Chapter 07 : QTime

2.7K 299 42
                                    

            Mentari sudah meninggi saat Wonwoo terpaksa membuka mata, karena perutnya yang bergejolak tidak nyaman. Tergopoh-gopoh memasuki kamar mandi demi mengeluarkan makan malamnya. Syukur semalam ia dan Mingyu memutuskan untuk pulang ke rumahnya, karena sang suami mendapat libur tiga hari. Kalau tidak, mungkin dorm sudah langsung heboh.

"Sayang!" Mingyu yang mendengarnya pun bergegas menghampiri Wonwoo, meletakkan begitu saja sayuran yang sedang ia potong. Menangkap tubuh yang langsung lunglai begitu menyudahi acara morning sicknya yang tak kunjung usai. "Gwaenchana?"

"Pusing~" rengek Wonwoo, sembari membenamkan wajahnya pada ceruk leher suaminya.

"Sarapan, lalu minum obatnya, eoh?" ucap Mingyu, yang langsung diangguki tanpa banyak tanya oleh Wonwoo. Diangkatnya tubuh sang istri dan ia baringkan di atas tempat tidur. Sembari mengusap perut Wonwoo, ia berkata, "Adeul-a, jangan menyusahkan Mama, ya. Jadilah anak yang baik, kasihan Mamamu harus mengonsumsi obat setiap hari. Arraseo?"

Setelahnya ia buru-buru menyelesaikan acara memasaknya. Membuatkan bubur agar dapat dilahap dengan mudah oleh Wonwoo. Entahlah, kehamilan kali ini berbeda saat Joon Eun dulu. Mungkin karena dulu penuh dengan konflik, jadi sensasinya tidak terlalu terasa. Yang ini, dari awal Dokter mengatakan kalau kandungannya lebih lemah dan sangat rentan. Karena itu Mingyu meminta Wonwoo agar vakum lebih awal.

"Tadi pagi redaksimu menelepon." Mingyu memulai pembicaraan, sembari menyuapi Wonwoo. Ia mendesah pelan dan tersenyum kecil memandang istrinya yang terlihat penasaran. "Mereka mengucapkan selamat dan memundurkan deadline novel terbarumu."

"Jinjja?" Ada pandangan tidak percaya berpendar di manik hazel itu. "Aku tidak tahu Hyeonjae sebaik itu, memundurkan jadwal deadline hanya karena aku hamil. Aish, anak itu, kalau bukan kepala editorku, pengen kucakar wajahnya."

Mingyu tersenyum tipis, melanjutkan acara menyuapi istrinya yang manis. Sesekali ia memasukkan suapan itu ke dalam mulutnya sendiri. "Tapi, kayaknya dia tadi baik kok."

"Dia baik, banget malah." Wonwoo menelan bubur dalam mulutnya sebelum melanjutkan. "Cuma kalau udah masalah waktu, dia kelewat ontime. Lima belas menit drafnya belum sampai ke dia, langsung spam pun bertumpukkan."

"Jarang lho anak jaman sekarang yang bisa ontime," sahut Mingyu, yang diangguki oleh Wonwoo. "Hebat juga anak seumuran dia udah jadi kepala editor."

"Eh, by the way berarti kamu mau novel baru ya?" Mingyu berkedip, sepertinya baru menyadari sesuatu. "Spoiler dong, spoiler."

"Cuma spin-off The He doang kok, kisahnya Hika seusai keluarganya dibantai sama kelompoknya Jordan," jelas Wonwoo, sedikit memberi gambaran tentang projek novel terbarunya—novel ketiga usai The He : Kesalahpahaman dan The Deathly Angel : Diantara Dua Pilihan berhasil menembus pasaran. Tema utama novel-novelnya adalah crime, setelah Wonwoo menetapkan kalau romance terlalu mainstream untuk dijajal.

Mingyu terlihat berpikir sejenak, mencoba mengingat alur novel pertama istrinya. Ia tidak hobi membaca omong-omong, namun, karena itu novel karya Wonwoo, jadi ia dengan senang hati membacanya. Bahkan mempromosikannya di akun sosial media yang ia punya. "Jangan bilang Hika jadi kayak Cindi, balas dendam?"

Wonwoo mengerucutkan bibirnya, "Ketebak, ya? Ah, gak seru dong."

"Gak ih, sayang, kok gitu." Mingyu mengambil tisu dan mengelap sudut bibir Wonwoo, tertawa pelan melihat wajah kusut sang istri. "Aku juga gak tahu ceritanya kayak apa, kan? Kalau istrinya Kim Mingyu yang nulis sih, pastinya keren pakai banget. Dijamin, deh."

"Apa sih kamu," malu Wonwoo, sembari mencubit pinggang Mingyu. Ia memeluk tubuh besar itu, usai Mingyu meletakkan mangkoknya ke atas meja nakas. "Butik kamu gimana omong-omong? Lancar?"

"Aman kok, dipegang sama Minseo," sahut Mingyu, sembari menyodorkan segelas air dan beberapa butir obat. Yang langsung diminum dengan malas oleh Wonwoo. Mereka akhirnya berbaring saling berpelukan, dengan tangan Mingyu yang jadi bantal untuk Wonwoo. "Yang ..."

"Hm?"

"Shua hyung pernah cerita hubungannya sama Seungcheol hyung ke kamu, gak?" tanya Mingyu, tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

"Gak tuh, kenapa?" Wonwoo mendongak, memandang wajah suaminya yang rupawan.

"Cuma penasaran aja sih. Mereka gak ada niat mau nikah gitu?" ujar Mingyu, mengungkapkan rasa penasaran yang di pendamnya beberapa bulan ini. "Takutnya mereka ada masalah, tapi dipendam sendiri."

"Kamu ngomongnya." Wonwoo mencubit hidung Mingyu dengan gemas. "Doain aja yang terbaik buat mereka, mungkin mereka lagi cari waktu yang bagus."

"Semoga aja."

To be continue

(Maaf Wonu Oppa, judul novel ketiganya kubocorin °-°)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Maaf Wonu Oppa, judul novel ketiganya kubocorin °-°)

Hehe

Sebenarnya novel yang dibahas Mingyu sama Wonu di sini, projek novelku yang udah berjalan 3 tahun tapi gak kelar-kelar. Masih stuck di The He.

Maaf, OOT, hehe.

Oke, maaf karena lama update, dan semalam up malah promosi. Maaf, ya.

Gimana chapter ini?

Jangan lupa vote dan comment

Aku gak bisa janji update cepet, ya.

Oke, see you~

Oke, see you~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[SP] CHILD || MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang