______Sudah seminggu sejak terakhir kali kau bertemu dengan Jimin di perpustakaan, dan setelah hari itu kau belum melihatnya lagi.
Kau berharap hari ini kau bisa melihatnya, kau sungguh ingin tahu bagaimana keadaan Jimin. Apakah dia baik-baik saja? Atau apakah dia masih bersama kekasihnya? Bagaimanapun juga kau hanya ingin melihat keadaannya, karena terakhir kali kalian bertemu Jimin tampak stres dan murung.
Kau berjalan ke aula sekolah dan saat itulah kau melihat Jimin. Dia bermain basket bersama temannya dan kau bersyukur karena dia baik-baik saja. Sejenak kau berhenti dan menatapnya. Tanpa sadar, senyum tipis terbentuk di bibirmu ketika kau memperhatikan Jimin yang begitu hebat memasukan bola ke ring.
Kau terus memperhatikan Jimin sampai sesuatu yang mengagetkanmu terjadi. Jimin menatapmu kembali dan tersenyum, dia berlari ke arahmu dan melemparkan bola kepada temannya, meninggalkan lapangan.
"Pergi denganku pulang sekolah." Jimin bergumam dengan nafas yang kacau ketika dia berdiri di hadapanmu.
Kau hanya diam mematung tidak tahu harus menjawab apa, kau terlalu terkejut. Tetapi melihat Jimin yang lelah sepertinya memberi air bukan masalah.
"Minum dulu." Katamu ketika kau mengeluarkan air dari dalam tasmu.
Jimin menatap tanganmu dan tersenyum lembut, kemudian mengambil air itu dan langsung meminumnya.
"Terimakasih." Katanya ketika dia mengusap bibirnya yang basah. Dia memberikan botol air itu kembali padamu, "pergi denganku okay?" Dia bergumam lagi dan kau mengangguk malu. Kau hanya bisa berdoa dalam hati, semoga Jimin tidak melihat pipimu yang bersemu merah.
"Jawab aku? Aku ingin mendengar suaramu!" Jimin tersenyum, menampilkan mata bulan sabitnya yang indah.
Kau membalas senyumannya, "iya! Ayo pergi pulang sekolah." Katamu.
Jimin berlalu pergi di hadapanmu dan kau juga pergi ke kelasmu, mengabaikan tatapan tidak suka dari banyak gadis.
~
Bel berbunyi menandakan waktu kelasmu telah berakhir. Sekarang sudah jam tiga siang dan semua orang perlahan-lahan pergi meninggalkan kelas, kau mengemas semua barang-barang di meja ke tasmu dan berjalan keluar, menunggu Jimin.
Kau tersenyum dan melihat jam di tanganmu, menandakan sudah jam setengah empat siang sekarang.
Kau mengatakan kepada dirimu sendiri bahwa itu tidak apa-apa, mungkin Jimin ada kelas tambahan.
Sekarang sudah jam empat lebih tiga puluh dan Jimin masih belum muncul, kau mungkin harus melihat ke kelasnya pikirmu.
Kau berjalan menunju kelas Jimin dengan perasaan sedikit malu. Sekolah sepi karena kebanyakan orang sudah pulang. Dan kau hanya bisa membungkuk ketika kau bertemu dengan guru dan murid yang lain.
Setelah beberapa menit kau sampai di kelas Jimin, pintu kelasnya sedikit terbuka dan kau memang melihat Jimin duduk di bangku sendirian. Kau akan membuka pintu, tapi ketika kau mendengar suara seorang gadis berbicara kau mengurungkan niatmu. Jantungmu berdetak cepat karena terkejut.
"Kenap kau seperti ini?" Suaranya bergema di seluruh ruang kelas.
Kau berpikir bahwa kau harus pergi tapi kau penasaran ingin mendengar apa yang mereka katakan.
"Apa maksudmu?" Jimin berbicara.
"Kau menghidariku akhir-akhir ini. Karena gadis baru itu, kan?" Gadis itu bergumam dan Jimin menghampirinya.
Dengan cepat kau segera pergi dari sana, tidak ingin melihat apa yang selanjutnya akan Jimin lakukan. Kau merasa jahat, kau merasa bahwa kau lah yang merusak hubungan mereka dan membuat Jimin menghindari gadis itu.
