E05

2.2K 238 2
                                    

Hari terus berlalu, Mew dan Gulf memutuskan untuk tetap bersama dan tidak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan. Walaupun begitu ada sesuatu yang mengganjal di hati Gulf yang mengakibatkan dirinya terus mengalami mimpi buruk.

"Aaaaakkkkk.....huh..hah... Huh...hah..." Gulf teriak dan terbangun dari tidurnya sambil memegang jantungnya dan mengatur nafasnya.

Mew ikut terbangun karena suara teriakan Gulf. Mew melihat Gulf dengan muka yang tampak shyok dan baju yang basah karena keringat.

"Ada apa? Kenapa kau seperti ini hm?" Tanya Mew sambil mengusap keringat di dahi Gulf yang penuh dengan keringat.

"Tidak apa apa, tidurlah kembali!!"

"Katakan ada apa?" Kata Mew sambil memegang pundak Gulf.

"Aku hanya bermimpi buruk."

"Mimpi apa yang membuatmu seperti ini hm?"

"Tidak apa apa Phi, Tidurlah!!"

"Kau juga akan tidur kan?"

"Tidak, aku akan membuat roti karena ada pesanan untuk besok."

"Tapi ini masih jam 3." Kata Mew yang melihat jam di nakas.

"Tidak apa apa, biasanya juga aku terbangun dijam segini."

"Aku tidur lagi ya!! Aku ada rapat nanti pagi."

"Hmm.. tidurlah."

"Gulf..."

"Ada apa Phi?"

"...." Mew hanya diam sambil memberikan isyarat menujuk bibirnya dengan telunjuknya.

Gulf yang mengetahui hal itu lalu mencium bibir Mew dan memaksanya memejamkan matanya dengan cara mengusap wajah Mew.

Cupppp....

"Tidurlah Phi!!!"

"Aku mencintaimu Gulf."

"Hmm.."

"Aku masih belum yakin, apakah aku pantas bersanding denganmu Phi!!" Batin Gulf

Gulf bangun dan langsung ke dapur untuk membuat adonan, saat mencium bau adonan roti Gulf tiba-tiba merasa mual. Gulf lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya namun tak ada satupun yang keluar.

Hoeekkkk.... Hoekkkk... Hoekkkk....

"Ada apa dengan diriku? Kenapa terasa lemas sekali?" Monolog Gulf

Gulf tak bisa melanjutkan membuat lebih banyak roti, dia hanya membuat roti sesuai adonan yang telah dia buat.

"Apakah aku harus istirahat hari ini?" Kata Gulf sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.

Setelah memanggang beberapa roti, Gulf tertidur di dapur dengan meletakkan kepalanya di atas meja. Mew keluar dari kamar dan turun ke bawah, Mew yang melihat Gulf langsung berlari menghampirinya dan mengangkatnya lalu membawanya ke kamar.

"Aku akan segera kembali!! Tidurlah dan jangan kemana-mana!!!" Kata Mew dengan mencium kening Gulf tiga kali dan mencium bibir Gulf sekali.

Cuppp... Cupppp... Cuppp... Cupppp...

3 jam kemudian....

Mew keluar dari mobilnya dengan membawa payung, hujan telah turun sedari pagi saat dia berangkat dan belum reda saat dia kembali pulang. Mew lalu berjalan masuk menuju kamar Gulf, saat masuk ke kamar Mew tak melihat Gulf diatas kasur tapi mendengar suara Gulf dari arah kamar mandi.

Hoeekkk... Hoekkk... Hoekkkk....
Mew lalu berlari menghampiri Gulf dan bertanya pada Gulf "Ada apa denganmu?"

"Ti..tidak tau, dari tadi pagi aku seperti ini."

"Apakah kita perlu ke dokter?"

"Ti..tidak mau. sepertinya aku hanya butuh istirahat."

"Istirahatlah!!"

"Euhmmm..."

"Euhmm Gulf!! Aku lapar."

"Kau ingin kumasakkan?"

"Apa kau juga ingin makan?"

"Euhmmm.."

"Kita pesan saja melalui online, Apa yang sedang ingin kau makan?"

"Takoyaki, Tom Yam, Phad Thai, Khao Phad, dan Som Tam."

"Kau yakin akan memakan itu semua Gulf?"

"Euhhmmm.. aku sangat ingin memakan itu semua."

"Aku akan membelikannya untukmu kalau begitu."

Mew memesankan semuanya untuk Gulf. Mew hanya memperhatikan Gulf makan sambil memakan makanan yang dia pesan.

"Apa kau kenyang dengan makanan yang hanya segitu Phi?"

"Hmmm.."

"Makanlah ini!! Bantu aku memakan semua ini."

"Gulf...tapi.."

"Aku tak mau mendengar alasanmu!! Makanlah!!"

Setelah makan siang itu, Gulf membagikan roti yang telah dia buat tadi ke tetangga rukonya. Gulf tak ingin rotinya terbuang sia-sia. Gulf tak bisa membuka tokonya karena dia sedang sakit saat ini.

"Kau sudah membagikannya?"

"Hmm.."

"Lalu kau mau melakukan apa sekarang?"

"Apalagi kalau tidak tidur Phi. Aku masih merasa lemas."

"Baiklah.. aku akan menemanimu di kamar."

Waktu terus berlalu, hari sudah menjelang malam. Gulf dan Mew sudah terbangun dari tidurnya namun tidak beranjak dari kasurnya. Hujan masih setia turun dan tak kunjung berhenti. Gulf mendekatkan dirinya kepada Mew dan memeluk tubuh Mew dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher milik Mew.

"Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba menjadi manja seperti ini hm?"

"Apakah tidak boleh? Aku akan melepaskanmu!!"

"Jangan!!!"

"Ini sedikit terasa canggung entah aku yang terlalu kaku atau Gulf yang tak bisa mengekspresikan perasaannya?" Batin Mew

Gulf dan Mew tiba-tiba merasa lapar, karena malam semakin larut dan juga hujan tak kunjung berhenti turun mereka memutuskan memasak. Namun saat membuka kulkas, kulkas terlihat kosong karena Gulf belum pergi untuk berbelanja sayuran-sayuran.

"Kita akan makan mie, kau tak apa apa kan?" Tanya Gulf

"Hmm..." Jawab Mew

Gulf akhirnya memasak mie, setelah selesai Gulf menghidangkannya di dua mangkuk besar. Gulf memanggil Mew yang sedaritadi menunggunya memasak di ruang tv.

"Phi Mew!!! Kemarilah!!!"

"Baiklah .."

Mereka berdua akhirnya makan, Mew melihat Gulf makan mie dengan sekali sruput dan kuah-kuah mie yang belepotan di bibir Gulf menambah kesan seksi pada diri Gulf. Mew yang tak dapat menahan hasratnya lalu mencium bibir Gulf, melumatnya dengan lembut. Mew yang mengeluarkan feromonnya saat nafsunya semakin tinggi, membuat Gulf lemah tak berdaya.

"Ehhhmmmm....."

Gulf hanya mengikuti setiap gerakan yang di instruksikan oleh Mew. Mew menyingkirkan dua mangkok itu lalu mengangkat Gulf naik ke meja. Mew lalu membuka baju dan celana Gulf dengan perlahan sambil mencium bibir Gulf lalu turun ke ceruk leher Gulf.

"Ngghhh..."

Mew melebarkan kedua paha Gulf lalu membuka celananya sendiri dengan kasar dan memasukkan miliknya ke tubuh Gulf.

"Aghhhh... Ahhh..."

Mew dan Gulf melakukannya hingga mereka mencapai klimaks bersama-sama.

Second Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang