→ 「Secret Mission」
'author pov'
"Tidak nek, aku mohon jangan memaksaku." ucap Jinyoung tegas, membuat aktifitas makan malam dimeja besar yang hanya diisi tiga orang itu berhenti sejenak. Pasalnya hanya Jinyoung yang berani meneriaki Neneknya seperti itu.
"Kau mau terus hidup seperti ini?"
"Apa Nenek berniat menjualku?"
Suasana meja makan menjadi lebih panas saat keduanya saling bersahutan.
"Jie," Ujar Jaebum pelan. Mencoba meredam emosi adik tirinya itu.
"Oppa, kalau kau bicara hanya untuk membela keputusan nenek lebih baik diam."
"JINYOUNG!" Neneknya Jinyoung tampak geram, namun Jinyoung justru meletakan peralatan makannya.
"Terima kasih atas makan malamnya, dan selamat malam." ujarnya lalu pergi dari meja makan.
"Dasar anak keras kepala!" Nenek Park mendengus kesal melihat kelakuan cucunya. Ia hanya bisa memijit keningnya yang terasa pusing.
Jaebum menghampiri nenek tirinya itu, memijit bahunya mencoba untuk menenangkan.
"Beri Jie waktu Nek, mungkin masih banyak yang harus ia kerjakan dari pada.... menikah." ujar Jaebum ragu. Berusaha tak menyinggung perasaan neneknya.
"Kamu mau adikmu itu jadi perawan tua?" Jaebum terkekeh mendengar penuturan neneknya. Ia akui memang Jinyoung sangat amat dingin dengan pria, dengannya pun Jinyoung jarang berbicara, atau sekedar untuk menyapa.
Aktifitasnya hanya ke kantor dan ke kamar, makanpun lebih sering diatarkan kekamarnya. Jinyoung benar-benar sosok yang anti sosial, meski dalam pelajaran ia selalu menjadi juara dulunya.
Tak khayal ia bisa sukses mengembangkan perusahaan milik almarhum Ayah kandungnya. Meski kini ayah tirinya, tepatnya ayah dari Jaebum juga sudah meninggal dunia bersama ibunya karena kecelakan 15th yang lalu.
"Apa aku terlalu memanjakannya Jaebum ah?"
"Tidak nek, nenek sudah membesarkan dengan sangat baik. Jie karirnya sukses berkat didikan nenek juga." Jaebum berusaha menyemangati neneknya. Meski ia pun mengakui kalau sikap Jinyoung cukup keterlaluan.
"Kau bahkan lebih manis ketibang dia yang cucu kandungku." Jaebum kembali terkekeh, dan memeluk neneknya itu dari belakang.
"Nenek juga selalu memperlakukanku seperti cucu kandungmu." Nenek Park tersenyum mendengar penuturan Jaebum. Setidaknya sosok Jaebum benar-benar paling bisa meredam emosinya.
"Bagaimana sekolah milikmu, apa berjalan dengan baik?" tanya Nenek Park, Jaebum pun kembali kekursinya, melanjutkan aktifitas makan malamnya
"Baik nek,"
"kenapa kau tidak menyuruh orang lain saja yang mengurusnya. Kau bisa melakukan bisnis lain." Jaebum hanya tersenyum dan menggeleng.
"sekolah itu seperti warisan buatku nek, seperti titipan yang harusku jaga. Lagipula aku sangat senang melihat perkembangan murid-murid yang sekolah disana, sampai mereka lulus. Melihat tawa canda mereka di masa muda bikin semangat tersendiri buatku nek." Jaebum sedikit berbinar menceritakannya.
Membuat nenek Park terpaku memandang Jaebum.
"Apa lebih baik kukirimkan saja Jinyoung kesekolah," entah itu sebuah pertanyaan atau pernyataan dari neneknya, yang jelas membuat Jaebum tersedak.
"Maksudmu Nek?" tanya Jaebum setelah batuknya mereda.
"Bukankan lebih baik dia menikmati masa muda yang ia sia2kan dengan terlalu giat belajar? Biarkan dia menikmati setahun masa2 disekolah lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission [MarkJin]
Fanfiction[18+] [Complete] Jinyoung, seorang wanita berusia 29th dengan karirnya yang sukses dalam berbisnis. Dikirim kembali oleh neneknya kesekolah SMA, lantaran menolak di jodohkan anak dari pengusaha sukses dari hongkong, Wang Jackson Ia menyamar kembali...