DEMI WAKTU

1.1K 71 32
                                    

.
.
.
.

Sambil diputar ya lagunya, menurut aku sih ngena banget. Gak tau kalo kalian.. hihihi...

.
.
.

Awas Typo...

.
.
.
.
.

Bright, pria berparas tampan itu duduk termangu di ruang kerja kantornya. Kilatan petir dan Guntur menyadarkannya dari lamunan panjangnya, mata hazelnya melihat ke luar jendela.  Langit terlihat gelap, curah air yang diturunkan langit cukup deras hingga membuat bumi basah.

Bright menghela nafas berat, pikiranku sedang kacau, hatiku terasa gelisah. Apalagi semenjak malam itu, ketika diriku pulang dalam keadaan mabuk berat. Aku sadar meskipun akal sehat di bawah pengaruh alkohol, malam itu aku sudah meruntuhkan semua kepercayaan dan cintanya padaku. Aku menyentuhnya tapi mulut biadabku menyebutkan nama wanita lain. Aku sadar aku sudah menyakitinya terlalu banyak. Di malam hujan itu aku mendengar tangisnya yang penuh pilu, tangis yang untuk kedua kalinya aku dengar setelah  beberapa tahun terakhir. Tangisan itu sama seperti tangisan Win saat dirinya ditinggal pergi oleh ayahnya, keluarga satu-satunya yang Win miliki.

Selama ini aku bukan tidak tahu, aku hanya berpura-pura tidak tahu jika Win tahu aku tengah bermain api dengan wanita lain. Win tahu aku telah merusak kepercayaannya, Win tahu aku sudah merusak semua impian indahnya dalam pernikahan kami.  Dan aku tahu Win selalu menungguku untuk jujur. Hal yang tidak pernah bisa aku lakukan hingga beberapa bulan ini.

Aku sadar aku sudah sangat jahat padanya, aku sudah mengecewakannya, aku yang merusak janji pernikahan kami.

Tapi..

Aku sudah berusaha untuk mengendalikan hatiku, aku berusaha menyadarkan akal dan hatiku jika aku sudah memilikinya yang sangat sempurna sebagai seorang istri juga seorang ibu yang hebat untuk anak kita. Tapi maafkan aku, aku terlanjur jatuh hati pada sosok yang tidak pernah aku duga. Apa yang bisa kulakukan ketika cinta pertama yang pernah singgah dulu hadir kembali?

Aku sadar aku adalah laki-laki brengs*k yang serakah. Mike dan Gun sudah  sering memperingatkanku, tapi aku yang terlalu serakah dan ingin mencobanya. Hingga akhirnya aku terjebak oleh dosa yang kubuat sendiri.

Tapi, melihatnya terus menangis karena ulahku membuatku sadar dan ketakutan. Seseorang pernah berkata kepadaku, ketika wanita tersakiti oleh pasangannya dan dia hanya menangis, itu berarti dia masih mencoba untuk bertahan tapi ketika tangisnya berubah menjadi sebuah diam atau senyuman itu berarti dia sudah memilih untuk pergi dari sisi pasangannya.

Karena baginya untuk apa mempertahankan ketika pasangannya sudah tidak menginginkannya lagi?

Dan aku bisa melihat perubahan sikap Win setelah malam itu. Dia terlihat lebih diam, bertanya padaku seadanya. Malamku saat itu mulai terasa dingin, Win lebih memilih untuk tidur dikamar Mick. Aku hanya bisa menatap nanar tempat tidur disampingku.

Nyeri ku rasakan dibagian dadaku saat Win mulai mengabaikan keberadaanku. Aku ingin mengajaknya bercengkrama, merangkul bahunya, mengusap kepalanya, mencium keningnya, memeluk tubuhnya yang harum walaupun Win jarang menggunakan parfum.

Apa rasa ini juga yang kau terima Win saat aku mengabaikanmu? Melupakan hari jadi pernikahan kita, melupakan Mick, buah cinta kita, melupakan perasaanmu yang kutahu sangat rapuh.

Aku sangat mengenal dirimu, kau hanya akan diam dan menangis saat kau merasa sedih.

Tapi sudah tiga hari ini kau tersenyum padaku, sikapmu yang diam-diam aku rindukan kau tunjukkan padaku. Aku masih ingat malam kemarin, aku melihatmu tengah bersisir didepan kaca rias kesayanganmu. Aku hanya sesekali berani menatapmu diam-diam. Kau tahu apa yang kurasakan saat itu?

BrightWin Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang