13|Haus

49 3 0
                                    

"No, ini ngerekap absen dimana?" tanya Aera berjalan beriringan di samping Lino, memegang buku absen kelas dengan pena pelengkapnya.

"Di perpus aja, kata Bu Nita komputer di ruang TU lagi rusak," ujar Lino menanggapi.

Lino, bisa di katakan yang paling rajin di antara teman-temannya. Ditunjuk dan diberi amanah untuk menjadi ketua kelas dari hasil musyawarah teman sekelas. Sedangkan Aera, salah satu dari beberapa murid yang bisa di katakan anak emas dari seorang wali kelas, bu Nita.

Suara gesekan pintu dengan lantai terdengar samar, saat Lino mendorongnya secara perlahan. Di belakangnya ada Aera yang tengah celingukan melihat sekeliling perpustakaan yang cukup luas.

"Siang bu!" Sapaan ramah terdengar, terlontar dari mulut Lino menyampirkan sedikit senyum menatap guru penjaga perpustakaan sopan.

"Siang Lino, mau pinjam buku?" Balasan dari guru penjaga perpustakaan turut tersenyum ramah kepada Aera yang kini malah tersenyum canggung.

"Engga bu, mau ngerekap absen," ujar Lino tertawa pelan, dan pamit untuk segera pergi dari hadapan guru tersebut.

"Itu Bu siapa No, namanya? Cantik banget deh. Keliatan masih muda," tanya Aera menatap sekilas guru penjaga perpus tadi, dari bangku yang ia duduki bersama Lino.

"Guru magang, udah lama sih disini. Bu Qila namanya," ujar Lino menghidupkan komputer yang sekarang ada di hadapannya.

"Cantik banget ya, umur berapa sih? " tanya Aera kepo, wajahnya sedikit dekat dengan Lino yang kini mulai membuka file absen kelasnya.

"Mana gue tau, tanya aja tuh sama si Dera," ujar Lino mendorong pelan muka Aera dengan telapak tangannya yang kini cukup menutupi wajah kecil Aera, tanpa mengalihkan pandangannya ke depan.

"Dera suka sama yang tante-tante—pfft," ujar Aera pura-pura terkejut.

Percakapan begitu saja berakhir, memunculkan kesunyian diantara mereka yang kini sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

***

"Itu absen 18 kok—" ucapan Aera terputus, karena hentakan meja yang kini terdengar menggema di penjuru perpustakaan yang sepi.

"Apa sih, ganggu aja lo," ketus Aera menatap sengit modelan kakak kelas berambut gelombang gantung itu.

Tidak hanya Aera, Lino juga sedikit terganggu karena kedatangan kakak kelas norak satu ini, bisa-bisa ia dan Aera akan terjebak di perpustakaan ini sedikit lama lagi.

"Ganggu ketentram hidup gue, Lo minggir deh!" ketus Aera lagi menatap nyalang kakak kelas yang kini bertumpuh diri menatap Aera remeh.

Bisa-bisanya perpustakaan semewah ini, dimasuki oleh sejenis orang norak semacam kakak kelasnya ini. Aera tidak habis pikir. Ke sini hanya untuk mencari perhatian dan memancing keributan.

Untung saja guru cantik penjaga perpustakaan tadi sedang ada urusan.
"Ah, jadi ini yang di kasih bekal sama si Taehyung, yang di anter-jemput sama Jimin, siapa lagi nih target selanjutnya, si Jungkook kelas IPA 1? Lumayan sih, kalau si Jungkook, udah pinter, ganteng, tajir apa coba yang kurang, ya kan?" ujar si gadis—ah, apakah dia harus juga di sebut gadis—atau lebih tepatnya wanita?

"Dia juga deket banget tuh sama si Jungkook—waktu itu gue lewat di depan rumahnya, dia lagi goleran-goleran, pelukan sama si Jungkook," sahut teman di samping kanannya berkuncir dua.

Kakak kelasnya di sini memang benar-benar tidak jelas, apa untungnya coba mengumbar kemesraan dirinya dengan Jungkook—dengan statusnya yang jelas-jelas menjadi adik kandung tiga bersaudara itu.

Posesive Brother|BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang