Him

2.3K 263 38
                                    

Disisi lain,kerajaan megah yang menjulang tinggi. Dengan arsitektur rumit penuh karakteristik di setiap ukiranya,di dominasi dengan warna hitam membuat bangunan tersebut kelihatan sangat menyeramkan. Jika dilihat dari dalam,bangunan ini lebih mirip museum antik zaman dulu,namun seluruh bangunanya disini sangatlah mewah dan elegan.

"Bagaimana?" menatap jendela besar di depanya sambil memutar gelas berisi wine.

"Mereka membawanya ke istana" sosok itu tersenyum smirk,meneguk wine itu hingga tandas.

"Kau boleh pergi" ia menunduk lalu pergi meninggalkan tuanya sendiri.

Sosok itu menatap luar jendela di depanya dengan tatapan serius,"Kali ini aku akan bersabar menunggu waktu yang tepat. Aku tidak mau kejadian lalu terulang lagi,kali ini aku pastikan Vero akan menjadi milikku" tersenyum smirk seraya menatap kosong ke luar jendela.

🖤

🖤

🖤

"Apa rencanamu kali ini,kak?" tanyanya pada sosok yang kali ini sedang melatih kekuatan dalamnya.

Membuka mata lalu berbalik melihat adik perempuanya. "Hanya menunggu waktu yang tepat" jawabnya tenang.

Sang gadis nampak mengerucut tanda tidak senang. "Aku ingin melihatnya! Aku ingin tau,seberapa cantiknya dia sampai kakakku ini sampai cinta mati padanya" sang kakak nampak tertawa pelan.

Mendekat ke arah sang adik,"dia sangat cantik. Dan hatinya sangat baik,lemah lembut dan pengertian. Dia bagaikan bidadari yang turun dari surga,dia sangat sempurna" setelah mengatakan itu,ia tersenyum membayangkan wajah cantik Vero.

"Wah aku semakin tidak sabar untuk melihatnya kak" sang kakak mengelus pucuk rambut kepala adiknya dengan sayang.

"Sabarlah,sebentar lagi kau pasti akan melihatnya."

Tiba-tiba raut wajah sang adik terlihat murung,"ada apa?" ternyata sang kakak menyadarinya.

"Aku merindukan mereka kak,apakah kau berjanji akan membalaskan dendam atas kematian orang tua kita kak?" sang kakak menganguk yakin.

"Ya. Aku berjanji,aku akan membalaskan dendam atas kematian mereka. Tenang saja,Angeline"

🖤

🖤

🖤

🖤

Vero nampaknya sedang sibuk memasak sendirian tanpa bantuan para pelayan,sebelumnya memang Vero menyuruh mereka beristirahat. Sempat menolak,namun Vero bersikeras memerintah mereka untuk istirahat,bagaimanapun juga ia sangat ingin memasak di dapur.

Setiap ia ingin memasak,para suaminya dengan tegas melarang dirinya untuk melakukan itu.
Yang jelas ia sangat bosan berada di kamar setiap hari,tidak bisa bebas beraktifitas seperti dulu sebelum bertemu mereka.

Bahkan jalan-jalan saja harus di kawal oleh beberapa pengawal dan ia risih akan hal itu. Nasib dirinya sekarang ini memang berubah seratus delapan puluh derajat,yang di dunia manusia layaknya butiran debu,di dunia imortal ini ia layaknya seorang putri bangsawan.

Vero tersenyum tipis membayangkan kehidupanya,tidak ada siapa-siapa disisinya kecuali para suaminya yang sangat mencintai dirinya.

"Akh!"

Vero tersadar dari lamunanya ketika jari telunjuknya tergores pisau.

"Ada apa sayang?!!" Vero terkejut dengan teriakan salah satu suaminya.

"Alex..."

"kenapa bisa seperti ini?!" Alex memasukan jari telunjuk Vero kedalam mulutnya,mengemutnya pelan.

7 PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang