cooking cooking

909 53 14
                                    

Awas Typo

.
.
.
.
.

Bright yang baru selesai bermain futsal melangkah menuju bangku di mana tas miliknya tergeletak dengan yang lain.

Meneguk air yang sebelumnya sudah di siapkan oleh sang pujaan hati. Bright tersenyum cerah ketika mengingat bagaimana manisnya Win saat mengantarkan minuman tadi sebelum pulang.

Ya, Win tidak bisa menemaninya bermain karena dia bilang harus melakukan sesuatu. Disaat dirinya masih melamunkan sang kekasih, ponselnya berbunyi. Panjang umur baru saja di pikirkan orangnya sudah mengirimkan pesan.


Setelah selesai berkirim pesan dengan kekasihnya. Bright lantas membereskan barang miliknya.

" Mau kemana bri?" Tanya Mike yang baru saja duduk di sampingnya. Memperhatikan sahabatnya yang terlihat buru-buru itu.

" Ke rumah Win. Salam buat yang lain ya, sorry ngumpulnya skip dulu." Bright berucap sambil menepuk bahu Mike dan setelahnya pergi meninggalkan lapangan. Dia tidak boleh telat datang ke kediaman kekasihnya.

.
.
.

Tepat pukul 4 sore Bright sudah berdiri di depan pintu utama rumah kekasihnya yang terbilang cukup besar itu.

Tapi wajahnya yang biasanya terlihat sumringah jika akan bertemu sang kekasih kini terlihat masam. Bagaimana tidak? Karena bukan hanya dirinya tapi dia bersama tiga pria yang terang-terangan menyukai kekasihnya itu.

Joss terlihat bersemangat dengan sebucket bunga mawar di tangannya. Luke yang juga tidak kalah semangat dengan sekotak coklat.  Dan Thanat pun tidak mau kalah dari dua orang di dekatnya, dia terlihat Memamerkan dua tiket konser girlband kesukaan Win.

Ceklek

Suara pintu utama dibuka, ke empat pria yang sejak tadi menunggu pun di sambut senyum manis dari pria bergigi kelinci yang terlihat semakin menggemaskan dengan apron biru dengan gambar kelinci yang terpasang di tubuhnya.

" Silahkan masuk semuanya.." sambut Win dengan suka cita. Ke empat pria yang memiliki paras tampan itu pun masuk.

" Sayang.." Bright berjalan mendekat dan merangkul pinggang kekasihnya tanpa ragu.

Cup

Satu kecupan dia daratkan di pipi putih Win, membuat sang empunya langsung merona merah karena malu. Bright selalu suka dengan respon yang selalu Win berikan atas setiap tindakannya. Tapi tidak dengan pria lain yang mengalihkan perhatian ke arah lain dengan wajah jengah.

" Kalian bawa apa?" Tanya Win dengan kening berkerut ketika melihat ke tiga tamu undangannya membawa sesuatu di tangan masing-masing.

Seperti biasa, semuanya antri memberikan hadiah untuk Win tak lupa kata-kata manis yang di ucapkan untuknya.

" Hmm, terimakasih hadiahnya. Tapi sebenarnya kalian tidak perlu repot membawakan hadiah untukku. Karena aku juga sedang tidak ulang tahun.." ujar Win dengan senyum tak nyaman.

" Tapi Win tetap terima ya" lanjutnya yang langsung di jawab anggukkan semangat dari ketiganya.

" Hm Win, konsernya dua Minggu lagi. Nanti aku jemput ya.." Thanat berkata dengan senyum canggung. Win tersenyum lebar. Melihat gelagat sang kekasih membuat Bright panik .

" Eh eh.. apaan, nggak ya, Win nggak bakal pergi ke konser bareng Lo ya Nat." Sanggah Bright. Win mengerucutkan bibirnya kesal.

" Ih mas kenapa sih, masa Win pergi sendiri? Nggak !! Win mau pergi sama ka Thanat." Ujar Win seraya menghentakkan kakinya.

BrightWin Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang