12 ─ calon mertua

2.4K 366 63
                                    

yunho mingi beserta maxwell sedang berkunjung ke rumah orang tua mingi yang berada di luar kota.

sudah jalan 6 tahun hubungan keduanya, dan 3 bulan yang lalu mereka resmi bertunangan. sekarang mingi ke sini buat ekhm -meminta restu untuk menikahi yunho.

mingi sudah lulus S1 dan mendapat pekerjaan tetap. mereka juga sudah memikirkan matang-matang untuk ke jenjang yang lebih serius lagi.

besok mereka akan ke rumah orang tua yunho, karena rumahnya tidak jauh dari rumah orang tua mingi.

yunho dan mingi sudah kenal dan bersahabat sejak dulu, dan saat beranjak dewasa, mereka putuskan untuk merantau bareng.

"maxwell ga mau ikut? di sana ada permainan lho, ada kolam renang juga!" yunho berujar, membujuk anaknya untuk ikut bersamanya.

maxwell tetap menggeleng, masih fokus kepada anjing poodle yang sekarang sedang bermain bersamanya. anjing peliharaan mamanya mingi.

yunho menghela nafas, merasakan usapan lembut mendarat di bahunya. "jangan dipaksa, gapapa dia nginep di sini," ucap mingi memberi solusi.

"iya, aku mau di sini aja sama nenek," kata maxwell.

"nanti tidur dimana?"

"di kamar nenek lah," jawab anaknya.

yunho dan mingi sudah menyewa hotel yang tidak jauh dari sini. karena kamar mingi yang dulu sudah dijadikan gudang, jadi tidak ada lagi kamar yang kosong.

mereka ngalah, membiarkan anaknya mengenal kakek-neneknya lebih jauh. habis itu mereka pamit balik ke hotel karena sudah malam.

/ P A R E N T S /

selesai keluar dari kamar mandi, mingi melihat yunho yang tengah duduk bersandar pada headboard ranjang sambil memainkan handphone.

mingi langsung loncat ke kasur, mengambil paksa handphone yunho lalu menarik tangannya agar tubuhnya telentang, dengan segera mingi mengungkung yunho di bawahnya.

perilaku mendadaknya membuat yunho mengerjapkan mata, sedetik kemudian si manis melenguh pelan saat merasakan lehernya dihisap dan digigit kecil.

"nghh ... gii." dengan mata terpejam, tangannya berusaha mendorong dada mingi.

mingi menghentikan kegiatannya, menatap yunho intens. "bikin adek buat maxwell," ucapnya sembari mengusap paha bagian dalam yunho, tapi yunho menahan tangan nakal itu.

sial, perlu yunho akui penampilan mingi di atasnya dengan rambut setengah basah serta kaos tidak berlengan membuatnya sedikit terpesona.

namun yunho langsung buang jauh-jauh pikiran kotor itu. mengingat saat pertama kali mereka melakukannya, membuat yunho berjalan sedikit pincang di keesokan harinya, ia tidak ingin besok orang tuanya melihat tanda-tanda bahwa mereka habis hs.

kepala yunho melengos ke samping, mengindari tatapan mingi. "ga mauu, gue ga mau hamil sebelum sah."

tangan besar mingi bergerak menyentuh pipi yunho, membawa wajahnya agar mau kembali menatapnya. "kan sebentar lagi kita nikah," bisik mingi.

"engga! nanti aja," yunho berucap tegas. "awas gue laper."

"gue juga, tapi di depan gue udah ada makanan." mingi menahan tangan yunho dengan satu tangannya, menaruhnya di atas kepala. fak, yunho ga bisa ngeberontak kalo sudah begini.

detik berikutnya, yunho menggigit bibir, menahan suara laknat saat lidah mingi kembali bermain di lehernya. "j-jangan buat ... tandaah.."

puas dengan leher, mingi ke atas, meraup bibir yunho yang sedikit terbuka, mengajaknya berperang lidah. tangan yunho yang sudah bebas kini menahan tengkuk mingi, memperdalam ciuman itu.

sembari bibirnya yang saling melumat, tangan mingi di bawah berusaha melepas celananya dan celana sang tunangan.

desahan yunho dan geraman rendah mingi mengalun lembut menemani malam panjang mereka.

/ P A R E N T S /

mingi ikut senyum saat ia perhatikan sejak tadi yunho tidak berhenti tersenyum setelah pulang dari rumah orang tuanya.

mereka baru saja mendapat restu dari pihak keluarga yunho. bahkan papa yunho mengusulkan untuk mempercepat pernikahannya.

sebelah tangan mereka sedari tadi saling menggenggam, sedangkan tangan mingi yang satunya menyetir mobil.

"senyum mulu, entar juga kering giginya," mingi bergurau.

yunho mengkerutkan hidung. pekikan mingi terdengar saat yunho mencubit tangan mingi yang sedang menggenggam tangannya. setelah itu mereka tertawa pelan.

"mau beli gula-gula dong,"

"gulali yang dulu pulang sekolah sering lo beli?" tanya mingi memastikan.

si jeong mengangguk lucu, "masih inget ya lo."

"inget lah. lo posesif banget sama tuh makanan, gue minta aja langsung diumpetin," dumel mingi.

dulu masa SMA, walaupun beda sekolah, namun mereka tetap pulang bersama karena jam pulangnya kebetulan bareng.

setiap pulang sekolah mereka sering sekali ke taman yang menjual berbagai macam cemilan. gulali langganan yunho adalah salah satunya.

semoga taman itu masih dibuka dan tukang gulalinya masih jualan.

tidak membutuhkan waktu lama, mobil mingi sudah terparkir di sebrang taman. belum selesai mingi mematikan mesin, yunho sudah keluar meninggalkan mingi.

yunho berlari kecil untuk menyebrang, sampai lupa noleh kanan kiri.

terdengar klakson mobil truk dan disusul oleh suara benturan keras yang membuat mingi melebarkan matanya.

yunho tertabrak, tubuhnya terpental, serta kepalanya yang menghantam trotoar.

"YUNHO!!"

campur aduk banget chap ini :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

campur aduk banget chap ini :(

btw 😸

aku fast up di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku fast up di sana

parents ' minyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang