13

83.8K 1.8K 68
                                        

"Tante senang sekali Na, sekarang Janu dan Jagad sudah mulai dekat. Janu udah gak sekaku dulu lagi" Aku melihat tante Ranti yang tersenyum senang sambil memotong dedaunan.

Saat ini aku sedang membantu tante Ranti merangkai bunga ke dalam vas berukuran besar. Tante Ranti memiliki hobby membeli bunga - bunga segar Dan merangkainya ke dalam sebuah vas besar yang diletakkan di perbatasan antara pintu masuk rumah dan ruang tamu.

"Itu salah satu permintaan om Pandu sebelum meninggal, dia ingin Janu lebih dekat dengan Jagad"

"Kamu juga sekarang kayanya lebih dekat ya Na sama Janu" aku tertawa gugup mendengar ucapan tante Ranti. Aku meliriknya yang tengah tersenyum jahil kepadaku.

Aku menjilat bibirku gugup "Gak segitu dekatnya kok tante. Cuman ngobrol aja. Hanna penasaram sama dunia kerja, jadi banyak nanya sama mas Janu"

"Nanti kalau kamu udah lulus kuliah, kerja sama Janu aja Na, dari pada kerja sama orang lain"

"Emangnya jurusan aku ada lowongan di kantor mas Janu tante?" mas Janu itu punya kantor design interior, udah lumayan terkenal juga. Aku pernah beberapa kali lihat instagram official kantornya. Hasil design nya keren - keren banget. Emang sih bukan mas Janu semua yang kerjain, tapi kan mas Janu yang punya, pasti sedikit tidaknya ada campur tangan mas Janu.

"Eh iya juga ya... tapi Janu kan punya cafe Na. Kamu bisa jadi manager mungkin? Udah mau buka cabang ke dua juga"

Aku mengangguk "Iya kemarin Hanna lewat, udah mau jadi ya tante? Lebih gede juga dari sebelumnya kayanya kalau dilihat dari luar"

"Iya..." Tante Ranti tersenyum mengangguk, kelihatan sekali bahwa dia bangga dengan kesuksesan mas Janu "tau gak Na, Dulu Janu sama om sempat berantem waktu tau Janu gak ambil jurusan dokter kaya om pandu pengen"

"Dulu itu Janu nekat banget. Diam - diam dia les IPS, padahal dia kan IPA. Terus setiap om pandu tanya "ambil jurusan apa Nu di UMPTN" Janu pasti jawab "kodokteran UGM pa, Kedokteran Undip pa""Tante Ranti tertawa diselah percakapannya "Bohong anak itu"

Aku tersenyum mendegar cerita tante Ranti, jujur saja aku belum pernah dengar cerita bagian ini. Diam - diam ada perasaan bangga dihatiku melihat mas Janu yang sekarang.

"Waktu pengumam ketahuan deh ternyata dia ambil kuliah design. Di ancam om gak dikasih uang kalau tetap ambil jurusan itu, tapi Janunya nekat pergi. Untung waktu itu tante punya simpanan yang bisa dikasih buat Janu"

"Perempuan itu harus begitu Na. Harus ada uang simpanan, buat keperluan tak terduga. Kita gak tau nantinya nasib suami kita gimana. Kamu juga kalau berumah tangga juga gitu ya. Rajin nabung, tapi gak boleh pelit juga" Tante Ranti menatapku sambil tersenyum.

"Iya tante..."

"Tante suka setiap melihat kamu berinteraksi sama Jagad dan Janu"

"Mungkin ini hanya perasaan tante saja tapi...." Tante Ranti menatapku ragu. Dia menghembuskan nafasnya pelan lalu tersenyum "Tante gak mau ikut campur, takut kecewa. Terakhir kali tante ikut campur semuanya berantakan." Aku mengerti kemana arah pembicaraan ini sekarang, membuat perasaanku menjadi tidak karuan dibuatnya. Apa tante Ranti tau aksi kucing - kucinganku dengan mas Jagad sebulan ini?

"Kalau memang kamu ada sesuatu dengan Janu, tante gak akan keberatan kok Na. Tante senang sekali" Tante Ranti tersenyum menatapku, senyum yang membuat hatiku mencolos, ada perasaan bahagia dan harapan di dalam senyum itu, aku takut jika aku akan membuat senyuman itu berubah menjadi raut kecewa. Memang jenis hubungan apa yang sedang aku jalani dengan mas Janu saat ini?

Ketika Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang