sepasang sahabat yang kehidupannya didatangi oleh bayi laki-laki yang sekarang berstatus sebagai anak mereka.
di satu sisi mingi menjadi orang tua, namun di sisi lain ia juga mempunyai kekasih.
s, smg !
u, jyh !
yunho udah tinggal di apart mingi sejak 1 minggu yang lalu. rumahnya juga udah kejual dengan cepat.
hari ini mingi ada janji sama pacarnya buat ngedate. seperti biasa, ceweknya nyamperin ke apart mingi dulu.
tapi sebelum cewek itu dateng, yunho dan mingi sekarang malah debat.
"gua pergi sebentar doang! susu maxwell udah sekarat!!" seru yunho.
"bentar lagi pacar gue dateng, gue mau langsung pergi!"
alasan mereka debat adalah mingi yang ngelarang yunho pergi ke minimarket buat beli susu, karena ia tidak ingin menunggu yunho untuk menjagai maxwell. jadi setelah pacarnya sampai, mingi mau langsung pergi.
kalau bisa si cewek jangan sampai ngeliat maxwell dan yunho di apartnya.
"gue pergi bentar atau malam ini gue nginep di rumah wooyoung!?" yunho memberikan ancaman.
"heum!" dengan muka badmoodnya yunho ngerampas jaket yang tergeletak di meja ruang tamu, lalu pergi keluar.
mingi ngehela nafas berat, ia jalan ke kamar. padahal dia udah siap-siap tinggal berangkat doang.
main-main sebentar sama maxwell, tiba-tiba handphonenya bergetar menandakan ada pesan masuk.
dicek ternyata dari pacarnya yang mengasih kabar kalau dia udah di depan.
mingi berdecak malas. kan benar dugaannya, yunho pulang pas ceweknya nyampe.
"maxwell di sini aja ya, jangan keluar-keluar." mingi sengaja bilang gitu supaya ceweknya ga tau kalau ada bayi di apartnya.
ia melangkahkan tungkainya untuk membukakan pintu.
pintu kebuka, menampilkan seorang wanita dengan senyum secerah matahari, kata mingi mah gitu. meh bulol.
"sini masuk," mingi merangkul pundak pacarnya dan menuntunnya buat duduk di sofa.
"ga mau langsung pergi?" tanya si cewek.
mingi gelagapan, "ah, b-bentar dulu ya, yun."
yun? yunho? tidak lah! nama pacarnya mingi itu yuna, shin yuna.
wanita cantik yang selalu ceriah dan memiliki positive vibes, makanya mingi sangat mencintainya.
"lho kenapa? kan biasanya juga langsung jalan." yuna bertanya, sedikit bingung dengan gelagat aneh yang mingi tunjukan.
"g-ga mau ngobrol-ngobrol dulu gitu? kita udah lumayan lama 'kan, ngga gini?" selain dengan alasan harus menjagai maxwel, mingi memang benar kok terakhir kali mereka ketemu sekitar 2 minggu yang lalu. jadwal kuliah mingi sedang sibuk-sibuknya.
yuna manggut-manggut, akhirnya mereka berbincang-bincang kecil sembari menunggu yunho pulang.
10 menit berlalu, yang ditunggu belum menunjukan batang hidungnya. malah yang muncul batang hidung maxwell, anak itu keluar kamar sambil sedikit berteriak mencari papinya.
"papii...!"
mata mingi membola ketika mendengar teriakan itu, tubuhnya membeku seketika.
"mingi, itu suara siapa? kok kayak suara anak kecil?"
belum sempat mingi menjawab, maxwell sudah terlebih dulu muncul di depan mereka berdua. dengan senyuman polos bak bayi maxwell menyampari papinya lalu menaruh kepalanya di atas paha mingi, tangan mungilnya juga menggenggam 2 jari panjang sang papi.
hening sebentar sebelum.. "yak! mingii!! lucuuu..." pekik yuna. "kok ga bilang kalo ada bayi??"
yuna si pencinta bocah berseru gemas lantas menggendong maxwell untuk didudukan di pangkuannya. sedangkan mingi sedari tadi sudah mengeluarkan keringat dingin. ia melupakan fakta bahwa pacarnya suka sekali anak kecil.
"namanya siapa? dia siapa kamu?" tanya yuna.
"maxwell. d-dia ... ah bingung jelasinnya, pokoknya aku ketemu dia di jalan."
"kamu mau adopsi gitu ceritanya?" mingi mengangguk, membenaran tebakan yuna.
"papi, papa themana?" tanya maxwell.
"beli susu, bentar lagi balik."
5 menit, sekarang mingi terkacangi karena atensi yuna kini hanya kepada maxwell.
tak lama pintu dibuka, menampilkan yunho dengan beberapa plastik yang ditengteng.
"maxwell, papa pulang!"
yunho berhenti saat melihat ke arah ruang tengah. makin terkejut saat mingi menatapnya nyalang.
"hehehe, lama ya? maaf tadi ngantri," oceh yunho sembari menaruh plastik-plastiknya di meja makan. "oh, hai yuna!" sapa yunho saat menyadari kehadiran pacar sahabatnya.
yuna dengan senang hati membalas sapaan tersebut.
selesai dengan belanjaannya, kini yunho ikut duduk di sofa single sebelah mingi.
yuna melirik maxwell lalu gantian ke mingi dan yunho. "anak kalian?"
2 lelaki itu kompak menjawab, "bukan!!"
yuna tertawa. jika kalian pikir yuna bakal cemburu, kalian salah. fyi saja, yuna seorang fujo. ia biasa saja jika mingi dekat-dekat dengan yunho.
bahkan tak hanya sekali ia iseng-iseng menjodohkan pacarnya sendiri sama yunho. ya walau hanya candaan.
"udah-udah, yunho udah pulang. ayo berangkat," ajak mingi ke yuna.
"iya iya." dengan hati-hati yuna memberikan maxwell ke gendongan yunho.
"jagain anaknya, ya. papa?" ujar yuna ditambah ledekan di akhir kalimat.
yunho misuh-misuh. jujur, mereka bertiga lebih pantas sahabatan.
2 cowok 1 cewek, dan hobi si cewek menyoblangi kedua sahabatnya untuk pacaran.
setelah itu mingi dan yuna pamit pergi. tak lupa mingi mencium dulu pucuk kepala anaknya yang sedang berada di gendongan yunho, yang mana membuat yuna berpekik kegirangan melihat pemandangan tersebut.
sayangnya yuna tidak sempat memfoto moment langka itu.
"papanya dicium juga dong!" ujar yuna yang dihadiahi tatapan tajam dari yunho.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.