Chapter 10 : Have A Nice Day

2.6K 294 47
                                    

            Joon Eun termangu memandang Wonwoo yang sedang mengaitkan horden. Lantas membuka jendela agar sinar mentari dan udara segar masuk. Bocah berusia 7 tahun itu memandang takjub, mamanya yang masih berdiri di depan jendela. Melihat senyum manis Wonwoo di pagi hari seperti ini adalah hal yang langka, meski Joon Eun adalah anaknya—kandung lagi. Perlu diingat kalau Joon Eun tinggal dengan kakek neneknya sejak bayi.

Dan laki-laki itu menyadari, mamanya benar-benar memiliki sisi feminim.

"Oh? Joonie sudah bangun?" Wonwoo akhirnya membalikkan badannya, dan menemukan si putranya terduduk di tempat tidur. Ia kemudian melangkah menghampiri Joon Eun, dan duduk di hadapannya. Anak laki-lakinya itu masih memandangi wajahnya. "Kenapa? Ada sesuatu di wajah Mama?"

"Mama cantik," celetuk Joon Eun polos.

Wajah Wonwoo merona samar. Ia tertawa pelan dan mengacak surai putranya dengan gemas. "Benarkah?"

Joon Eun menganggukkan kepalanya, dan tersenyum. Hatinya bahagia melihat senyum mamanya, sejak pertamakali ia membuka mata. "Uhm! Mama cantik, bahkan Jeonghan samchon kalah."

Aduh, anaknya ini pintar sekali membahagiakan hati mamanya.

"Terimakasih, sayangku, Joonie juga sangat tampan. Sekarang mandilah," ucap Wonwoo, sembari membantu anaknya turun dari ranjang.

"Tampanan Joonie atau Papa?"

"Kalian berdua sama-sama tampan." Wonwoo mengambil handuk dari dalam lemari, dan menggantungnya di bahu putranya. Ia mengacak surai anaknya yang cemberut. "Mandi cepat, biar Joonie bisa mengalahkan ke tampanan Papa."

Dan anaknya itu langsung berlari ke kamar mandi.

***

Wonwoo mendesis pelan merasakan denyut tidak menyenangkan di perutnya, usai meletakkan semangkok sup ke atas meja. Ia menarik napas panjang beberapa kali, untuk menetralkan rasa sakitnya. Masih dalam posisi berdiri dengan berpegang pada meja.

"Wonu-ya, perutmu sakit lagi?" tanya Ny. Kim, saat melihat Wonwoo tidak kunjung beranjak menghampirinya. Ia menghampiri menantu kesayangannya itu, dengan dua piring makanan. Diletakkannya dua piring itu di atas meja, lantas memaksa Wonwoo untuk duduk.

"Tidak apa-apa, Eommonim, Wonu baik-baik saja," ujar Wonwoo, ia ingin bangkit dan membantu mertuanya itu memindahkan makanan yang sudah di masak. Namun, wanita itu keukeuh memaksanya tetap duduk.

"Kamu duduk saja, Eomma tidak mau kamu kenapa-napa," titah Ny. Kim, sebelum berbalik dan kembali melanjutkan kerjaannya.

Wonwoo tersenyum tipis dan merutuki dirinya yang mendadak lemah.

"Mama!"

"Aigoo, anak Mama, sini." Wonwoo mengulurkan tangannya, mengundang Joon Eun untuk mendekat. Ia merapikan baju yang di kenakan putranya, dan membantunya duduk pada kursi di sisinya. "Nah, Joonie jadi sangat tampan sekarang. Papa pasti iri."

"Benarkah?" Bocah itu memandang mamanya dengan mata berpendar-pendar.

"Tentu saja." Wonwoo menghadiahkan sepasang ciuman, pada pipi gembil Joon Eun.

Tidak lama setelahnya, handphone Wonwoo bergetar. Menampilkan nama suaminya yang mengajak video call. Disentuhnya ikon kamera dan wajah tampan langsung memenuhi layar.

"Papa!" seru Joon Eun antusias.

"Aigo, aigo, Joonie-ya, jagoan Papa sudah siap berangkat sekolah, eoh?"

"Ne, Joonie sama Mama mau sarapan," sahut Joon Eun, kepalanya menganguk-angguk semangat.

"Papa sudah sarapan?" Wonwoo membuka suaranya. Ia tertawa pelan melihat Mingyu yang terhenyak, mendengar panggilan yang lolos dari bibirnya. Tujuh tahun menjadi orangtua, tidak membuat keduanya terbiasa dengan panggilan itu. Apalagi Joon Eun tinggal bersama Tuan dan Nyonya Kim, jadi keduanya cenderung terbiasa memanggil menggunakan nama, atau panggilan sayang—terkhususnya Mingyu.

"Sudah. Mama sendiri gimana, masih mual?"

Kali ini wajah Wonwoo yang memerah. Ia berdehem pelan. "Tidak, sudah tidak mual lagi."

"Mungkin badan Papa yang bau, jadi Mama mual terus," timpal Joon Eun, yang membuat tiga orang di sekitarnya langsung tertawa. Tn. Kim yang sedang menikmati kopinya, bahkan nyaris tersedak.

"Ey, bau badan Papa itu parfum favoritnya Mama tahu."

"Buktinya di sini Mama gak mual, wee," sanggah Joon Eun, sembari memeletkan lidahnya pada sang papa. Ia tertawa pelan melihat Mingyu yang mendadak speechless. Benar-benar perpaduan savage (dari Wonwoo) dan barbarnya (dari Mingyu), yang sukses menciptakan manusia seperti Kim Joon Eun.

"Haah, Papa kalah."

Wonwoo dan Joon Eun tertawa melihat wajah merajuk Mingyu.

"Yasudah, Papa harus mulai syuting. Sampai nanti kesayangannya Papa Mingyu."

"Sampai nanti, Papa~" Joon Eun melambai-lambaikan tangannya, sementara Wonwoo hanya tersenyum.

Ah, pagi yang indah.

To be continue

Jeon-Jaga cantik bener, hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon-Jaga cantik bener, hiks

Hayo, udah nonton GOSE belum nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo, udah nonton GOSE belum nih?

Habis ini tidur ya, gak usah begadang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis ini tidur ya, gak usah begadang. Kan Sien udah bawain happy scene, biar kalian mimpi indah.

Hehe

See you

[SP] CHILD || MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang