Limabelas

2 1 0
                                    

     Keluarga adnan kini tengah di sibukkan mempersiapkan acara pertunangan adnan. Sementara adnan tak pernah sekalipun bertemu dengan sosok yang nantinya akan menjadi istrinya.

"Mas , cincin pertunangannya harus juan sendiri yang milih"

"Yaudah kamu panggil dia suruh beli cincin  sama calon tunangannya"

"Iya mas"

Ibu adnan segera bergegas ke kamar adnan, kini mendapati anaknya sedang melamun memandang ke arah luar jendela.

" Adnan, kamu harus beli cincin tunangan sama calon tunangan kamu"
"Aku ngga mau ma' "
Adnan membaringkan tubuhnya ke kasur
"Kamu mau papa kamu marah?kasian sakinah kalau papa kamu nekat ke keluarga sakinah"
Adnan menghela nafas kasar
Dan bangkit dari posisinya
" sana mandi"

Ibu adnan keluar dari kamar.

Usai siap siap, adnan segera melajukan kendaraanya ke rumah calon tunangannya  yang telah di berikan alamatnya.

Sesampainya,
Adnan membunyikan suara bel rumah berukuran besar tersebut

"sampai kapan aku harus terus ikutin maunya papa"(batin adnan) dengan malas menekan bel rumah.

Tak butuh waktu lama akhirnya pintu rumah pun terbuka

"Sakinah????"
Betapa terkejutnya adnan melihat sakinah membuka pintu rumah calon tunangannya.
Alis sakinah mengkerut dan jantungnya kini berpacu tak normal.

Tiba-tiba saja keluar dari dalam rumah sosok calon tunangan adnan.

"Selama ini,kalian pacaran di belakang aku? "
Kaget sakinah bukan main, melihat adnan berada di rumah sahabatnya sendiri mahirah.

Mahirah dan adnan pun sama terkejutnya melihat bahwa mereka ternyata di jodohkan selama ini

"Adnan!  Ternyata calon suami aku itu kamu?? "
"Sakinah!!! Maaf aku ngga tau!! Jangan salah paham, aku ngga tau kalau orang itu ternyata adnan"
Mohon mahirah pada sakinah, yang kini merasakan kekecewaan
"Iya ngga papa sekarang aku udah ngerti
Rasanya di khianati sahabat dan orang yang di cintai. "

Sakinah masuk mengambil tasnya dan segera pergi dari rumah mahirah

Mahirah yang melihat itu segera mengejar sakinah

"Sakinah  jangan salah paham, aku ngga tau kalau itu  adalah adnan!!  Aku ngga  mau ngerusak hubungan kalian"

"Aku udah putus sama adnan sebulan yang lalu dan dia bilang dia suka sama cewek lain dan itu ternyata adalah kamu , jadi ngga ada masalah sekarang,aku ikhlas"

Sakinah pergi meninggalkan mahirah dan adnan yang kini hanya menunduk sedih atas segala kesalahpahaman ini.

"Kamu gimana sih nan?  Seharusnya kamu kejar sakinah sekarang!! "
Kini mahirah berbalik memaki adnan
Yang hanya diam
"Rah'kamu tau alasan aku putusin sakinah?  Aku ngga mau dia dan keluarganya terluka karena keluarga aku"
"Kamu ngga di restuin sama sakinah? "
Tanya mahirah pada adnan yang kini wajahnya tak kuasa menahan kesedihan
"Iya aku ngga di restuin, dan aku harus ikuti semua kemauan papa aku,  sampai aku bisa melangkah sendiri untuk mengejar sakinah kembali"
"Kamu salah nan' langkah yang kamu ambil salah, kamu pikir dengan begini sakinah akan bahagia?  Justru dia akan semakin terluka"
"Terus aku harus gimana?  Setiap hari aku juga frustasi mikirin sakinah"

Kesal mahirah melihat adnan

"Sekarang kamu kejar sakinah,  aku akan bicarain masalah perjodohan ini sama keluarga aku"
"Makasih yah mahirah"
"iya ,cepat kejar sakinah atau kamu yang akan menyesal"

Adnan segera mengendarai mobilnya dan mengejar sakinah

Setelah beberapa menit menyusuri jalan,adnan akhirnya menemukan sakinah, tapi sayangnya telah berada di pelukan juan.

"Kamu kenapa nangis sa' ?"
Tanya juan pada sakinah yang kini memeluknya menangis.
"Ngga ju, aku cuman rindu sama kamu"
"sakinah aku tau kamu bohong"
"Juan aku pengen pulang ke desa sekarang"
"okeoke"

Adnan yang melihat sakinah dan juan pergi, membuatnya menyesali kesalahannya pada sakinah.

