15

60.3K 1.8K 67
                                    

Aku masuk ke dalam mobil dengan pemikiran gusar, sedangkan mas Janu menyambut ke datangan ku dengan antusias. Dia memgecup pipi ku sesaat setelah aku menutup pintu.

Dia membelai sekilas rambut ku sebelum akhirnya fokus menjalankan mobil pergi dari area kampus.

"Kamu udah makan? Mas laper banget" mas Janu membuka pembicaraan setelah mobil meninggalkan gerbang kampus.

"makan dulu aja"

"Mau makan dimana?"

"Terserah mas aja"

Aku merasakan mas Janu menatapku, namun pandanganku tetap lurus ke depan memandang jalanan.

Aku yakin Mas Janu merasakan perubahan moodku, karena aku tak pernah bersikap secuek ini sebulan belakangan.

"Kamu habis dimarahin dosen?"

"Enggak"

"Terus kenapa?"

"Gakpapa. Lagi gak mood aja"

"Oh. Okee..." lalu kami sama - sama terdiam. Tidak ada lagi pembicaraan di antara kami.

Mas Janu menghentikan mobil di sebuah warung bakso yang tak jauh dari kampusku. Hanya warung kecil sebenarnya, namun bakso dan mie ayamnya emang benar - benar enak. Aku sering makan di sini dan ternyata mas Janu juga begitu yang baru ku ketahui beberapa minggu yang lalu.

Warung bakso tidak terlalu ramai, Kami masih bisa mendapatkan tempat tanpa harus bergabung satu meja dengan orang lain.

Mas Janu memesan mie ayam bakso jumbo sedangkan aku memesan mie ayam spesial.

Kami masih sama - sama dalam mode diam. Tidak ada yang bicara hingga pesanan kami datang. Mungkin karena tidak tahan akan kesunyian diantara kami, akhirnya mas Janu membuka suara

"Kamu kenapa sih? Ada masalah sama skripsiny? Nanti mas bantu kamu, Gak usah khawatir, bikin skripsi emang kaya gitu kok"

Mas Janu menatapku dengan senyum tipis. Senyum yang menangkan. Tapi senyum itu sama sekali tidak berpengaruh apapun untukku saat ini.

"Ada yang kirim salam sama mas..."

Mas Janu mengerutkan alis menatapku bingung "siapa?"

"Chyntia, kangen katanya" sekilas aku melihat tatapan terkejut dari mas Janu, lalu dia membuang muka, fokus pada mangkok yang ada di hadapannya.

"Oh..." hanya itu jawaban darinya, tidak ada kalimat bantahan dan sejenisnya. Aku terpaku menyadari sesuatu. Aku tersenyum getir melanjutkan makan ku.

Tidak ada lagi apartemen, mas Janu langsung mengantarkan aku menuju rumah, tak ada satu pun yang bicara selama perjalanan.

Mobil berhenti tepat di depan teras rumah, Mas Janu akhirnya memanggil ku di saat aku hampir membuka pintu mobil.

"Mas gak tau apa yang chyntia katakan sama kamu, Tapi mas yakin pasti ada sesuatu melihat perubahan sikapmu. Apapun itu Hanna.... kalau setelah ini kamu menjauhi saya... saya tidak akan mencegah kamu" aku terpaku. Mataku mulai memanas, dengan tergesa aku turun dari mobil masuk ke dalam rumah meninggalkan mas Janu.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Aku melihat tante Ranti duduk di meja makan sedang membaca majalah, Jagad sama sekali tidak terlihat, mungkin dia sedang tidur siang.

"Tante.." aku menghampiri tante Ranti.

Tante Ranti mengangkat pandangan dari majalah yang sedang dia baca, menatapku "udah pulang Na?"

Ketika Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang