3

95.2K 2.2K 11
                                    

Sudah dua minggu lamanya aku tinggal di rumah tante Ranti. Keadaan tante Ranti sudah cukup membaik. Masih sering melamun memang, namun tante Ranti sudah mulai mau melakukam aktifitas-aktifitas yang biasanya dia lakukan sebelum om Pandu pergi. Mulai dari merawat tanaman, sampai memasak.

Sebenarnya, tante Ranti memiliki satu asisten rumah tangga yang sehari-harinya membantu tante Ranti mengerjakan pekerjaan rumah. Mbok Sarina namanya. Namun mbok Sarina tidak menginap di rumah ini, dia biasanya datang pukul 6 pagi dan pulang pukul 6 sore setiap senin sampai sabtu. Mbok Sarina bertugas mengerjakan semua pekerjaan rumah kecuali memasak. Tugas itu selalu dilakukan oleh tante Ranti.

Tadi pukul 10 pagi tante Ranti pergi keluar rumah. Dia ingin mengecek kost-kostan miliknya yang berada disekitar salah satu universitas negeri yang ada di Jogja. Aku cukup terkejut ketika tante Ranti pamit hendak keluar rumah. Ini pertama kalinya tante Ranti keluar semenjak aku tinggal di rumah ini. Biasanya jika tante Ranti butuh apa-apa dia selalu menyuruhku.

Aku mengeluarkan brownies yang baru saja selesai aku panggang dari oven. Aku tersenyum senang melihat brownies yang baru saja ku buat berhasil. Terlihat sangat sempurna dimataku. Aku meletakkannya di kitchen island menunggu hingga dingin agar bisa segera kupotong.

Aku mengambil handphone dan mulai memotret hasil brownies yang kubuat untuk memamerkannya diinstagram milikku. Ketika aku melihat-lihat hasil jepretanku, aku mendengar suara tangisan dan teriakan nyaring Jagad yang berasal dari ruang tengah. Dengan segera aku keluar dari dapur.

Aku menemukan Jagad yang menangis meraung-raung didalam pelukan mbok Sarina. Sedangkan pak Soleh sopir yang selalu mengantar-jemput Jagad mengelus - ngelus bahu Jagad.

"Jagad kenapa?" Aku berjalan mendekati mereka.

Mbok Sarina yang mendegar suaraku membalikkan badan menatapku "Ini mbak, Jagad nangis karena ditinggal ibu pergi"

"Loh, bukannya tante tadi pergi sama pak Soleh?"

"Iya mbak. Tadi setelah ngantar ibu ke kostan saya langsung disuruh pergi jemput Jagad terus antar ke rumah. Nanti jemput ibu kalau uda ditelepon"

Aku mengangguk mendengar penjelasan pak Soleh. Aku berjalan menghampiri Jagad, mengulurkan tangan kepadanya yang disambut baik oleh Jagad.

"Udah jangan nangis lagi dong... Eyang cuman pergi bentar kok. Kan ada tante Hanna di sini."

"Eyang jalan-jalan. Gak ajak Jagad. Jagadkan pengen ikut" Jagad berbicara dengan senggugukan.

"Eyang cuman pergi sebentar sayang... Kita makan aja yuk. Tante Hanna bikin brownies loh..."

"Gak mau.... Maunya jalan-jalan sama eyang" aku menghembuskan nafas pelan. Mencoba sabar menghadapi Jagad. Anak-anak dengan segala pikiran ajaibnya.

"Iya makan dulu tapi. Nanti Jagad selesai makan eyang udah nyampe rumah" aku kembali mencoba membujuk Jagad.

"Ke eyang dulu baru makan" kepalaku sudah hampir meledak sekarang, tidak tau lagi merayu dengan cara apa.

"Gimana kalau kita pergi jalan-jalan?" Aku mencoba usaha terakhirku

"Kemana?"

"Ke Mall?"

"Mandi bola?"

Aku tersenyum mendegar ketertarikan Jagad "Iya. Tapi Jagad harus makan dulu. Kalau gak makan gak jadi"

Jagad mengusap air matanya yang tersisa. Lalu mengulurkan jari kelingking ke hadapanku "Janji?"

"Janji"

Jagad sama sekali tidak menolak ketika aku ajak ke dapur. Aku menghidangkan sepiring nasi dan juga lauk pauk dihadapan Jagad. Dengan patuh Jagad memakannya. Lalu aku berlalu menuju dapur, melanjutkan kegiatanku memotong brownies. memindahkannya ke piring lalu membawanya ke meja makan. Aku tersenyum senang ketika Jagad makan dengan begitu lahap. 

Ketika Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang