay Alaya. Jika bertemu ia lebih memilih menghindar, berhadap...