Hari ini kelas Ayyara sepi. Mereka sedang di luar ruangan. Tepatnya di lapangan karena mata pelajaran olahraga.
Pak Kim berdiri di depan siswa-siswi yang sudah berbaris rapi.
"Baiklah, setelah melakukan pemanasan sekarang kita masuk materi inti, yaitu lompat tinggi!" Pak Kim berteriak dengan suara lantangnya. Penggaris panjang berayun-ayun di tangan kekarnya. Ayyara yakin penggaris itu sedang bergembira. Sebentar lagi ia akan berguna.
"Buat satu barisan. Mulai berlari dan melompat secara bergantian. Kalian paham?" seru Pak Kim.
"Paham!" dijawab kompak dengan siswa-siswinya.
David mengambil posisi di belakang Ayyara. Ayyara hanya diam dan fokus melihat teman-teman di depannya yang telah melakukan lompatan demi lompatan.
Tinggal beberapa orang lagi di depan Ayyara. Perut Ayyara terasa mulas sekali. "Aishhh sakit perut-, oh udah giliran gue!" Ayyara tersenyum licik. Matanya melirik tajam kearah David. "Kena kau, David!" bisik Ayyara dengan senyum liciknya.
"Yak! Ayyara!" Pak Kim memanggilnya.
Dan ..., Psssss ....
Ayyara membuang gas kehidupannya sedetik sebelum ia berlari dengan kencang dan berhasil melompat dengan mulus berkat tubuh mungilnya yang ringan.
David mengendus-endus hidungnya. "Bau apa ini?" tanya David. Ia keluar dari barisan sambil menutup hidungnya. Teman-teman di belakang David ikut menutup hidung.
"Woy, David! Jangan hitut sembarangan, dong. Jorok! Bau banget!" protes Jennie yang berdiri tepat di belakang David.
"Bukan gue, dih!" David membela diri. Matanya melotot lebar, protes, tak terima atas tuduhan temannya.
"Jelas-jelas lu paling depan. Jorok banget sih, ihhh!" sahut Lisa.
"Bukan gue!" David berteriak.
"Hay, David! Kamu bikin keributan. Push-up dan baris paling belakang, sana!" teriak Pak Kim.
"Tapi saya enggak buang angin, Pak." David masih membela diri.
"Lakukan atau .... " Pak Kim mengacungkan penggaris keramat di tangannya.
Oh tidak. David tidak mau terkena jurus samurai terbang milik Pak Kim. Bayangkan saja. Kau akan dilempar dengan penggaris panjang itu jika melakukan kesalahan. Sebaiknya David mengalah. Ia berjalan ke belakang mengambil posisi push-up.
David mengedarkan pandangannya sambil terus melakukan push-up. Ketemu! itu dia. Sosok mungil yang sedang tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya geli.
"Awas lu, Gea bogel Ayyara!" Tatapan mata David terus tertuju pada Ayyara.
Lompatan terahir. David bisa melakukannya dengan baik. Semua siswa dipersilahkan istirahat dan berganti pakaian untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
📝
Ayyara memilih mengisi perutnya yang kelaparan. Aneh, baru tadi saat olahraga ia merasa mulas. Sekarang dia sudah bisa merasa lapar.
"Ini gara-gara olahraga berat yang tadi, Celya. laper banget gue, buset dah!" Ayyara bercicit.
"Terserah lu, Ayyara." Celya menyedot teh manis di hadapannya. Jengah melihat porsi makan Ayyara yang super. Sebetulnya Ayyara sudah membawa bekal dari rumah tapi sekarang bekal itu bersanding romantis dengan semangkuk bakso. Celya sudah tidak heran.
"Mau Lya? Aaaaa ...." Ayyara menyodorkan bakso ke hadapan Celya. Celya melahap bakso itu.
"Pintar. Lya harus makan banyak demi menjaga kegembulan pipi itu, ya. Itu untuk menjaga keromantisan Lya dengan Kai!" Ayyara bercicit sambil mengunyah bakso di mulutnya. Celya hampir tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hy School: Love Me, Please! [Sudah Terbit]
Teen FictionSekolah seharusnya menjadi tempat paling menyenangkan untuk para remaja, bukan? Masa di mana mulai mengenal cinta, cita-cita, pengenalan jati diri, harapan, romantisme dan drama. Masa sekolah tentu menjadi sejarah besar dalam hidup kita. Sumber insp...