Ashila masuk kedalam toko baju tersebut, dengan mata yang mencari kesana dan kemari. "Apa pak Steven bakal suka pilihan ku?" Gumam Ashila.
Ashila mengambil satu sweater dan sebuah celana pendek, karena ia suka dengan style pria seperti itu. "Permisi kak, apa disini jual celana dalam pria?" Tanya Ashila berhati-hati.
Penjual itu mengangguk, sembari menujuk kenalkan nya. "Hanya ada yang itu kak." Ucap pelayan tersebut.
Ashila melihat-lihat kearah sana, ia bingung dengan ukuran apa yang harus dipilih nya. Mengingat tadi tangan nya sempat memegang sebentar milik dosen nya, Ashila pun mengukur dengan penuh cermat. "Akhirnya ketemu." Ucap Ashila sembari mengambil ukuran yang diingat nya.
Ini juga salah satu bakat terpendam yang dimiliki Ashila, wanita itu dapat mengukur milik lelaki walau hanya dari melihat nya saja. "Saya akan bayar tiga barang ini ya." Ucap Ashila pada pelayan tersebut.
Selesai membeli pakaian, Ashila berjalan keluar untuk menghampiri dosen nya. "Ini pak." Ujar Ashila sembari memberikan baju dan kartu debit milik pria itu.
Steven mengangguk. "Kamu bisa beli apa yang kamu mau sampai saya selesai berganti baju, anggap saja ini bayaran karena telah membantu saya hari ini." Ucap Steven.
Ashila dengan cepat menolak. "Gak usah pak, cukup dapet nilai bagus aja saya udah seneng kok." Ucap Ashila dengan kalimat baik nya saat ini.
"Saya tidak mau ada hutang budi Ashila." Ucap Steven memberikan kartu debitnya lagi.
Ashila menggelengkan kepalanya. "Tidak mau." Ucap Ashila kekeh.
Steven menganggukan kepalanya mengerti. "Kalau begitu tolong pegang barang-barang saya dulu." Ucap Steven memberikan dompet dan ponsel nya pada Ashila untuk dipegang wanita itu.
Pria itu lalu masuk kedalam toilet di cafe ini, dan meninggalkan Ashila sendirian disana. Dalam hitungan detik ponsel Steven berbunyi menandakan adanya panggil masuk.
Layar ponsel dosen nya menampilkan nama 'papa' disana. "Berarti papa nya pak Steven ya?" Gumam Ashila sembari menggarukan kepalanya.
Tak sengaja ada orang yang menabrak nya dari belakang. "Eh maaf kak." Ucap orang tersebut pada Ashila yang tidak sengaja menyenggol tubuh nya.
Ashila mengangguk, lalu tak sengaja tangan nya memencet tombol terima panggilan. "Aduh gimana nih?" Ujar Ashila.
Ashila memberanikan diri mengambil panggilan tersebut untuk meminta maaf. "Ha-halo om?" Sapa Ashila dari sebrang.
"Siapa ini?" Tanya Samuel pada Ashila.
"Perkenalkan saya murid pak Steven, nama saya Ashila." Ujar Ashila pada Samuel.
Sekarang ini Samuel merasa senang ketika mendengar suara seorang wanita dari ponsel anak nya. Karena seumur hidup hingga sekarang Samuel tidak pernah mendengar kabar kencan anak nya.
"Steven nya ada?" Tanya Samuel.
"Hm, pak Steven sedang berada di toilet." Ucap Ashila.
Samuel yang mendengar anak nya berada di toilet merasa sangat senang, berarti ada kemajuan pesat bahwa Steven sudah berhasil meniduri seorang wanita. "Ashila?" Panggil Steven dari depan.
Ashila melebarkan matanya, lalu memberikan ponsel Steven pada pemilik nya. "Maaf, saya gak sengaja mengangkat panggilan di ponsel bapak." Ujar Ashila.
Steven melihat layar ponsel nya yang sudah kembali seperti semula, berarti panggilan tersebut telah dimatikan. Steven mengangguk, lalu menyuruh Ashila untuk ikut dengan nya.
"Memang nya kita mau kemana pak?" Tanya Ashila yang sudah berada didalam mobil Steven.
Steven tidak menjawab nya, dan membawa wanita itu kesebuah toko baju wanita. "Ayo turun." Ucap Steven yang diikuti Ashila.
Ashila melihat sekeliling toko yang menampilkan banyak baju cantik, iseng tangan nya memijat harga salah satu baju di butik tersebut dan terkejut melihat angka nol di belakang ada enam sampai tujuh kalau dihitung dari belakang.
Steven mengambil satu gaun pergi dan diukur nya ditubuh Ashila. "Yang ini pasti cocok." Ucap Steven lalu berlalu ke kasir segera meninggalkan Ashila.
Selesai dari kasir, Steven sudah membawa paper bag ditangan nya yang diberikan untuk Ashila. "Pegang, dan masuk ke mobil." Ucap Steven.
Ashila mengangguk nurut, hingga mereka kembali berada didalam mobil. "Habis ini mau kemana, saya akan antar kamu sampai situ?" Tanya Steven.
Ashila kebingungan, ia tidak mau profesi nya sebagai asisten dokter kelamin pria ketahuan oleh dosen nya. "Turunin saya di halte bus sana saja pak." Ucap Ashila sembari menujuk halte didepan sana.
Steven mengangguk, lalu menurunkan Ashila tepat di halte bus. "Terimakasih." Ucap Ashila pada Steven.
Steven mengangguk dan meninggalkan Ashila. Tidak berlangsung lama, Steven mendapatkan panggilan dari sekrerisnya yang mengabari bahwa besok dirinya harus bertemu dengan klien secara mendadak diluar kota.
Mengingat persediaan makanan habis, Steven berniat berbelanja di supermarket. Sesampainya di sana Steven mengambil troli dan mencari bahan-bahan makanan.
Drug!
Troli Steven di tabrak dari samping, lalu melihat ternyata seorang wanita yang menabrak nya steven memilih untuk diam dan kembali berbelanja. "Mau saya bantu pilihkan tomat yang bagus?" Tawar wanita itu sembari menempelkan tubuh nya pada Steven.Steven merasa risih dan tidak sengaja mendorong wanita itu untuk menjauh dari nya. Wanita itu nampak tersenyum miring. "Apa kamu tidak tergoda dengan ku?" Tanya wanita asing itu sembari mengelus burung Steven dihadapan umum.
Tetapi junior Steven tetap tidak menujukan reaksi apapun.
Yuk ramein sampai 300 vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Impotent Boyfriend [DEWASA]
Romance⚠️21+ Dosen ku impoten dan aku yang menjadi dokter nya??!! -Ashila Romance, agegap, komedi, dewasa