Bab.4b

190K 6.3K 321
                                    

"Sedang lihat apa kamu?" Tanya Steven mengedarkan pandangan kepada Ashila.

Ashila menggelengkan kepalanya, sembari menoleh pada Steven kembali. Steven terdiam lalu memberikan es batu yang berlapis tisu itu pada Ashila. "Kamu bisa obati sendiri sekarang." Ucap Steven yang diangguki Ashila.

"Bapak mau kemana habis ini?" Tanya Ashila memanggil Steven kembali.

Steven terdiam sejenak lalu menggelengkan kepalanya. "Ke kamar saya, memangnya kamu ada perlu?" Tanya Steven.

Ashila mengangguk. "Bisa bantu saya kerumah kakek untuk melakukan sesuatu?" Tanya Ashila dengan perasaan dag-dig-dug kepada Steven.

Steven berfikir sejenak. "Tidak sampai menginapkan?" Tanya Steven yang segera diangguki Ashila.

Steven mengangguk setuju. "Baiklah, karena saya menganggur hari ini saya setuju." Ucap Steven.

Mereka berdua akhir nya menggunakan motor Ashila dibanding dengan mobil Steven. "Ini supaya bisa lewat jalan kecil dan cepat sampai." Ucap Ashila pada Steven yang berada dibelakang wanita itu.

Jangan kaget mengapa Ashila yang membonceng Steven, itu semua dikarenakan pria kaya yang tidak lancar mengendarai motor. "Jangan menunduk pak, orang-orang dijalan juga tidak tahu nama dan siapa bapak. Jadi santai saja, tidak mesti merasa malu begitu." Ucap Ashila menahan ketawa nya.

Steven dengan wajah menahan malu, menghela napas berat nya dibelakang Ashila. "Kapan kita sampai ke tempat kakek mu?" Tanya Steven.

"Sebentar lagi, cuma tinggal lurus lalu belok kanan." Ucap Ashila pada Steven.

Sesampainya dirumah kakek Ashila, Steven mengikuti wanita kecil itu dari belakang. "Rumah kakek mu persis gaya Jepang ya." Ucap Steven.

Ashila mengangguk. "Betul sekali, kakek saya menikah dengan nenek saya yang orang Jepang." Ucap Ashila.

Karena kakek dan nenek juga aku memiliki sebuah bakat aneh seperti ini.

"Jadi kemari mau ngapain?" Tanya Steven.

Ashila menggelengkan kepalanya. "Masuk dulu sapa kakek dan nenek saya, bagaimana?" Ujar Ashila yang disetujui oleh Steven.

Dari depan pintu, kakek dan nenek Ashila ternyata sudah menunggu kedatangan mereka. Ashila berlari dan masuk kepelukan nenek dan kakek nya, sedangkan Steven hanya tersenyum kaku dan sedikit menyesali diri kenapa ia setuju untuk ikut ke tempat yang ia sendiri tidak cukup kenali.

"Dia?" Tanya nenek Ashila.

"Teman Ashila nek, namanya Steven." Ucap Ashila membuat Steven melebarkan matanya dan menatap wanita itu dengan tajam.

Nenek dan kakek nya sedikit tidak percaya ketika melihat gaya Steven yang terlihat lebih dewasa dan sangat berbeda dengan gaya Ashila cucu nya.

Nenek nya menatap tajam junior Steven yang masih terbalut celana, dan merasakan adalah hal aneh disana. Tapi ia tidak bisa mengetahui penyakit apa itu kalau tidak benar benar melihatnya dengan jelas seperti memegang nya secara langsung.

"Atau jangan-jangan?" Gumam sang nenek sembari menatap cucu nya Ashila.

Ashila melihat tatapan sang nenek yang mengarah pada junior Steven. "Nenek pasti menyadarinya kalau itu sangat besar." Gumam Ashila sendirian.

"Ayo masuk dan makan dulu, semua nya sudah disiapkan." Ucap kakek Ashila mempersilahkan cucu beserta teman nya masuk.

Ashila tersenyum kaku pada Steven, didalam sana mereka bersebelahan dan mengundang Steven untuk menyenggol tubuh wanita itu. "Saya ini dosen kamu bukan, kenapa mengaku sebagai teman?" Bisik Steven.

Ashila tersenyum. "Kalau kakek dan nenek tahu mereka akan merasa canggung kalau tahu bapak adalah dosen saya. Saya bawa bapak kesini biar bisa cari pengalaman baru saja, tapi jangan lupa untuk tambahkan nilai saya." Ucap Ashila lalu mengedipkan mata kiri nya, membuat Steven sedikir terkejut dengan wajah yang cukup lucu.

Ashila tersenyum kembali, lalu berbisik pada Steven. "Bapak bisa ganteng juga ya?" Goda Ashila membuat Steven membuang wajah nya dari wanita itu.

"Kamu gak pernah dengar tentang murid yang kualat karena suka meledek guru nya sendiri?" Tanya Steven.

Ashila berfikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak pernah tuh." Ucap Ashila sembari menampilkan senyuman manisnya pada Steven.

Steven menatap bibir wanita itu, hingga tak sadar mendekat pada Ashila. "Ayo dimakan." Ucap nenek Ashila membuat Steven kembali menyadarkan diri nya sendiri.









Kalau malam ini bisa sampai 430 vote double up yass!!

My Impotent Boyfriend [DEWASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang