6. Les

3.1K 308 23
                                    

Sabtu pagi itu mereka hanya leyeh-leyeh alias rebahan di atas karpet bulu didepan tv, menonton serial kartun yang ada. Haechan duduk anteng di samping Mark yang sedang bermain game online di handphone nya yang tersabung dengan Lucas dan Jeno.

Jam menunjukkan angka delapan sedangkan janji mengajarnya pukul sembilan, "aku akan bersiap-siap dulu." kata Haechan sambil berdiri lalu masuk ke kamar untuk berganti pakaian. Mark tak menjawabnya karena masih fokus dengan game online yang menurutnya sangat susah itu, dia kalah dua kali pagi ini.

Tiba-tiba muncul notif dari instagramnya, sungguh mengganggu.

saerinkim
Mark sunbae
Bisakah kita bertemu hari ini?
Di cafe sebrang sekolah, jam makan siang

Mark hanya membaca dalam hati dan melanjutkan game nya tak peduli dengan pesan perempuan itu.

Haechan datang menghampiri Mark dan memberikan jaket Mark semalam agar dipakai lelaki yang belum mandi itu. Mark menerima jaketnya dan melihat jam yang sekarang menunjukkan pukul delapan lewat tigapuluh menit, waktunya berangkat.
Mereka mengendarai mobil dengan pelan karena ternyata rumah murid Haechan tak terlalu jauh, "kenapa tiba-tiba orang tua muridmu meminta les tambahan?" tanya Mark.

"entahlah, yang penting aku dapat gaji dua kali lipat." jawabnya enteng, Haechan memang tidak tahu kenapa permintaan orang tua muridnya sangat mendadak karena Ia saja baru dikabari pagi ini.

Mark mendengus, dasar mata duitan! Batinnya.

Mereka telah sampai di perumahan elit ibu kota, Haechan mencocokkan alamat tersebut dan benar saja ternyata rumah salah satu muridnya itu sangat mewah. Jelas saja, ia sering melihat bocah itu diantar jemput mobil mahal dan mengenakan seragam sekolah swasta saat les yang pastinya spp bulanannya melebihi uang jajannya dalam setahun.

"aku pergi dulu." pamitnya sambil memasukkan handphone kedalam tas dan menyampirkannya di bahu. "jam berapa kau pulang?" tanya Mark menahan agar Haechan tak keluar dari mobil dulu.

"dua jam lagi mungkin." katanya, "tak usah menjemputku nanti aku akan pulang sendiri." lanjutnya tak mau merepotkan Mark lagi.

"nanti ku jemput." katanya. Haechan senyum karena memang itu keinginannya, agar Mark memaksa menjemputnya. Ia ingin menarik ulur ternyata.

Haechan meninggalkan Mark dan langsung memencet bel yang ada di gerbang, muncul penjaga rumah dan bertanya tujuan Haechan. "aku guru les musiknya Jisung." jawabnya saat ditanya. Penjaga itu mempersilakan Haechan masuk dan mengantarnya ke pintu utama rumah megah tersebut. Bilang saja Haechan norak tetapi rumah tersebut memang sangat keren, seperti rumah Mark si kekasih kaya rayanya.

"permisi." salamnya sambil memencet bel yang dekat dengan pintu tinggi rumah itu. Beberapa detik terdengar suara langkah kaki atau lebih tepatnya suara kaki orang berlari. Pintu terbuka dan ternyata itu adalah Jisung yang ngos-ngosan setelah berlari menuruni tangga, "kau sudah datang hyung?" tanyanya basa basi dan hanya dijawab dengan anggukan dan senyuman manis Haechan.

"silahkan masuk, aku akan mengambil cemilan." katanya melesat pergi, mungkin ke dapur atau entahlah rumah ini terlalu besar untuk mengira-ngira ruangannya.

Haechan tengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri lalu Ia melihat piano warna hitam di sebelah jendela, ia hampiri dan mengelilingi piano tersebut. Sangat indah dan mengkilap, ia dudukkan pantatnya di kursi dan tangannya Ia arahkan keatas piano tersebut. Sepertinya ini piano mahal.

"maaf lama." itu Jisung yang baru saja kembali dengan membawa nampan berisi cokelat panas juga cemilan. Ia letakkan nampan tersebut di atas meja kecil di dekat sana.

"bagaimana pianonya apakah bagus? Ibuku baru membelikan ini kemarin." katanya, bicaranya tak memperlihatkan kalau ia pamer namun sekedar memberitahu saja. Haechan menganggukkan kepala tanda setuju bahwa piano ini sangat bagus.

BOYFRIEND (markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang