Delapanbelas

1 1 0
                                    

      Suara tangisan terus terdengar dari rumah adnan. Selama bertahun tahun ini ayah adnan selalu menangisi kepergian adnan. Dia sudah mencari adnan selama bertahun tahun, tapi tidak kunjung menemukan adnan.

"Maafkan papa nak, adnan!!pulang nak!! "
Rasa rindu dan bersalah selalu saja menyelimuti ayah adnan.
"Kamu yang sabar mas, ini salah kita sebagai orang tua yang tidak bisa menghargai perasaan adnan"

Hanya satu yang ayah adnan inginkan sekarang, yaitu adnan pulang kembali ke rumah dalam keadaan sehat.

  Malam ini,Adnan  dan juan bersantai di depan rumah pak iwan. Sakinah membuat teh dan kopi di dapur, sementara pak iwan menonton tv di ruang tengah.

Kini sakinah membawa 4 gelas berisi kopi dan teh untuk pak iwan,juan dan juga adnan.

"Paman ini kopi nya"
Sakinah meletakkan segelas kopi di hadapan pak iwan.

Baru saja sakinah hendak pergi,tiba tiba saja,
"Sakinah?"
Panggil pak iwan, sakinah pun berbalik
"Iya paman? "
"Duduk dulu di sini nak,"
Sakinah pun duduk di hadapan pak iwan

"Bapak liat kamu sepertinya ada masalah sama juan"
Alis sakinah mengkerut, tak mengerti perkataan paman juan ini.
"Maksudnya gimana yah paman??  Sakinah sama juan selama ini baik baik saja, tidak pernah ada masalah"

Pak iwan terseyum sambil menyeruput kopinya.

"Nak sakinah, sudah berapa tahun kamu bersama dengan juan? "

Sakinah tampak berpikir
"wahh udah lama banget paman,udah dua puluh tahun lebih"
"Kamu mengenal juan? "
"Iyalah paman,semua tentang juan sakinah tau"
Senyum sakinah percaya diri

Pak iwan memandang wajah sakinah lekat

"Sayangnya ada satu yang kamu tidak tau nak, tentang juan selama ini"

Alis sakinah berkerut,  karena bingung dengan perkataan pak iwan.

" Ada satu hal?? "
Sakinah kini berpikir keras

Paman iwan pun tertawa melihat sakinah,yang kini berusaha berpikir

"Dengarkan paman yah, hal itu bukan sesuatu yang akan kamu ketahui dengan cara berfikir keras seperti itu,tapi akan kamu rasakan sendiri nanti"

Sakinah semakin di buat bingung dengan teka teki pak iwan.

"Paman bikin penasaran aja"
"Sudahlah, nanti teh mereka dingin bawakan ke mereka di luar "
"Ohoke paman, sakinah permisi dulu"

Sakinah kini tak berhenti memikirkan perkataan paman iwan.

"Nih teh nya"
Sakinah meletakkan nampan berisi 3 gelas teh milik mereka bertiga.

Merekapun mencicipi teh buatan sakinah.

"hmmm kaya ada manis manisnya gitu! "
Ucap adnan tertawa

"Yaiyalah karena pakai gula bukan pakai pasir "

Ledek sakinah pada adnan, sementara juan terus fokus menikmati teh nya sambil terus memandang ke depan.

Sakinah terus menatap lekat wajah juan yang sangat tenang dan damai,seperti tak pernah menyembunyikan masalah apapun.

"Apa maksud paman iwan adalah ini yah?"
(batin sakinah)
Sambil terus memperhatikan wajah juan, adnan yang melihat itu menghentikan aktifitas minum tehnya dan beralih memandang juan dan sakinah secara bergantian.

"Situasi macam apa ini,kenapa sakinah terus memandangi juan?"(batin adnan mulai khawatir)

Mereka semua diam tak bersuara, hanya mata mereka yang tau apa yang sebenarnya terjadi malam ini.

Aku JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang