01 ─ siapa dia?

4.4K 568 115
                                    

pulang kuliah yang biasanya lewat jalan biasa kini mingi harus pakai jalan pintas karena macet. ia dapet info dari temannya yang rumahnya di pinggir jalan tadi siang.

di tengah mengendarai si chawee -motor kesayangan mingi- ia memelankan laju kendaraan beroda dua itu, dilihatnya seorang anak kecil yang mingi kira umurnya baru tiga tahun sedang berjalan tertatih-tatih di pinggir gang yang tidak terlalu sempit.

dari belakang jalannya seperti pinguin. lucu, batin mingi. tapi mengapa dia sendirian, kemana ayah dan ibunya?

mingi rasanya ingin menyampari bayi berpakaian jaket bulu seperti beruang dengan telinga di masing - masing sisi kepalanya. akhirnya dia menge-gas si chawee.

"tapi ntar kalo gue dikira mau nyulik, gimana?" monolog mingi, memberhentikan chawee di tengah mengejar bocah itu.

persetanan dengan tuduh menuduh mingi lanjut menyamparinya. mingi mana bisa tahan sama hal yang berbau imut-imut.

sampai, tepat di sampingnya, bayi itu juga berhenti berjalan. menengadah untuk melihat mingi dengan mata bulat nan cantik miliknya. sekitar 3 detik ditatap tiba-tiba mingi dikasih cengiran menggemaskan dari makhluk kecil di sampingnya.

mengapa dia tertawa? wajah mingi sekonyol itukah sampai bayi saja menertawakan mukanya?

mematikan mesin dan turun dari chawee. mingi berjongkok untuk mensejajarkan wajahnya dengan anak kecil tersebut.

lalu mengambil jari - jari kecilnya dan mengelusnya pelan. "haii!" sapa mingi disertai senyum manisnya.

bocah itu diam, masih memperhatikan mingi dengan serius.

"mama papa kamu kemana?" mingi tolol, bayi umur tiga tahun diajak ngobrol.

pertanyaannya dibalas gelengan. sekarang gantian, jari telunjuk panjang mingi yang digenggam oleh telapak tangan mungil itu.

"aaa gemess." ingin culik saja, mingi simpan di apartnya.

menimang - nimang apa yang akan ia lakukan selanjutnya, beneran membawanya pulang atau membiarkannya, atau mungkin melaporkan ke pihak kepolisian?

tapi kalau mingi adopsi, apa kata teman-temannya nanti? bisa-bisa mingi dicap selama ini dia ngehamilin anak orang. apalagi mingi mempunyai kekasih.

memikirkan konsekuensinya, lalu, "ah bodo amat," jawaban finalnya adalah ... ya, mingi membawa bayi laki-laki itu pulang.

"ayo sini sama kakak, daripada kamu sendirian nanti diculik om-om," ujar mingi sambil menggendong dan ditaruh di jok depan.

tangan kiri memegang perutnya agar tidak jatuh, satu tangannya lagi memegang stang chawee. lalu lanjut melajukan chaweenya sampai ke apartemen.

P A R E N T S

setelah menutup pintu lalu berjalan ke arah ruang tamu dan medudukan diri di sofa. tak lupa bayi kecil yang baru saja ia pungut, ditaruh di sebelahnya.

"nah sampe. bagus kan tempat tinggal kakak?" ujarnya seperti bertanya yang tidak dibalas apapun.

mingi memperhatikan manusia bak malaikat itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"namanya siapa, ya?" ia bemonolog.

"nama kamu siapa, dek?" tanya mingi dengan lembut, tak ingin membuat makhluk suci di depannya ini sawan.

"eung?" tatapan polos dan puppy eyesnya membuat mingi lemah. cuih dasar.

tahan mingi, ini terlalu gemas.

menelan ludah lantas kembali mengoceh.

"eum ... gimana kalo maxwell aja? nah bagus tuh! iya song maxwell!!" pekik mingi dengan senyuman puasnya karena baru saja berhasil mendapatkan nama yang menurutnya keren.

"nama kamu sekarang maxwell," ucap mingi sembari mengusap pipi lembut maxwell.

"papii?" maxwell tiba - tiba berujar dan itu membuat mingi sedikit terjejut. bisa ngomong papi?

sedikit keberatan dengan sebutan itu. ntar kalo yang lain salah sangka gimana?! mingi masih muda, belum siap dan belum mau ada yang memanggilnya seolah-olah dia adalah ayah.

gak sudi.

"panggil kakak aja, ya?"

"papi!!" maxwell tetap bersikeras. ia sekarang menautkan alisnya yang mana malah terlihat imut di mata mingi.

"duh..."

tak tahu mingi bingung, ingin membantah tapi maxwell masih kecil, kesihan.

oke tak apa, biarkan saja maxwell manggil dia dengan sebutan papi, tapi nanti jika ia sudah lumayan besar, mingi akan mengajarkannya untuk mengganti panggilannya.

"oke, oke. panggil papi."

"papi...! papii!!"

mingi tidak bisa tahan buat ga nyubit pipinya. menggesekkan hidung mancungnya dengan hidung mungil maxwell lalu tertawa.

melihat pipi tumpah dan mata bulatnya maxwell, mingi jadi ingat sahabatnya. jeong yunho, mirip sekali.

 jeong yunho, mirip sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

' baby '

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

' baby '

parents ' minyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang