Mending gue di suruh lari keliling lapangan sampai mampus, daripada satu kelompok sama spesies langka bin aneh kayak Alaya.
-Alan
=AlayaFobia=
Pagi hari diisi dengan kegaduhan anak kelas XII-IPS1 yang memperebutkan satu buku ketua kelas yang menyimpan banyak kejutan di dalamnya. Salah satunya adalah jawaban dari pr matematika.
Jangankan bertemu dengan gurunya, mendengar kata matematika saja murid kelas itu sudah dibuat ingin gantung diri. Lebay memang, ya, pada dasarnya anak kelas XII-IPS1 itu gudangnya anak lebay entah mengapa si Alan bisa nyasar kesana.
"Lan, lo udah ngerjain pr?" tanya Agus dengan nada ngegas jangan lupakan Eko Saripudin bin Udin yang mengekor di belakangnya.
"Waalikumsalam, Akhi." Alan menyindir dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga dua orang itu.
"Assalamu'alaikum, ya ahli kubur," ketus Agus.
"Hemm."
"Nyontek dong, Lan." Cengenges Eko keluar dari persembunyiannya.
"Ambil sendiri," cetus Alan kembali fokus pada game di ponselnya.
"Ngikut." Agus yang melihat Eko membawa buku Alan ke bangkunya pun mengekor dari belakang.
Tak lama kemudian kelas kembali heboh dengan kedatangan Alaya, gadis yang jika memasuki ruangan bukannya salam justru jumpalitan.
Brakk!
Duar!
Gedebuk!
Hahahahaha!
Tawa seluruh jelas menggema di ruangan kecuali Alan tentunya. Mereka yang awalnya begitu fokus dengan angka-angka dikejutkan dengan gebrakan pintu disusul sosok Alaya yang jatuh tersandung tali sepatunya sendiri sehingga membuatnya tengkurap dengan tidak elite-nya.
"Lo ngapain tiduran di sana?"
"Pengen tidur atau ngemper?"
"Kurang kerjaan banget, sih?"
"Eh, lo jatuh, Al?" tanya Eko dengan polosnya langsung mendapatkan tawaan dan tatapan sinis Alaya.
Alaya berdiri dari jatuhnya, mengusap rok dan bajunya yang kotor terkena debu dan dosa dari sepatu tak berakhlak teman sekelasnya.
"Awas jatuh, Al." Peringat Agus dengan senyum jahilnya.
"Telat bego! Gue udah jatuh. Lagian siapa, sih? Yang naruh sepatu di kaki gue?" Cerocosnya sebal membuat seluruh murid kelas kembali pada aktifitasnya masing-masing.
Tak lama setelah itu teriakan menggelegar terdengar nyaring membuat satu kelas menutup telinganya cepat jika tak ingin pergi ke THT besok. "Huaaaa! Mama! Alaya jatuh dengan tidak elite-nya. Aduh! Mama! Alaya malu. Seseorang tolong aku," teriaknya sebal menatap semua orang yang menutup telinga mereka kecuali Alan.
Alaya menghapus air mata palsunya mengganti wajah cemberut dengan senyum manis lalu melangkah menuju Alan.
"Stop di situ!" Geram Alan menatap tajam Alaya ketika sirine di kepalanya mulai berbunyi.
"Geer. Orang gue mau ke meja gue," jawabnya sinis.
"Kalau lo mau ke tempat lo, ngapain lo lewat sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAYAFOBIA
Teen Fiction••END•• Dia, Alaya. Gadis dengan sejuta sikap alay yang melekat dalam dirinya. Sikapnya itu membuat dirinya terkenal dalam waktu singkat. Dia, Alan. Cowok yang sangat alergi dengan sikap alay Alaya. Jika bertemu ia lebih memilih menghindar, berhadap...