"Aku terlalu bodoh buat lepasin kamu sakinah, kamu yang selama ini berjuang untuk aku"

Penyesalan selalu ada di belakang, itulah yang di rasakan adnan saat ini melihat sakinah pergi bersama juan.

Kini juan memarkirkan motornya di tepi danau, mencoba menenangkan sakinah saat ini

"Juan!!!  Aku bodoh!!!  Jatuh cinta sama adnan"
Tangis sakinah pecah di pundak juan

"Sakinah perasaan itu ngga bisa di kendalikan,kamu ingin mencintai dia juga bukan salah kamu,atau bahkan kamu ingin melupakan perasaan kamu itu juga butuh waktu "

"Maafin aku karena selalu datang sama kamu saat aku lagi sedih"

Juan mengusap kepala sakinah lembut dan menatap mata sakinah dalam.

"Justru aku bahagia, karena saat saat sedihmu adalah bersama aku"
Senyum juan pada sakinah,walaupun rasanya sakit di hatinya memuncak melihat sakinah terus terluka.

Mereka menghabiskan waktu sore ini di tepi danau mencoba meredakan segala luka hati selama ini, baik juan maupun sakinah.

"Juan kamu tau?  Satu hal yang membuat aku merasa bersyukur selain kedua orang tua aku di dunia ini? "
"Emang apaan? "
"Kamu"
Senyum sakinah

Kini mata juan menatap mata sakinah secara mendalam,tak ada yang bersuara.

"Andai kamu tau sakinah, aku lebih bersyukur punya kamu di dunia ini"(batin juan)

Mata hitam juan terus menatap mata coklat sakinah lekat

Degg!!!

Sakinah merasakan hal yang berbeda dari sebelumnya, kini sakinah merasa juan melihatnya bukan seperti biasanya, ada yang berbeda dari juan.

"Sakinah? "
Panggil juan melihat sakinah hanya diam memandang juan
"hmm? Iya Juan?"
"kenapa tiba tiba diam sih? "
"Kamu sih ngeliatin aku gitu"
"Hahahha deg deg an kan? "
"Iya sih, dikit"
Jujur sakinah, yang di balas tawa oleh juan
"Mana mungkin kamu suka sama aku sakinah, aku kan cuman sahabat untuk kamu bahkan adnan masih di hati kamu"(batin juan).

Adnan pulang dengan keadaan kacau malam ini. bukannya membeli cincin, adnan malah pulang dengen sebotol minuman keras.

Ayah adnan yang melihat putranya semakin hari semakin gila, memijit kepalanya frustasi

"Ini salah kamu mas"
Tangis ibu adnan melihat kondisi anaknya pulang dalam keadaan mabuk dan berantakan.

"Aku cuman mau yang terbaik untuk adnan, tapi dia yang malah menyiksa dirinya karena gadis sialan itu"

"Kamu yang ngga bisa menghargai perasaan adnan mas, kamu itu terlalu egois jadi ayah,terserah dia mau bersama dengan siapa"

"Kenapa kamu nyalahin aku sih, saat saat seperti ini adnan harus belajar dewasa menerima kenyataan"

Ibu dan ayah adnan bertengkar hebat malam ini, juan yang melihat itu hanya melintas dan masuk ke kamarnya.

"Pokoknya pertunangan adnan dan mahirah akan di laksanakan besok,aku ngga mau anak kita jadi makin gila karena  sakinah itu"
Tegas ayah adnan sebelum akhirnya pergi  dari hadapan ibu adnan.

Di sisi lain ada mahirah yang merasa bersalah pada sakinah dan adnan.

"Aku ngga suka sama tunangan aku itu pa"
"kenapa mahirah?  Memangnya kamu sudah ketemu sama dia? "

Tanya ayah mahirah yang sebenarnya sahabat ayah adnan. Mereka telah berjanji menjodohkan anak mereka.

"iya pa' "
"Ngga bisa mahirah, apa kata keluarga ayah adnan nanti keluarga kita juga, kamu menolak mereka saat semuanya sudah di persiapkan"
"Pa aku mohon"
"Udah, kamu hanya belum mengenal adnan, dia itu anak baik papa sering liat dia"

Mahirah pun sekarang merasa sangat tertekan dengan keadaan ini.

>>>

Yuk simak kelanjutan kisah mereka:)


Aku JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang