25

560 99 18
                                    

Bam terus menyerang lebih dulu menggunakan endless night.
Banyak yg terpukul mundur karena itu.

(Y/n) berada di belakang. Menunggu waktu yg tepat karena satu serangannya saja akan menghancurkan 5 skuadron jika dia niat.

"Memangnya kau bisa menggunakan tombak?"

Bisikan ash terdengar. Dia merasa ragu karena sebelumnya (Y/n) tidak pernah menggunakan tombak.

(Y/n) menyeringai. "Jangan meremehkanku"

"Aish... Iya iya. Ngomong ngomong, kenapa kau tidak menyerang?"

"Tunggu sampai si sharon itu muncul. Dia sepertinya selamat dari seranganku"

Dan tepat setelah itu, sharon muncul. Mengatakan kalau dia akan membunuh viole.

Tepat saat aku ada dibelakangnya dan mendengar semuanya.

Benar benar... Anak itu minta digeplak!

Puk!

Aku menoleh ke belakang. Tersenyum senang setelah kehadiran 2 orang yg ada di belakangku.

Mereka berdua maju. Menghalangi serangan pertama milik sharon.

Dan lagi lagi, aku harus menunggu hingga saat bagiku tiba.

Tapi yg ada, karaka malah menyuruhku mundur.

Di tengah perdebatan kami, aku melihat kallavan dihadapan bam. Dan...... Bau darah yg familiar.

Aku melesat ke arah bam. Menariknya sedikit agar menjauh dari kallavan.

"(Y/n)?"

"Apa yg kau lakukan kallavan?!"

Kallavan tersenyum. "Hmm. Kau memang (Y/n). Padahal dulu kau masih kecil"

"Berisik! Apa yg kau lakukan disini?!"

Tertawa kecil, kallavan menatap bam. Menyerang kenarah bam dengan diam diam.

Untunglah endorsi segera menarik bam.

"Kulihat kau bersama dengan seorang tuan putri. Untuk apa pula kau melindungi bocah itu?"

"Dia adikku!"

"Menarik. Kau juga berada di list ku, tapi biar kau akhiran saja. Tujuanku adalah bocah itu. Dan usaha kalian juga percuma"

"Apa maksudmu?"

"Maksudku, aku akan membunuh bocah itu dan mengatakan kalau perjuangan guru kalian tidak ada artinya. Jika dia membelamu sebelum kematiannya, itu masih wajar. Tapi jika yg dia bela saat itu adalah bocah itu, maka kematiannya sia sia saja"

(Y/n) dan bam tersentak.

"Mati?" (Y/n) berusaha memastikan.

"Ya. Mati"

Bam menggertakkan gigi. Dia menyerang kallavan dengan serangan besar.

"GURUKU TIDAK MUNGKIN MATI!!!"

(Y/n) merentangkan sebelah tangannya. Meberitahu pada bam untuk berhenti.

"(Y/n)!" Protes bam.

"Endorsi. Bawa bam menjauh sedikit"

"Eh?"

"Bawa saja"

Endorsi menurut. Dia menarik bam kebelakang dan menahannya dengan sekuat tenaga.

Bam membrontak. Yuri muncul dan menyuruhnya untuk pergi.
Tapi bam tidak mau. Dia marah besar dan (Y/n) melihat bam menangis.

Sama seperti bam. (Y/n) juga sedih dan ingin menangis.
Jinsung bukanlah guru biasa..dia sudah bagaikan ayah bagi (Y/n).

Our Fate Is Always One {Tower Of God}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang