yunho tersenyum kecil. "akhirnya turun," katanya setelah melihat termometer yang baru saja mengecek suhu tubuh maxwell.
mingi ikut lega, pasalnya ini sudah seminggu lebih anaknya demam dan baru hari ini pas dicek lagi ternyata sudah mendingan.
ngomong-ngomong soal hubungan mereka setelah malam itu, keduanya semakin dekat. mungkin mereka yakin soal peraaaan masing-masing.
walaupun terkadang masih terasa aneh buat yunho. ya bagaimana tidak, kejadian di rumah wooyoung yang mingi mencium pipinya dan mengucapkan sayang kepadanya hanya sebagai seorang sahabat masih terbayang dengan jelas di otak yunho, tapi entah apa yang mingi pikirkan hingga dengan mudah kata-kata sayang melebihi sahabat bisa terlontarkan begitu saja.
deep talk malam-malam bisa membuat orang menjadi lebih jujur, mungkin.
yunho beralih ke mingi. "kalau maxwell udah sembuh, mau jalan-jalan ga?" tanyanya ragu-ragu.
terhitung sudah lumayan lama mereka tidak jalan bareng, ditambah maxwell sakit.
mingi mengulum senyum. "iya nanti."
/ P A R E N T S /
maxwell sudah sembuh total. minggu sore mereka putuskan untuk pergi ke bazzar yang digelar tak jauh dari apartnya.
di sini mereka sekarang. tidak terlalu ramai dan juga tidak terlalu sepi. banyak anak muda sepantaran mereka yang berlalu lalang.
"beliin minuman itu!" yunho menunjuk stand minuman segar.
"duduk di sana gih, pegel kan lo dari tadi jalan terus." mingi menggerakan dagunya ke arah sebuah kursi panjang.
yunho mengangguk, melangkahkan kaki panjangnya sambil menggendong maxwell yang tengah menyusu.
mata yunho tak lepas dari mingi yang sedang mengantri. sampai tiba-tiba seorang perempuan menyampari lelaki itu, yunho menajamkan penglihatannya.
kata 'oh' terucap saat ia menyadari bahwa itu adalah mantan mingi, yuna.
sembari ngantri untuk membeli minuman yang sama, mingi ngobrol sebentar dengan yuna.
"gue liat ig lo sering post sg berdua sama yunho, makin nempel aja lo berdua," kata yuna berniat menggoda sang mantan.
mingi tertawa pelan, "gue jadi suka sama dia anjing ah."
mata yuna membelalak kaget, sedetik kemudian dia terbahak. "katanya dulu ga level nge-homo. udah gue bilang ntar juga kemakan omongan sendiri." mingi misuh-misuh.
"belom jadian kan? cepet-cepet tembak. uke premium tuh, takut keburu digebet seme lain," tambah yuna. mingi hanya membalas dengan anggukan.
beberapa menit mengantri, sekarang giliran mingi. habis beli minuman buat calon pacar, mingi izin pamit ke yuna dan pergi dari sana.
mingi menyodorkan minuman itu yang langsung disedot sama yunho hingga setengah. haus katanya.
"tadi ada yuna?" yunho membuka obrolan. mingi mengangguk sembari minum dengan santai minumannya.
hening sejenak sebelum yunho mencicit, "lo udah move on belum dari dia?"
pertanyaan yunho membuat mingi noleh, alisnya bertaut bingung. "kalo gue belum move on, ngapain gue suka sama lo? mending balikan sama yuna."
"siapa tau gue cuman dijadiin pelampiasan,"
"engga, yunho. tulus gue mah,"
"laga lo!" yunho menoyor kepala mingi. keduanya tertawa setelah itu.
"ayo pulang, udah mau malem, angin sore ga bagus buat maxwell," ajak yunho.
mingi melihat maxwell yang tertidur, kepalanya tersender dengan nyaman di bahu yunho.
mingi buang minumannya yang sudah habis. "sini gantian gue yang gendong." tak ingin membangunkan anaknya, hati-hati yunho kasih maxwell ke mingi.
mereka jalan kaki, hanya kurang lebih 400 meter untuk sampai ke apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
parents ' minyun ✔
Fanfictiesepasang sahabat yang kehidupannya didatangi oleh bayi laki-laki yang sekarang berstatus sebagai anak mereka. di satu sisi mingi menjadi orang tua, namun di sisi lain ia juga mempunyai kekasih. s, smg ! u, jyh !