ALAYAFOBIA

PROLOG

Matahari terik seperti biasa. Kata orang, kalau hari ini panas artinya neraka sedang bocor halus. Dan gadis dengan atribut kuning dari ujung kepala hingga ujung kaki itu berjalan santai dengan payung yang menutupi kepalanya, jangan lupakan kaca mata yang terpasang cantik di atas hidung minimalisnya.

Gadis itu menatap seseorang yang jauh di hadapannya dengan tatapan menggoda. Bukan hal umum baginya yang setiap pagi harus menjalankan kewajibannya menjahili pria yang fobia dengan dirinya.

Dia, Alaya. Gadis dengan sejuta sikap alay yang melekat dalam dirinya. Sikapnya itu membuat dirinya terkenal dalam waktu singkat.

Dia, Alan. Cowok yang sangat alergi dengan sikap alay Alaya. Jika bertemu ia lebih memilih menghindar, berhadapan dengan Alaya mampu membuat tubuhnya gatal-gatal.

"Sok suci banget sih, lo!" gertak Alaya menatap datar Alan yang jaraknya terpaut jauh dari tempatnya berdiri.

"Selangkah lagi lo mendekat, gue akan buat lo lumpuh sekarang juga!" balas Alan mengancam gadis yang semakin lama semakin mendekat.

Alaya menutup payungnya kemudian mengibaskan rambutnya ke kanan dan ke kiri. Mencoba berbuat seperti idol Korea kesukaannya namun, selalu berakhir nyangkut pada gagang payung.

Tak urung hal itu membuat beberapa siswa yang berjalan di koridor tertawa ngakak bahkan hingga salto menuju kelasnya. Alaya sendiri menghentakkan kakinya kesal.

"Ihhh. Alaya gak suka pakai payung ini. Payungnya jelek bikin rambut cetar Alaya rusak!" cetusnya membuang payung berwarna kuning dengan gantungan matahari itu sembarangan.

Di ujung koridor, Alan menatapnya jijik. Dalam benaknya ia selalu berpikir, dulu waktu ngidam ibu Alaya itu menginginkan hal apa hingga melahirkan anak seperti itu atau ayahnya lupa mengazani gadis itu.

Menggeleng pelan, Alan memilih untuk berbalik dan berjalan kembali menuju kelasnya yang sialnya harus satu kelas dengan gadis yang sifat dan namanya sama-sama alay.

"Mit amit," gumam Alan lirih.

=AlayaFobia=