X

14 2 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________Kau menempatkan tanganmu di dadanya dan perlahan mendorongnya menjauh, kau merasakan dia perlahan melepaskan pelukannya. Saat kau mendongkrak menatap wajahnya, hanya kesedihan, kerinduan dan rasa sakit. Tidak ada park Jimin yang selalu tersenyum seperti biasa.

Tapi kau juga sedih, sedih dengan apa yang kau rasakan saat ini. Kau berjuang untuk melawan perasaanmu dan membangun tembok besar di antara kau dan Jimin.

"Jimin... Aku." Kau mencoba mengumpulkan semua keberanianmu, tapi yang kau lakukan hanya menatap ke bawah, tidak bisa menatapnya sama sekali.

Dia tidak akan menemukan kenyamanan di dalam dirimu, itulah kebenarannya. Meskipun hatimu terluka untuknya. Hatimu sakit melihat apa yang dirasakan di matanya. Betapa terlihat terlukanya dia. Dia tampak rapuh.

Perlahan, kau melihat sosok Taehyung yang datang dari belakang Jimin, dia melambai padamu.

"Sooyoung, apa kita akan pergi sekarang?" Dia tersenyum dan berhenti di sisimu, tidak mempedulikan park Jimin di depanmu.

Kau menatap park Jimin yang menatap Taehyung lalu kemudian menatapmu. "Ya kita akan pergi sekarang." Katamu sebelum kau meraskan tangan Taehyung menggegamu lalu dia menatap Jimin.

Kau berjalan menjauh dengan Taehyung memegang pergelangan tanganmu. Kau tidak mengatakan apa-apa, hanya memenangkan diri dengan apa yang baru saja terjadi.

"Jadi itu park Jimin?" Dia bertanya setelah waktu berlalu begitu lama.

Kau hanya mengangguk, dan tidak mengatakan apa-apa sampai kau pulang.

Keesokan harinya Taehyung menjemputmu ke sekolah, dia berbicara banyak hal tapi kau mengabaikannya. Kemudian ketika kau akan pulang dan duduk di halte bus bersama Taehyung kau melihatnya lagi.

Jimin dengan gadisnya.

Kau menatap Taehyung dan menggigit bibirmu. Taehyung menatapmu lalu kemudian menatap ke ujung jalan dimana Jimin dan kekasihnya berdiri.

"Kau terlihat seperti dia." Taehyung bergumam. "Kau menyukai park Jimin." Dia terus berbicara tanpa menunggu jawabanmu.

Dan kau tidak bisa berbohong padanya, ketika kau merasakan matamu mulai perih. Sesuatu tentang dirimu terasa lucu dan menjengkelkan. Kau sangat ingin menertawakan cintamu yang menyedihkan.

Dan sekarang di ujung jalan kau melihat Jimin memeluk Rose, dan kau membayangkan bagaimana dia memelukmu kemarin membuatmu semakin sedih.

Tapi Taehyung maju dan menghalangi pandanganmu. Matamu menatap ke dadanya saat dia berdiri di depanmu.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu terluka."

Sepontan kau menatap wajahnya. Dia terlihat seperti anak kecil tapi bertingkah seperti pria sejati. Hatimu menghangatkan ketika kau tersenyum padanya, berharap rasa sakitnya pergi.

Kau menatap belakang kepalanya saat dia mengantarkanmu pulang. Apakah Taehyung adalah hadiah dari Tuhan? Apakah dia di berikan oleh takdir? Tidak peduli apapun yang membawanya kepadamu, kamu tetap bersyukur karena dia datang di waktu yang tepat.

Dia ada disana ketika kau jatuh. Dia ada disana ketika kau merasa sakit hati. Dia ada disana ketika kamu sedih, dia tidak pernah mengecewakanmu. Dia tidak pernah gagal membuatmu merasa lebih baik. Dia tidak Pernah gagal membuatmu tersenyum.

Dia berhenti di depan rumahmu dan kau berjalan melewatinya untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi dengan tiba-tiba Taehyung menempelkan catatan tempel berwarna violet di dahimu. Kau menatapnya terkejut dan bingung.

"Berhentilah menjawab panggilannya mulai sekarang dan mulailah menelponku." Dia berkata. "Bye Sooyoung selamat malam."

Kemudian Taehyung berjalan memunggungimu, kau melihat sekilas telinganya memerah. Kau bahkan belum mengatakan apa-apa tapi Taehyung sudah berjalan cepat dan menghilang. Kau menghela nafas dan mengambil kertas tempel di dahimu.

Kau melihat angka-angka yang tertulis di atasnya, kemudian huruf 'T' membuatmu tersenyum. Dia sangat imut.

Kau menggigit bibirmu ketika sampai di rumah. Haruskah kau mengeringnya pesan?

Sooyoung :

Apa kau ingin aku menyimpan no telepnonmu? 'sooyoung'

Kemudian ponselmu segera berbunyi, dan kau merasa gugup.

Taehyung :

Ya, aku juga akan menyimpan nomor ponselmu.

Kemudian pesan lain segera muncul.

Taehyung :

Kau sedang apa? Apa kau memikirkan dia?

Kemudian kau menggigit bibirmu lagi. Dia tidak terdengar seperti Taehyung, Taehyung yang kau kenal selalu terlihat lucu dan menggemaskan, seperti anak kecil. Tapi sekarang, dia terdengar seperti senior bagimu. Dia terdengar dewasa dan bertingkah seperti pria sejati.

Sisi baru seorang Taehyung, ya?

Sooyoung :

Tidak. Aku sedang memikirkan dualitasmu.

Kau terkejut ketika ponselmu berdering dan menunjukkan namanya di layar, kau duduk perlahan dari tempat tidurmu dan menjawabnya.

"Dualitas ya?" Suaranya yang rendah dan dalam membuatmu merinding. "Jelaskan padaku seperti apa itu?"

"Kau bertingkah dewasa sekarang, tidak seperti Taehyung yang aku kenal."

Bayangan polos Taehyung di pikiranmu berubah. Dia bukan lagi Taehyung yang kekanak-kanakan. Dia adalah pelindungmu. Tempat amanmu.

"Apakah melindungi seseorang membuatku terlihat seperti dewasa?" Suaranya terdengar sangat lembut ketika berbicara, seperti dia sedang sangat berhati-hati.

"Kenapa melindungiku?" Katamu, ketika kau berjalan ke depan jendela.

Kau membukanya untuk melihat langit gelap, bintang-bintang berkelip indah. Dan kau menatap bulan yang kehilangan cahaya karena tertutup awan.

"Karena kamu tidak pantas mendapatkan luka, aku harus menjaga malaikatku."

"Malaikat apanya, aku bukan malaikat Taehyung." Kau bergumam dan menatap satu bintang yang bersinar paling terang. Tampak lebih besar dan mempesona.

"Malam ini Langitnya cantik dan ada satu bintang bersinar terang. Buat permohonan Taehyung." Kau bergumam dan tersenyum menyakitkan.

Itu mengingatkanmu pada Jimin. Jimin yang selalu tersenyum cerah dan manis, bahkan hal kecil pun mengingatkanmu padanya.

Kau melihat kembali ke bintang itu dan membisikkan keinginanmu.

Aku berharap dia bahagia.

"Aku berharap kau bahagia." Suara rendahnya datang di ujung telepon.

Kau membeku, bagaimana Taehyung bisa berharap kau bahagia sementara kau berharap untuk orang lain.

Kau merasa seperti belati menusuk jantungmu. Bagaimana dia bisa memikirkanmu? Dan bagaimana kau malah memikirkan orang lain?

Maaf Taehyung.


_____________________________________________________________________


Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang