“Kamu jangan sedih terus, ya. Eomma sudah cukup punya kamu sama Joon Eun. Mingyu pasti juga merasakan yang sama,” ucap Ny. Kim, sembari mengusap kepala menantunya dengan sayang.
“Iya, Eomma, terimakasih karena sudah merawatku selama di sini. Wonu pamit.” Wonwoo berpindah menyalami ayah mertuanya, sebelum melangkah menuju mobil di mana Joon Eun dan Mingyu sudah di dalamnya. Ia duduk di belakang bersama anaknya.
***
“Wonwoo kembali ke Seoul hari ini,” ucap Seungcheol, berjalan menghampiri Joshua dan memeluknya dari belakang. Menyandarkan kepalanya pada bahu kecil itu. Membuatnya leluasa memandang profil kanan wajah kekasihnya.
Mereka sekarang berada di ruang kerja restoran milik Joshua. Mengecek laporan-laporan bertumpuk, karena schedule sebagai idol dan aktor yang padat.
Joshua menghela napas pelan. “Anak itu pasti sedih sekali. Mereka sudah menantikannya sangat lama.”
“Mungkin ... mereka hanya ditakdirkan untuk memiliki Joonie.” Seungcheol membalikkan tubuh Joshua, dan menangkup wajah mungil itu dengan lembut. Ia tersenyum tipis, lantas mengecup bibir pink itu singkat. “Nanti kita ke sana, okay? Aku sudah bilang anak-anak yang lain. Jadwalmu kosong kan hari ini?”
“Baiklah, tapi setelah aku menyelesaikan pekerjaanku.” Joshua kembali membalikkan badannya. Ia tidak bisa menahan senyumnya saat Seungcheol bergegas membantu. Di momen momen seperti ini, semuanya terasa mudah. Seolah tidak ada yang perlu di takuti.
Mungkin memang aku yang terlalu penakut.
***
Seusainya sampai di rumah mereka, Wonwoo memutuskan untuk beristirahat. Joon Eun pun ikut tertidur menemani mamanya. Hanya Mingyu yang sibuk membereskan barang-barang mereka, dan merapikan rumah--meski tidak terlalu berantakan. Laki-laki berusia 30 tahun itu bahkan berbelanja, mengingat isi kulkas mereka yang kosong.
Saat jam menunjukkan pukul 16.45, barulah Wonwoo bangun. Joon Eun sudah menghilang entah kemana. Namun, di dengar dari suaranya, sepertinya anak itu sedang bermain di taman belakang—bersama anjing peliharaan Mingyu. Ia beranjak turun dari tempat tidur. Melangkah dengan sedikit terseok—efek bangun tidur—menuju ke lantai bawah.
“Mingyu,” panggil Wonwoo, saat melihat ruang tengah yang kosong.
“Aku di dapur, sayang!!”
Wonwoo langsung membawa kakinya menuju dapur. Matanya yang semula masih setengah terbuka, langsung melebar melihat bahan makanan memenuhi meja. “Astaga, Mingyu, kamu mau memasak ini semua?”
“Sssst! Sayang, jangan panggil aku dengan nama, ada Joonie,” tegur Mingyu, ia mematikan kompornya dan berbalik. Memandang wajah bangun tidur sang istri dengan hangat. Ia tersenyum. “Nanti malam pasti anak-anak Seventeen akan datang. Jadi, aku masak banyak. Lagipula kita udah lama gak makan sama-sama.”
“Aku bantu, ya?” Wonwoo sudah menyisingkan lengan bajunya. Bersiap membantu menyiapkan makan malam. Namun, gerakan Mingyu yang menahannya begitu cepat. Laki-laki itu menggeleng kuat. “Kenapa? Aku udah gak papa kok.”
“Kamu masih masa pemulihan, jadi duduk aja. Kalau bosan, mending main sama Joonie,” ujar Mingyu, yang langsung mendapat cubitan dari sang istri. Ia meringis pelan, lantas tertawa melihat wajah cemberut itu. Padahal kan ia hanya bercanda. Sebagai pasangan yang baik, ia gak lupa kalau Wonwoo takut sama anjing. Maka dari itu Malamut Alaska yang ia beli untuk jaga rumah, ia letakkan di belakang. “Kenapa sih, padahal Miku kan lucu.”
Miku, iya Miku, nama anjing Malamut Alaska itu. Joon Eun yang memberinya nama. Terinspirasi dari idol virtual milik Jepang. Hoshi yang mengenalkannya. Katanya lebih bagus dari pada idol beneran yang pakaiannya tidak bagus di mata anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SP] CHILD || Meanie
Fanfiction[SEQUEL BABY] BOOK 3 OF 4 FROM SERIAL PREGNANT Keseharian keluarga Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo di sela kesibukan mereka sebagai idola, bersama anak lucu mereka yang sudah sekolah. (Diwajibkan untuk membaca Book Pregnant dan Baby terlebih dahulu, agar...