3 bulan kemudian....
Usia kehamilan Gulf mulai memasuki usia 6 bulan saat ini, Gulf harus banyak makan agar nutrisi dalam tubuhnya tetap terjaga karena dia harus memberi makan dirinya dan juga ke 3 bayi yang berada didalam perutnya. Gulf sekarang sedang duduk sambil menonton tv, Mew datang dan bertanya kepada Gulf.
"Apa yang sedang kau tonton?"
"Drama korea."
Mew menghampiri Gulf dan duduk disamping Gulf. Mew juga membawa beberapa buah yang telah dia kupas dan potong.
"Makan ini!!"
"Hmmm..."
Gulf hanya melirik buah-buahan itu dan melanjutkan lagi kegiatannya menonton drama korea.
"Apa kau sesuka itu pada drama korea?" Tanya Mew sambil memasukkan potong buah satu per satu kedalam mulut Gulf.
"Hm? Ak..aku hanya penasaran saja." Kata Gulf sambil menguyah.
"Penasaran tentang apa?" Kata Mew yang memasukkan lagi potongan buah kedalam mulut Gulf
"Aku penasaran mengapa Mild selalu menontonnya."
"Akhhh... Begitu rupanya."
"Phi.. apa kau tau Mild semakin gencar mengejar sekretarismu itu?"
"Boat?"
"Hmmm... Kurasa sekarang mereka telah berpacaran."
"Lalu kenapa jika mereka berpacaran?"
"Tidak apa apa, aku hanya khawatir."
"Khawatir tentang apa?"
"Khawatir tentang Boat Phi!! Apakah dia bisa menerima sifat Mild yang terkadang kekanakan.."
"Kau tak perlu memikirkannya, kau cukup memikirkan anak-anak kita saja yang masih berada di dalam perutmu."
"Aowhhh...."
"Ada apa?"
"Lihatlah... Mereka sedang bergerak sekarang didalam perutku..."
"Iya.. kau benar." Kata Mew yang terlihat senang melihat bayi-bayinya yang bergerak aktif.
Mew mendekati Gulf dan mencium ceruk leher Gulf, Gulf yang merasa risih lalu menjauhkan tubuhnya dari Mew. Mew yang melihat hal itu mencoba mendekati Gulf kembali.
"Phi!!!..."
"Kita tidak melakukannya selama sebulan."
"Apakah harus hari ini?"
Mew membawa tangan Gulf ke arah juniornya dan berbisik ke telinga Gulf.
"Ini tidak bisa menunggu.."
"Baiklah... Lakukan dengan pelan ya!!!"
"Hmmm....."
Mew membaringkan Gulf di sofa itu, membuka celana Gulf lalu memasukkan miliknya.
"Sssshhhhhh......AGH... AHHH..."
Mew mulai menggerakkan miliknya dengan pelan kemudian dengan tempo cepat.
"Eug ... Euk... Ahh..."
Setelah melakukan itu mereka mandi bersama di dalam bath up, Mew telah menyiapkan semua perlengkapannya.
"Phi... Anak kita ada tiga, ada 2 laki-laki dan 1 perempuan. Kau mau memberikan nama apa kepada mereka semua?"
"Sun, Moon and Star."
"Nama yang bagus.."
"Oiya Gulf, apa kau sudah tak bermimpi buruk lagi?"
"Terkadang masih, tapi tidak terlalu sering."
"Apa kau mau pergi ke psikiater atau psikolog?"
"Ti... Tidak perlu."
"Kau yakin?"
"Aku yakin...."
Setelah selesai mandi, Gulf dan Mew pun tidur sambil berpelukan di kasur.
Beberapa jam kemudian...
Dorrrr (suara tembakan.)
"Akkhhhhhh....."
Gulf memegang dadanya dan merasakan sakit di bagian itu dan segera terbangun dari tidurnya. Gulf bangun dengan keadaan badannya telah basah karena keringat padahal mereka menggunakan AC diruangan itu. Gulf selalu bermimpi buruk, bermimpi dibunuh oleh orang lain seperti caranya membunuh orang lain dulu. Entah mengapa mimpi itu datang dan menghantuinya saat ini. Mew pun ikut terbangun.
"Gulf!! Gulf, ada apa? Kau bermimpi buruk lagi hm?"
"Hiks...Hiks... Phi!!! Aku bermimpi buruk lagi hiks... Hiks..."
"Apa sebenarnya mimpimu ha?"
"Padahal saat dipenjara dulu aku tak pernah bermimpi seperti ini, kenapa Tuhan begitu tidak adil padaku? Hiks... Hiks..."
"Jangan seperti itu!! Tuhan sayang kepadamu!!"
"Aku bermimpi dibunuh oleh seseorang, caranya membunuhku sama dengan caraku membunuh orang lain dulu."
"Sebaiknya kita ke psikolog.."
"Ta.. tapi Phi!!"
"Tidak ada tapi tapian!!"
Keesokan harinya...
Mew sengaja libur hari ini karena Dia ingin menemani Gulf ke psikolog. Sesampainya diruangan itu, seseorang psikolog itu lalu menyapa Gulf dan Mew dengan ramah. Menanyakan bagaimana dan apa yang terjadi. Gulf menceritakan semuanya dengan detail tapi tidak sampai pada identitas orang yang dia bunuh dan juga klien yang memintanya.
"Kau belum memaafkan masa lalumu... Kau harus melepaskan segala penyesalan didalam hidupmu. Untuk melangkah jauh kedepan kau harus memaafkan dirimu yang dulu..."
"...."
" Dan untuk pasangannya... Kau harus mendukung pasanganmu. Kulihat dia sedang hamil.. aku takut itu akan mempengaruhi janinnya.."
Setelah itu, Mew juga mengantarkan Gulf untuk memeriksakan kandungnya ke dokter kandungan. Sesampainya ke dokter kandungan, Mew yang paling antusias paling banyak bertanya tentang anak-anaknya kepada Sang Dokter.
"Bagaimana dok dengan anak-anak saya?"
"Baik.. mereka tumbuh dengan sangat baik."
"Syukurlah..."
"Lihatlah mereka sangat aktif didalam perut."
"Apa jenis kelamin mereka dok?"
"Ada dua jagoan disini, tapi aku tidak mengetahui jenis kelamin yang satunya karena dia selalu bersembunyi. Sepertinya dia sangat malu-malu."
"Seperti Papanya dok, dia juga sangat pemalu." Kata Mew sambil melihat kearah Gulf yang sedang tersenyum melihat gambar anak-anaknya.
"Phi!!!" Kata Gulf sambil mencubit perut Gulf.
"Aowhhh Gulf!!! Sakit!!!"
"Kau pantas menerimanya!!"
Gulf dan Mew keluar dari ruangan itu dan pergi ke apotik untuk mengambil obat.
"Bagaimana kau bisa mengetahui jika anak kita berjenis kelamin laki-laki dan perempuan?"
"Mimpi..."
"Ada dua jagoan tapi kita masih belum tau yang satunya."
"Biar menjadi kejutan untuk kita. Yang terpenting mereka sehat."
"Kau benar."
Gulf dan Mew akhirnya pulang ke rumah mereka dengan keadaan senang. Gulf mencoba mengikuti saran psikolog itu, dia mulai memaafkan masa lalunya dan berjanji untuk menjadikannya sebuah pelajaran dan tak mengulanginya lagi. Gulf kini sudah tak terlalu sering bermimpi buruk lain, dan masih terus berusaha agar menghilangkan mimpi buruk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance (END)
FanfictionTahu yang berwarna putih menyimbolkan pembersihan jiwa dan awal yang baru. Saat seorang kriminal yang telah selesai menerima hukumannya diharapkan mampu memulai kehidupan yang baru. Dengan memakan tahu menyimbolkan kesucian dan juga kepolosan. 25 No...