4 :: In The Afternoon

232 28 11
                                    

"Ketua kelas, lo habis darimana si? dari tadi di cari sama wali kelas. Gue yang malah jadi pengganti lo dateng!" gerutu Minju yang baru saja memasuki kelas, gadis itu lalu duduk di bangku tepat di depan bangku Seungmin.

Seungmin melepas earphone yang menyumpal kedua telinga, tak lupa memutuskan sambungan bluetooth yang terhubung langsung dengan ponselnya. Sekarang adalah jam istirahat, para murid banyak menghabiskan waktunya di cafetaria, kelas itu kosong menyisakan barang-barang pribadi mereka yang di biarkan berserakan di atas meja.

"Sorry, tadi gue disuruh bantuin Pak Jibon beresin buku di perpustakaan," balas Seungmin, tanpa mengalihkan fokusnya pada buku catatan berisi rangkuman rumus hitungan.

Sementara itu, Jeongin teman sebangku Seungmin memilih menyudahi membaca bukunya. Anak-anak rajin seperti mereka sudah sepantasnya selalu mendapatkan nilai terbaik di kelas, para guru sering kali senang dengan kedua anak rajin seperti mereka. Bahkan mereka sudah dinobatkan sebagai siswa teladan di sekolah.

"Lagipula lo itu wakil ketua kelas, kali-kali harus berguna!" cibir Jeongin mengundang kekehan kecil dari Minju.

"Iya-iya, emangnya tugas gue dikelas nggak se-berguna itu?" kata Minju memegangi sandaran kursi sambil tersenyum kecut.

Minju bergumam panjang, memikirkan sesuatu yang sejak tadi ada dibenaknya. Namun, sempat ia lupakan untuk dibicarakan pada Seungmin dan Jeongin.

"Makasih 'ya kalian udah bantuin gue kemarin. Tapi gara-gara gue juga kalian jadi kena masalah," cicit Minju memandangi sendu wajah babak belur kedua lelaki itu, hatinya gelisah bercampur aduk dengan perasaan tak enak. Dibanding kondisi Jeongin, kondisi Seungmin lah yang lebih parah.

Sepanjang hari, Seungmin mengenakan masker demi menutupi semua luka-luka di wajahnya. Dia menurunkan masker itu sampai ke dagu, matanya yang sedari tadi fokus pada buku sejenak menatap Minju.

Terdengar nafas yang dikeluarkan oleh Seungmin. "Nggak usah nyalahin diri sendiri!"

Jeongin mengangguk setuju. "Iya benar, lagipula harusnya Bowen yang minta maaf sama lo!"

Minju tertawa kecil, senyuman manis yang terlukis di bibirnya seketika membuat kedua lelaki itu terpana. Seungmin cepat-cepat memalingkan mata pada bukunya, menggeleng pelan bersikeras menyelesaikan soal matematika meski pikirannya saling berkecamuk dengan perasaannya.

"Sebagai rasa terimakasih, istirahat kedua nanti gue traktir kalian di kantin sekolah 'ya?" lirih Minju sambil menempelkan kedua tangan, berharap besar kepada mereka agar mau menerima balas budinya.

"Nggak usah!" Seungmin dan Jeongin saling bersitatap, tanpa sadar mereka mengucapkan kalimat sama. Tingkah mereka berdua sontak mengundang gelak tawa Minju, jujur mereka berdua sangat lucu.

"Lho, kenapa kalian nggak mau?" tanya Minju masih dengan tawanya, tetapi berusaha ia hentikan.

Dua kotak makan yang tersimpan di kolong meja segera Jeongin keluarkan. "Soalnya kita bawa bekal dari rumah!"

"Dasar kalian, sekolah nyediain makanan siap santap, tapi kenapa kalian bawa bekal dari rumah." tak habis pikir dengan kedua cowok itu, Minju geleng-geleng kepala.

Seungmin membenahi letak kacamatanya yang melorot tak nyaman. "Mau enek gimana coba? sekolah nyediain menu makanannya itu lagi itu lagi, itupun kalo makanannya enak!"

Mendengar ucapan Seungmin yang blak-blakan itu, Jeongin membelalakkan mata dan menyikut lengannya pelan. Takut jika pengurus sekolah mendengarnya, kuping mereka pasti akan panas.

"Eh tau nggak? ada pasar loak di dekat jembatan hwanghakgyo. Kalian suka koleksi lagu piringan hitam 'kan? gimana kalo gue traktir beli itu di pasar loak nanti sepulang sekolah?" tawar Minju begitu antuasias.

Muñeca ⋮ Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang