Bab.3a

217K 6.2K 236
                                    

Esok hari nya, kini Steven berada didalam mobil untuk perjalanan bisnis nya. Untungnya kuliah hari ini di liburkan karena tanggal merah, jadi Steven tidak harus izin mengajar.

"Pak, bu Erna baru saja kirim email. Mohon diperiksa, jika sudah pasti bisa ditanda tangani sekarang juga." Ucap sekretaris Steven.

Steven mengangguk lalu memeriksa email tersebut dengan teliti, melihat tidak ada gangguan apapun pria itu segera menandatangani nya.

Sesampai nya di sana, Steven melihat keadaan sekitar yang lebih mirip seperti hutan. "Kenapa harus pesan hotel disini?" Tanya Steven.

"Jarak tempat tinggal klien tidak jauh dari sini, besok pagi kita bisa menyusuri hutan lebih atas lagi. Disana dia tinggal, memang dia terkenal sebagai pecinta lingkungan sampai-sampai berani untuk tinggal disekitar sini." Ucap sekretaris Steven.

Steven mengangguk, lalu masuk kedalam hotel yang terasa cukup mengerikan tapi tidak terlalu dipedulikan nya. "Kamar bapak disini, kamar saya dibawah." Ucap sekretarisnya sembari membawakan koper Steven hingga masuk ke dalam kamar nya.

Steven mengangguk dan langsung membereskan barang-barang nya setelah sekretarisnya pergi. Deringan ponsel Steven membuat pria itu langsung mengangkat nya karena nama Samuel yang berada dilayar. "Ada apa menelefon?" Tanya Steven curiga.

Steven dapat dengan jelas mendengar suara cekikikan Samuel dari sebrang. "Papa cuma mau mastiin tentang kemarin." Ucap Samuel.

Steven menaikan satu aslinya kebingungan dengan ucapan sang papa. "Maksud papa?" Tanya Steven.

"Ashila, kamu tahu kan apa yang ingin papa bicarakan tentang kalian kemarin yang habis melakukan itu?" Ucap Samuel membuat Steven semakin tidak mengerti.

"Tahu dari mana papa tentang Ashila?" Tanya Steven kebingungan, karena wanita itu adalah salah satu murid biasa yang tidak ada spesial nya sama sekali bagi nya.

"Jangan malu begitu, ceritakan pengalaman pertama mu dengan seorang wanita sekarang juga." Ujar Samuel membuat Steven semakin risih saja dan sengaja mematikan panggilan dari papa nya.

Dari sebrang tempat Samuel, pria tua itu nampak mengutuk anak nya yang berani mematikan panggilan dari dirinya secara sepihak.

Malam hari, Steven memutuskan untuk makan malam di hotel saja. Dirinya menaiki lift dan tidak sengaja bertemu seorang pria yang cukup tampan.

Saat lift tertutup dan mulai berjalan, pria asing itu mendekati tubuh Steven. Steven pikir pria itu hanya ingin berkenalan dengan nya, tapi lama kelamaan tangan pria asing itu menyentuh bokong Steven.

Steven merasakan mual yang amat sangat. "Apa yang baru saja kamu lakukan?" Tanya Steven sembari menghindar dari pria asing itu.

"Kamu tidak suka pria ya?" Tanya pria asing itu sembari menatap genit Steven.

Steven melebarkan matanya, lalu memencet tombol lift keluar. Setelah pintu lift terbuka, Steven dengan cepat keluar sembari menggelengkan kepalanya.

Di restaurant hotel bawah, dirinya segera memesan air minum untuk menenangkan diri. Duduk didekat jendela, lalu meminum air mineral hingga tetes terakhir didalam botol.

Saat berhasil bernapas dengan lega, matanya tidak sengaja menemukan seseroang yang cukup dikenal nya akhir-akhir ini. "Apa benar itu Ashila?" Gumam Steven melihat pemandangan malam lewat pintu kaca disebelah nya yang ikut memperlihatkan salah murid perempuan nya.

Saat Steven sedang memperhatikan itu, sekretarisnya memanggil sembari membawakan makan malam untuk nya. "Maaf pak, saya tidak sempat menjemput bapak lebih dulu ke kamar atas." Ucap sekretaris Steven.

Steven menoleh dan mengangguk pada sekretarisnya. Lalu menoleh kembali keluar dan merasa telah kehilangan bayangan Ashila yang sudah tidak berada di luar. "Apa barusan, aku salah lihat?" Gumam Steven.







Steven laku juga sama batangan. Btw, kira-kira ada yang bisa tebak gak Ashila beneran apa bukan yang dilihat Steven barusan?

My Impotent Boyfriend [DEWASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang